8/04/15, 07:10 WIB
JAKARTA – Inspektur
Jenderal (Irjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Haryono Umar menuturkan, potensi kecurangan ujian nasional (unas) tahun
ini diprediksi bakal turun. Salah satu penyebab utamanya adalah
kebijakan unas yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan.
Meski begitu, mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu
mengatakan, fungsi itjen sebagai pengawas internal dalam pengawasan unas
tetap dijalankan. ’’Secara sampling kami akan turunkan pengawas langsung di daerah-daerah,’’ jelas dia di Jakarta, Selasa (7/4).
Bentuk pengawasan lainnya, itjen akan membuka call center
pengaduan unas. Dalam waktu dekat, layanan pengaduan tersebut dibuka
secara resmi dan bisa diakses semua pihak. Masyarakat yang menemukan
peredaran kebocoran soal ujian ataupun jual beli kunci jawaban
diharapkan aktif melaporkan. Dengan demikian, tim itjen bisa menelusuri
kebenaran dua gangguan itu.
Menurut Haryono, kebijakan unas tak lagi menjadi penentu kelulusan
harus mendapat perhatian serius dari masyarakat, khususnya siswa dan
orang tua. Dia berharap tidak ada lagi yang mencari-cari kunci jawaban
atau bocoran soal unas. ’’Kami berharap unas tahun ini lebih klirdan
dikerjakan apa adanya,’’ jelas dia.
Haryono kemudian mengevaluasi kegiatan percetakan naskah unas. Dia
menuturkan, sistem baru yang dijalankan saat ini mempermudah pengelolaan
percetakan naskah unas. Sistem baru itu adalah Kemendikbud memberikan
kewenangan tender percetakan naskah unas kepada pemerintah daerah.
’’Pemda jadi ikut noto-noto (menata, Red) pelaksanaan unas,
khususnya tender percetakan. Jadi, tidak semua dibebankan ke
Kemendikbud,’’ tandasnya. Haryono menuturkan, pemda hanya dipasrahi
untuk membuka lelang, sedangkan anggarannya tetap menggunakan uang
Kemendikbud.
Sistem baru itu akan dievaluasi dan akan dipertahankan dalam
pengadaan naskah unas tahun depan jika terbukti baik. Pelaksanaan unas
yang kurang sepekan lagi dia harapkan berjalan lancar. Pendistribusian
naskah unas dari provinsi ke kabupaten/kota yang berjalan saat ini
diharapkan tepat waktu.
Unas jenjang SMA sederajat akan dilaksanakan pada Senin sampai Rabu,
13–15 April. Total peserta ujian tahunan ini sebanyak 1,6 juta siswa
untuk SMA dan 1,1 juta siswa untuk SMK. Jika digabung dengan jenjang
SMP, peserta unas mencapai 7,3 juta siswa. Jawa Barat menjadi provinsi
dengan peserta unas terbanyak, yakni 1,2 juta siswa lebih. Sedangkan
Kalimantan Utara menjadi provinsi paling sedikit dengan jumlah peserta
19 ribuan siswa. (wan/c10/end)
0 komentar:
Posting Komentar