Jumat, 05 Desember 2014

TERJEMAH KITAB JURUMIYAH

BAB KALAM

ِ
1.    الْكلام     ا للَّفْظُ  اْلمُرَ کَّبُ الْمفِيدُ باِلْوَضْع
Kalam diartikan dalam bahasa Indonesia : “ungkapan kata-kata (kalimat), dalam definisi: Lafadz yang disusun yang memberi faedah lagi disengaja.

ﺍﺍﻠﺻﻮﺖﺍﻠﻤﺷﺗﻣﻞﻋﻟﻰﺑﻌﺾﺍﻠﺣﺭﺭﻮﻑﺍﻠﻫﺟﺎﺋﻳﺔ.ﻧﺣﻮ=ﺣﻀﺭﺍﻟﻌﺎﺋﺐ     ﻠﻔﻅ
2.    Lafadz adalah suara yang mengandung atas sebagian dari huruf  hijaiyah,
  Contoh ( اَلغَائِبُ حَضَرَ ) = telah hadir orang yang ghaib (jauh)

Huruf hijaiyah adalah mulai dari alif sampai ya (ﻱ –ﺍ )
 ﺍﻠﻤﺮﮐﺐﻤﺎﺗﺭﮐﺐﻣﻥﮐﻠﻤﺘﻴﻥﻓﺄﮐﺘﺮﻧﺣﻮﺃﻓﺛﻲﺍﻠﺴﻼﻢ

3.   Murakab adalah kata-kata yang disusun dari dua kata atau lebih banyak (susunan   kata demi kata ) contoh ( أَفْش اَلسَلاَمَ ِ)
      dari lafadz ( أَفْشِ ) dan lafadz ( اَلسَلاَمَ )
     Yang disusun dari tiga kalimat. Contoh ( رَجُلاً عَشَرَ أَحَدَ مَعَ جَلَسْتُ) = Saya
duduk beserta sebelas orang laki-laki. Ini disususun dari lafadz ( جَلَسْ ) dan ( تُ ) dan
  ( مَعَ ) dan ( أَحَدَ ) dan ( عَسَرَ ) dan ( رَجُلاً )
اَلْمُفِيدُ    ماَأَفادَ فاَئِدَ ةً يَحْسُنُ السُّکُوْتُ مِنَ اْلُتکَلِّمِ وَ السَّا مِعِ عَلَيْهَا  ٠ نَحْوُ ۰ ׃ اَلْعِلْمُ نَافِعٌ

4.  Mufid adalah perkataan yang memberi faedah dengan sebenar-benar faedah yang lebih baik diam dari orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan pembicaraan itu (tidak menimbulkan pembicaraan atau pertanyaan lagi).
Contoh ( ﺍﻠﻌﻠﻢﻧﺎﻔﻊ ) = ilmu itu bermanfaat.

ﺍﻠﻮﺿﻊﻮﺿﻊﺍﻠﻌﺮﺑﻴﺔﻧﺣﻮﺴﻓﺭﺍﻠﻓﺭﺲ
5.  Wadha’ artinya menyengaja dengan bahasa arab. Contoh ( ﺴﻓﺭﺍﻠﻔﺭﺲ )= Telah berjalan

kuda. Yang dimaksud menyengaja memakai lafadz ( ﺍﻠﻔﺭﺲ ) yang

di dalam bahasa Arab yang bermakna kuda.
Pembagian kalam
Kalam terbagi kepada tiga = Isim, fi’il, dan huruf
I,   Isim atau kata benda → ( nomina/ nominal )
     Tanda ( ciri-ciri ) isim ada delapan 8 :
   
a.1. Khofad ( ﺨﻔﺾ )
ﺍﻠﺧﻔﺾﺍﻠﮑﺳﺮﺓﺍﻠﺘﻰﺗﺣﺪﺚﻋﻧﺪﺪﺧﻮﻞﻋﺎﻤﻞﺍﻠﺧﻔﺾ

    Khofad adalah : kasrah yang muncul ketika masuk amil ( yang bekerja ) mengkhofadkan.
Kashroh adalah baris di bawah.
Penganti dari kasroh ada 2:
1. Ya ( ﻲ )
2. Fatah ( ﻓﺗﺢ )
Amil yang menkhofadkan ada 2:
1. Huruf. Yaitu huruf jar ada sembilan 9: (ﺮُﺐﱞ _ ﻔﻰ _ ﻋﻠﻰ _ ﻋﻦْ _ ﺍِﻠﻰ _ ﻤﻦْ _ ﺍَﻠﻶﻢُ _ ﺍَﻠﮎﺎﻑُ _ ﺍَﻠﺒﺎﺀُ_ )

Contoh : ( ﻤﻦَﺍﻠﺒﺼﺮَﺓِﺍِﻠﻰﺍْﻠﮎَﻮْﻔﺔِ )
2. Isim yaitu mengidhofatkan mudhof kepada mudhofun ilaih.
Contoh: ( ﺒﻴﺖُﷲِ ) = Rumah allah ( ﺒﻴﺖُ ) mudof menjarkan ( ﺍﷲِ ) dalam bahasa Indonesia disebut kata majemuk.

a.2 Tanwin (ﺗﻧﻮﻳﻦ)
ﺍَﻠﺗﻧﻮِﻳﻦُﻧﻮْﻦٌﺴﺎﻜﻧﺔٌﺗﻠﺣﻖُﺍﻻَْﺨﺭَﺘﺛﺒﺖُﻮَﺻﻼًﻮَﺘﺣﺬﻒْﺨﻄﺎًّﻮَﻮَﻘﻔﺎ
Tanwin adalah nun yang sakin yang menghubungi akhir kalimat ditetapkan ketika bersambung dan dihazafkan pada tulisan dan ketika waqaf (baris dua ).contoh :
( ﺒﺎﻤﺮﺃﺓ ﻤﺮَﺮْﺖ _    ﺍِﺸﺗﺮَﻳﺖُﺘﻤﺮًﺍ    _ﺪَﺨﻞَﻤﺣﻤﻮﺪ)

a.3 Alif dan lam ( ﺃﻞ )
Contoh: (ﺃﻠﻐﻼَﻢُ _ ﺃَﻠﻜﻌﺒﺔُ )
a.4 Huruf Qosam ( huruf yang dipakai untuk sumpah ) Yaitu (ﺃَﻠﺒﺎﺀُ , ﻮَﺃُﻮَ )
     waw, ba, ta, contoh (ﺗﺎﷲُ _ ﺒﺎﺍﷲُ _ ﻮَﺍﷲِ ) = Demi Allah
a.5 Huruf jar. Telah berlalu pada nomor satu
a.6 Musnad yaitu : a. Menyandarkan fi’il pada fa’il, contoh: ( ﺪَﺨﻞَﺍْﻻُﺴﺗﺎﺬُ ) =
Telah masuk Ustaz.
               b. Menyandarkan Khabar pada Mubtada. Contoh:
( ﺍَﻠْﺨﺎﻫﻞُﻔﺎﻗﺮٌ )
= Orang yang bodoh miskin.
a.7 Idhofat ( telah terdahulu pada nomor satu bagian dua )

a.8 Munada ( panggilan ) dengan memasukkan huruf nida yaitu ( ﻮﺍ _ ﻴﺎ ) contoh:
     ( ﻴﺎﻏﻼَﻢَﻋﺎﻣﻲْ ) = Wahai anak pamanku dan ( ﻴﺎﺒﻥَﺃُﻣﻲْ ) = Wahai anak ibuku.

B. Fi’il (kata kerja) → verba / (verbal)
      Fi’il terbagi 3 :

1. Fi’il Madhi yaitu (ﻤﺎﻴﺪُﻞﱞﻋﻟﻰﺤﺪُﺚِﺸﻲْﺀٍﻤﺾَﻘﺒﻞَﺰَﻤﻦِﺍﻠﺗﻜﻠﻢِ : ﺍَﻠﻤﺎﺾِ ) =  Kata kerja untuk masa yang telah lewat
      Fi’il Madhi yaitu fi’il yang menunjukan artinya pekerjaan yang telah berlalu sebelum waktu pembicaraan. Contoh (ﻘﺮَﺃَ)  = telah membaca.

Pekerjaan membaca telah berlalu sebelum mengatakannya.
Tanda tanda ( Ciri-ciri ) Fi’il Madhi :

Fi’il Madhi yaitu bisa menerima ta taknis yang sakin atau “ ta
 ( ﺗﺎﺀﺍﻠﺘﺎﻧﻳﺚﺍﻠﺴﺎﮐﻧﺔ )

 yang mati “, contoh (ﺖْ ﻘﺮَﺃ  ) = telah membaca perempuan .

Hukum Fi’il Madhi dibina atas fatah selama tidak berhubungan dengan waw jamak dan dhamir rofa’ yang berharkat. Contoh (ﻀﺮَﺐَ _ ﻀﺮَﺒﺖْ ). Kalau sdah dihubungi waw jamak hukumnya dibina atas dhommah contoh (ﺍ ﻀﺮَﺒوْ ). Dan kalau sudah di hubungi dhomir rofa ‘ yang berharkat hukumnya dibina atas sukun. Contoh : (ﻀﺮَﺒﺖُ ﻀﺮَﺒﻧﺎ _ )

Fi’il madhi terbagi kepada dua :
        1) Fi’il madhi bina bagi fa’il ( kalimat aktif ) memakai awalan me, contoh
(ﻔﺗﺢَ )= Telah membuka  
        2) Fi’il madhi bina bagi maf’ul ( kalimat pasif ) memakai awalan di, contoh :
(ﻔﺗﺢَ )=  Telah dibuka
        3) Fi’il Mudhorii yaitu : (ﺒﻌﺪَﻩُﺍَﻠﻤﻀﺎﺮِﻉُﻤﺎﻴﺪُﻞﱞﻋﻠﻰﺤﺪَﺚِﺸﻲْﺀٍﻔﻰﺰَﻤﻦِﺍﻠﺘﻜﻠﻢِﺍَﻭ )
    ( kata kerja untuk waktu – waktu sekarang / yang akan datang ).
Fi’il mudhari’ yaitu fi’il yang menunjukan kejadian sesuatu pada waktu berbicara atau sesudahnya.


Tanda (ciri-ciri) fi’il mudhari’ mau menerima (ﻠﻢ) contoh:
(ﻠﻢْﻴﻀﺮِﺐْ) dan untuk menunjukan makna yang akan datang dengan memasukan ( _ ﺃَﻦْ _ ﺇِﻦْ _ ﺲ _ ﺴﻭْﻒَ _ ﻠﻦْ ).
Dan wajib didahului oleh salah satu huruf mudhoro’ah yaitu (ﺃَﻨﻴﺕُ)
(ﺕ _ ﻱ_ﻦ_ﺃ)
Dan bisa dimasuki ( ﻘﺪْ) ini pun berlaku pada fi’il madhi.
Hukum fi’il mudhori’ adalah di Irabkan dengan rofa’ selama belum masuk huruf nasab dan huruf jazam. Contoh (يَجْلِسَ). Kalau sudah masuk huruf nasab hukumnya berubah menjadi mansub. Contoh (يَجْلِسَ لَنْ ). Kalau sudah masuk huruf jazam hukumnya berubah menjadi majzum. Contoh (يَجْلِسْ لَمْ ).
Huruf yang menasbakan ada 10: (ﻻَﻢُ _ ﻻَﻢُﻜﻰْ _ ﻜﻰ _ ﺍِﻨَﻦْ _ ﻠﻦْ _ ﺠﻭَﺍﺐُﺑﺄَﻭﺃَﻦْ _ ﺑﺎﻠﻭَﺍﻭِ ﺠﻭَﺍﺐُ _ ﺤﺘﻰ _ ﺍﻠﺠﺤﺪِ )
Huruf yang sepuluh ini terbagi kepada dua bagian yaitu:
1.      Menasbakan fi’il mudhori’ dengan dirinya sendiri.
2.      Menasbakan fi’il mudhori’ dengan (ﺍَﻦْ) yang ddhamarkan (disembunyikan).
1.1.  Yang menasbakan dengan dirinya ada 4, yaitu :
a. (ﺃَﻦْ    ) dinamakan dia huruf nasab karena dia menasakan fi’il mudhari contoh: ﺃَﻦْﺘﻀﺮﺐَ
     (ﺃَﻦْ    )  dinamakan huruf masdar karena dia menghancur kalimat yang sesudahnya jadi masdar, contoh:  َﺍﻥﺘﺿﺮﺐ ﻴﻌﺠﺒﻧي  menjadi ﻳﻌﺠﺒﻧﻰﻀﺮْﺒﻚَ
     (ﺃَﻦْ    ) dinamakan huruf istiqbal karena dia mengkhususkan makana fi’il mudhari’ untuk masa yang akan datang. Contoh (ﻳﻜﻮْﻦَ ﺍَﻦْ) artinya bahwa akan ada.
b. (ﻟﻥْ    ) dinamakan huruf nasab sebagaimana yang terdahulu
     (ﻟﻥْ    ) dinamakan huruf nafi (ﻧﺎﻔﻰ) karena dia menafikan (menidakkan) ma’na fi’il mudhari.  
  ( ﻟﻦْ ) dinamakan huruf istiqbal sebagaimana yang terdahulu contoh
(ﻳﺘﻜﻟﻡَ ﻟﻦْ )
Artinya tidak akan pernah bicara dia. ( dia tidak akan pernah bicara )
c.( ﺇِذﻦْ ) dinamakan huruf nasab sebagaimana yang terdahulu.
   ( ﺇِذﻦْ ) dinamakan huruf jawab atau jazak karena dia berfungsi sebagai jawab dan karena bahwa sesungguhnya sesuatu yang setelahnya izan balaran
   (jawab) bagi orang sebelumnya (izan)
Contoh :   ( ﺍﻟﺒﺣﺪَﺤﺘﻰﺗﻠﻌﻖَﺍﻟﺼﺒﺭَِﺇﺬَﻦْﺘﺒﻟﻎَﺍﻟﻘﺼﺪَ ﺘﺒﻟﻎَ    ﻟﻦْ)
    Artinya : kamu tidak akan mencapai kemuliaan hingga kamu mencicipi
    Kepahitan kalau begitu kamu akan sampai pada tujuan.
     Contoh yang lain : ( ﺍِﺬَﻦْﺍُﻜﺭِﻤﻙَ ) pada jawaban (ﺍَﺰُﻮْﺭُﻏﺭًﺍ)
d. ( ﻜﻰ ) dinamakan huruf nasab sebagaimana yang terdahulu
      ( ﻜﻰ ) dinamakan huruf masdhar sebagaimana yang terdahulu.
    Contoh : (ﺘﺄْﺴﻮْﺍﻤﺎﻔﺎﺗﻜﻢْ ﻟﻜﻳﻼَ )
    Artinya : agar kamu tidak sedih terhadap apa yang sudah hilang dari kamu.
2.1 Yang menasobkan dengan (ﺃَﻦْ ) yang diidhramkan terbagi pada dua :
   
    1. Harus mengidhmarkan (ﺃَﻦْ ) dan menuliskan (ﺃَﻦْ ) sesudah lam ta’lil
( ﻻَﻢُﺍﻟﺗﻌﻟﻳﻞِ  /  ﻻَﻢُﻜﻲْ  )
   
    Contoh : (ﺣﺿﺭْﺖُِﻻَﺴﻤﻊَ) dengan membunyikan (ﺃَﻦْ )  dan boleh juga  ( ﺣﺿﺭْﺖُِﻻَﻦْﺍﺴﻤﻊَ ) dengan menuliskan (ﺃَﻦْ ) 
   
    2. Wajib mengidhmarkan (ﺃَﻦْ ) ini ada lima (5) :

       a. Sesudah lam juhud ( ﻻَﻢُﺍْﻠﺠﺣﺪِ )
Yaitu kalimat yang didahului oleh (ﻜﺎﻦَ ) atau (ﻳﻜُﻮْﻦُ ) yang menafi (    yang dinafikan karena dengan ma (ﻣﺎ ) dan dinafikan (ﻳﻠﻮْ ) oleh lam
( ﻠﻢْ )
(ada ma’na menidakan) contoh :
( ﻤﺎﻜﻧﺖُِﻻُﺨﻠِﻒَﺍﻠﻮَﻋﺪَﻮَﻠﻢْﺗﻜﻥْﻠﺗﻧﻗﺾَﺍﻠﻌﻬﺪَ )
ﻭَﻤﺎﻜﺎﻦَﺍﷲُﻠﻳﻌﺬﱢﺒﻬﻢْﻮَﻠﻢْﻳﻜﻦِﺍﷲُﻠﻳﻐﻔﺭَﻠﻬﻢ                       
Artinya : Aku tidak akan menyalahi janji dan engkau tidak akan merusak janji.
( ِﻻُﺨﻠﻒَ ) asalnya (ﻻَﻥْﺍُﺨﻠﻒَ ) , (ﻟﺗﻧﻗﺾَ) asalnya (ِﻻَﻥْﺗﻧﻗﺾ َ)    
b. Sesudah ( ﺃﻮْ  ) yang berarti (ﺇِﻠﻰ  ) hingga atau yang berarti (ﺍِﻻﱠ )    kecuali.
Contoh: ( ﺃَﻮْ ) dengan ma’na  (ﺇِﻠَﻰ  ) hingga
(َﻻَﺴﺗﺴﻬﻠﻥﱠﺍﻠﺼﻌﺐَﺍَﻮْﺃُﺪْﺮِﻙَﺍْﻠﻤﻧﻰ    )
Artinya : Sesungguhnya akan aku anggap mudah segala kesukitan hingga aku mencapai cita-cita.
Contoh : ( ﺃَﻮْ ) dengan makna (ﺇِﻠﻰ  )  kecuali.
(ﺃَﻻَُﻜﺎَﻔﺋﻧﻪُﺃَﻮْﻴﻬﻤﻞَ)
Artinya : Sesungguhnya akan kuberikan dia kecuali kalau kurang memperhatikannya.
 (ﺃَﻮْﻴﻬﻤﻞَ  ) asalnya (ﺃَﻮْﺃَﻥْﻴﻬﻤﻞُ )
c. Sesudah ( ﺤﺘﻰ ) yang dengan arti (ﺇِﻠﻰ  ) atau ( ﻻَﻢُﺍﻠﺗﻌﻠﻴﻞِ ) (lam dengan arti  karena )
    Contoh: ( ﺤﺘﻰ ) dengan arti  (ﺇِﻠﻰ  ) hingga.
    ( ﮐﻠﻮﺍﻮﺸﺭﺒﻭﺍﺤﺗﻰﻴﺘﺒﻴﻦﻠﮐﻢﺍﻠﺨﻴﻂﺍﻻﺒﻴﺾﻤﻥﺍﻠﺨﻴﻂﺍﻻﺴﻮﺪ )
Artinya : Makanlah dan minumlah kamu hingga jelas bagi kamu benang putih dari benang hitam.
    ( ﺤﺘﻰﻴﺘﺒﻴﻥَ ) asalnya ( ﻴﺘﺒﻴﻥَ ﺃَﻥْ ﺤﺘﻰ )
Contoh: ( ﺤﺘﻰ ) dengan arti (ﺍﻠﺘﻌﻠﻴﻞِ ﻻَﻢُ ) supaya.
( ﺘﻧﺠﻮَ ﺤﺘﻰ ﻮَﺍﺤﺘﺮِﺲْ )
Artinya : Berjaga – jagalah supaya kamu selamat.
(ﺘﻧﺠﻮَ ﺤﺘﻰ ) asalnya (ﺘﻧﺠﻮَ  ﺃَﻥْ ﺤﺘﻰ )
d. Sesudah ( ﺴﺑﺑﻴﺔِ ﻔﺎﺀُ ) ( fasababiyah fa dengan arti sebab ) yang didahului   oleh nafi (yang menidakkan), atau didahului oleh  (ﻄﻟﺐْ ) tuntunan.
Contoh fasababiyah yang didahului oleh nafi :
( ﻔﻴﺠﺪﱠ ﻴﺠﺪﱠ    ﻠﻢْ )
Artinya : dia belum mendapati sebab akan mendapat dia.
(    ﻔﻴﺠﺪﱠ ) asalnya ( ﻴﺠﺪﱠ ﻔﺎَﻥْ )
 (ﻄﻟﺐْ ) ( tuntunan ) mencakupi :
1. Amar ( perintah ) ( ﻤﺭُ ﻻَ ﺍَ )
2. Nahi ( larangan ) ( ﻧﻫﻰ )
3. Irid ( anjuran ) ( ﺍَﻠﻌﺭْﺾُ )
4. Tahdid ( dorongan ) ( ﺍَﻟﺘﺤﺪِﻴﺪُ )
5. Tamany ( Angan – angan ) ( ﺍَﻟﺘﱠﻤﻨﻰ )
6. Taraji (harapan ) ( ﺠﻰ ﺍَﻟﺘﺮ )
7. Istifham ( pertanyaan ) ( ﻢَ ﺍِﺴﺘﻔﻬﺎ )       
 Contoh Amar ( ﺪُﻮﺍ ﻔﺘﺴﻮْ ﺪُﻮﺍ ﺠﻮْ ) asalnya ( ﺪُﻮﺍ ﺘﺴﻮ ﻔﺎَﻦْ )
 Artinya : Dermawan maka karenanya kamu akan jadi ikutan
 Contoh Nahi ( ﻻَﺘﺪﻥُﻤﻦَﺍﻻَﺴﺪِﻔﺘﺴﻠﻢ ) asalnya ( ﺘﺴﻟﻢ ﻔﺎﻥ )
 Artinya : Janganlah kamu dekati srigala maka karenanya kamu selamat.
 Contoh Irid ( ﺃَﻻَﺘﺤﻞﱡﺒﻧﺎﺪَﻴﻧﺎﻔﺘﻜﺮَﻢَ ) asalnya ( ﻔﺎَﻥْﺘﻜﺮَﻢَ )
 Artinya : Sebaiknya kamu bayar hutang pada kami maka karenanya kamu akan        dihormati.
 Contoh tahdid ( ﻫﻼَﻜﺗﺒﺘِﻻَﺨﻳﻚَﻔﻳﺤﺿﺭَ ) asalnya ( ﻔﺎَﻥْﻴﺤﺿﺭَ )
Artinya : Cobalah kamu berkirim surat pada saudaramu maka karena akan datang dia
Contoh Tamany ( ﻠﻳﺖَﺍﻠﻜَﻭَﺍﻜﺐَﺗﺪﻨﻭْﻠﻰﻔﺎُﻨﻅﻤﻬﺎ ) asalnya ( ﻔﺎَﻥْﺃُﻨﻅﻤﻬﺎ )
 Artinya : Wahai kiranya bintang – bintang itu dekat pada ku maka aku akan       menyusunnya
  Contoh Taraji (ﺐَﺍﻠﺴﻤﻭَﺍﺖِﻓﺎُﻄﻟﻊَ ﻠﻌﻠﻰﺃَﺒﻠﻎَﺍﻻَﺴﺒﺎ ) asalnya ( ﻓﺄﺃﻃﻠﻊ )
 Artinya : Semoga aku samapi kepintu langit maka karenaya aku akan melihat.
Contoh Istifham (ﻫﻞﺘﺼﻐﻰﻓﺎُﺤﺪﺜﻙ) asalnya (ﻓﺎَﻥﺃَﺤﺪﺜﻙ )
 Artinya : Adakah akan kamu dengarkan maka karenanya aku akan menceritakannya padamu.
    e.Sesudah (ﻮﺍﻮُﻤﻌﻴةٍ) ( artinya serta ) yang didahului oleh nafi atau ( tholab )
      seperi yang terdapat pada nomor d.
      Contoh : (ﻟﻢْﻴﺄﻤﺭﻭﺍﺒﺎﻟﺨﻴﺮﻮَﻴﻧﺴﻮﺍﺃَﻧﻔﺴﻬﻢ ) asalnya
(ﺍ ﻮﺍَﻦﻴﻧﺴﻮ )
Artinya : Mereka belum menyuruh berbuat baik beserta mereka melapakan     diri mereka.
Ma’na ¬– ma’na huruf nasob
1. ( ﺃَﻦْ ) Kalau masuk pada fi’il madhori’ menjadikan ma’na madhori’ jadi ma’na masdar
Contoh : ( ﺍَﻦْﺘﺼﻮﻤﻮﺍ ) artinya bahwa memuasakan kamu berubah menjadi
( ﺼﻴﺎﻤﻛﻢ)
Puasa kamu.
    Dari kata kerja berubah menjadi kata dasar.
    ( ﻠﻦ ) Kalau masuk pada fi’il mudhori’ memfaedah nafi fi’il madhori’ pada masa yang akan datang serta takkid (ﺍﻠﻤﻀﺎﺮﻉِﻔﻰﺍْﻤﺴﺘﻘﺒﻞﻤﻊﺍﻠﺘﺄْﻜﺪ ﻨﻔﻲ ) yang yang artinya tidak akan pernah. Contoh : 
       ( ﻠﻥْﻴَﺘﻜﻠﻣﻡﺍْﺴﺘﺎﺬﺤﺘﻰﺗﺼﻐﻮﺍ )
 Artinya : Tidak akan pernah bicara ustadz hingga kamu memperhatikannya.
( ﺇﺬﻥ ) masuk kepada fii’l mudhori’ memfaedahkan untuk jawab dan jazak
( ﻠﻠﺠﻮَﺍﺐﻮﺍﻠﺠﺰَﺍﺇِ ) untuk jawaban sebagai akibat dari perbuatan yang sudah atau yang akan dilakukan artinya kalau begitu :
Contoh : (ﺍﻟﻘﺼﺪ ﺗﺒﻟﻎ ﺇِﺫﻦ ﺍﻟﺼﺒﺮ ﺗﻠﻌﻖ ﺤﺘﻰ ﺍﻟﺒﺤﺪ ﺘﺑﻠﻎ ﻠﻦ )
Artinya : Tidak akn pernah kamu mencapai kemuliaan hingga kamu mencicipi kepahitan. Kalau begitu kamu akan sampai pada tujuan.
    (ﻜﻰْ ) merubah ma’na fi’il mudhori’ menjadi berpengertian agar.
    Contoh : (ﻻَﺗﺤﺯﻦ    ﻜﻰ    ﻠﻚ    ﺍﺒﻴﻦ)
    Artinya : aku jelaskan pada kamu agar kamu mengerti.
    (ﻠﻢﻜﻰْ ) merubah makna fi’l mudhori’ menjadi berpengertian untuk
(ﺗﻌﻠﻴﻞ )
Contoh  : (ﺠﺋﺖُﻠﻜﻲْﺃَﺘﻌﻠﻢ)
Artinya : Saya datang untuk belajar.

JAZAM FI’IL MUDHORI’

Yang menjazamkan fi’il mudhori ada 18 yaitu :
( ﻤﺗﻰ _ ﻤﻬﻤﺎ _ ﻤﺎ _ ﻣﻥ _ ﺇِﺬﻣﺎ _ ﺇِﻦْ _ ﻻَﻧﺎﻫﻴﺔ _ ﺃَﻣﺮ ﻠﻢُ _ ﺃَﻟﻢْ _ ﻟﻤﺎ _ ﻟﻢْ _ ﺃَﻠﻣﺎ _ ﺃَﻧﻰ _ ﺃَﻴﻥَ _ ﻜﻳﻔﻤﺎ _ ﺃَﻱ _ ﺤﻳﺛﻤﺎ _ ﺃَﻳﺎ (

Huruf yang 18 ini terbagi pada dua bagian yaitu :
1.      Menjazamkan satu buah fi’il
2.      Menjazamkan dua buah fi’il
1.1  Yang menjazamkan satu fi’il ada 6 yaitu huruf :
(ﻻَﻧﺎﻫﻳﺔ _ ﻠﻢْﺃَﻤﺮٍ _  ﺃَﻠﻢ _ ﻠﻣﺎ _ﻠﻢ _ﺃَﻠﻣﺎ )
a. (ﻠﻢ) dinamakna huruf naïf karena dia menafikan ( menidakkan ) arti fi’il mudhori’.
Contoh : ( ﻠﻢْﻴﻀﺮِﺐ ) tidak memukul.
(    ﻠﻢ  ) dimanakan huruf jazam karena dia menjazamkan fi’il mudhori :
Contoh : ( ﻠﻢْﻳﻘﻢ  )
(    ﻠﻢ  ) Dinamakan huruf qolab ( ﻘﻠﺐ ) karena dia membalikkan aman fi’il mudhori’ ke zaman madhi / masa yang lewat.
b. (    ﻠﻤﺎ ) sama dengan (ﻠﻢْ ) pada segi nama
            Bedanya pada segi makna. Kalau (ﻠﻢ ) menafikan ( menidakkan ) masa yang   lewat saja.
Contoh : (ﻠﻢْﻴﺤﻀﺮ ) belum hadir.
Dia belum hadir sebelum bicara dan mungkin saja ketika bicara dan selesai bicara dia hadir.
Dan kadang – kadang ada juga untuk (ﺪﻮﺍﻢ danﺇِﺴﺗﻣﺮَﺍﺮٍ                  ) berkekalan dan berkelanjutan.
Contoh : (  ﻟﺪ    ﻮَﻟﻢْﻴﻮْ    ﻟﻢْﻴَﻟِﺪْ )
Artinya : “ Dia tidak beranak dan tidak di peranakkan, selama – lamanya.
        Sedangkan (ﻟﻤﺎ ) maknanya menafikan perbuatan di masa yang lewat tapi juga berlaku untuk zaman hal / zaman bicara. Contoh : (ﻠﻤﺎﻴَﺤﺪﺮ )
Belum hadir pada masa yang lewat dan juga pada waktu bicara.
    c. (ﺃَﻟﻢ ) adalah dasarnya (ﻟﻢ ) dimasukkan ke dalamnya hamzah istifham, maka berubah artinya menjadi takrir (ﺘﻗﺮِﻳﺮ ) artinya tetap. Contoh :
 (ﺃَﻟﻢْﻧﺴﺮﺡْﻟﻚَﺼﺪﺮَﻚ  ) Artinya : Adakah tidak aku lapangkan dada kamu.
    Pengertiannya : Aku sudah melapangkan dada kamu.
    d. (     أَلَمَّا    ) adalah (لَمَّا  ) yang dimasukkan hamzah istifham sama dengan no c.
    Contoh : (ﺃَﻟﻤﺎﻴﻗﻢْﺯَﻴﺪ  )
    Artinya : Adakah tidak berdiri si Zaid.
    Pengertiannya : Si Zaid telah berdiri.
e. (ﻋﺎﺀِ    ﻠﻢُﺍﻻَﻤﺮِﻮَﺍﻠﺪ  ) : Faedah / kegunaannya menjadikan arti fi’il mudhori’ berupa tuntutan yang datang dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah.
    Contoh : (ﻔﻞْﻳﻗُﻝْﺨﻳﺮًﺍ  )
    Artinya : Maka hendak katakanlah akan yang baik.
f. (    ﻻَﻠﻨﻬﻲِﻮﺍﻠﺪﻋﺎﺀِ ) : Faedah / kegunaannya melarang dari isi kalimat yang sesudah.
    Contoh : (ﻻَﺘﻗﻧﻄ  )
    Artinya : Janganlah kamu putus asa.
2. Yang menjazamkan dua fi’il, yaitu yang tinggal.
    Fi’il yang pertma dinamakan fi’il syarat dan yang kedua di namakan jawab / jaza’ syarat. Contoh : (ﺍِﻦْﺘﺬْﻫﺐْﺍﺬﻫﺐ  ) Artinya : Jika kamu pergi, saya pergi.
(ﺗﺬﻫﺏ  ) fi’il syarat (ﺍَﺬﻫﺏ  ) jawab / jazak syarat.
    Yang menjazamkan dua fi’il terbagi pada dua, yaitu huruf dan isim.
2.1. Yang huruf adalah :
    a) ( ﺍِﻦ ) dinamakan huruf syarat dan huruf jazam,
         Contoh : (ﺍِﻦﺗﺮْﺤﻢ)
          Artinya : Jika kamu mengasihi, engkau dikasihi.
    b) ( ﺍِﺫﻤﺎ ) dinamakan huruf syarat dan huruf jazam
     Contoh : (ﺍِﺫْﻤﺎﺘَﺗﻖِﺘﺮْﺗَﻖِ  )
     Artinya : Jika kamu bertaqwa, kamu meningkat.
        Fiil yang dijazam adalah (  ﺗﺘﻖِ  ) dan (ﺘﺮْﺘﻖِ ) tanda jazamnya adalah hazaf ya (يَ) karena dia fi’il yang mu’tal akhir.
    Faedah (ﺍﻥ ) dan (ﺍِﺫﻤﺎ  ) masuk kepada fi’il mudhori hanya semata-mata menunjukkan keterkaitan fi’il syarat dan jawab syarat.
2.2. Yang isim adalah
    a) (ﻤﻥ  ) di pakai untuk yang berakal.
         Contohnya : (ﻤﻥْﻴﻌﻤﻞﺴﻭْﺀَﻴﺠﺰَﺒﻪِ )
          Artinya : Orang – orag yang mengerjakan kejahatan di balasi dengan      kejahatan.
(ﻴﻌﻤﻞ) Fi’il syarat tanda jazamnya sukun (ﻴﺠﺰَ  ) jawab syarat tanda jazannya hazaf karena fi’il yang u’takhir.
b) (ﻤﺎ ) dipakai untuk yang tidak berakal contoh: (ﷲُ ﺍ ﻴﻌﻠﻣﻪ ﺨﻴﺮٍ  ﻣﻥ ﻥَ  ﺘﻔﻌﻠﻭ  ﻣﺎ)         
    Artinya : Apa – apa yang yang kamu perbuat dari kebaikan, mengetahui Allah akan kebaikan itu. (ﺗﻔﻌﻠﻭْﻥَ  ) fi’il syarat tanda jazamnya hazaf nun karena dia fi’il yang lima. (ﻴﻌﻠﻢ) jawab syarat tanda jazamnya sukun karena dia fi’il yang shohih akhir.
c) (ﻤﻬﻣﺎ ) dipakai untuk yang tidak berakal.
    Contoh ( ﻴﻔﻌﻞ ﻭَﺍَﻨﻚَﻤﻬﻣﺎﺘﺄْﻣﺮِﻱْﺍﻠﻘﻟﺐَ    )
    “ Sesungguhnya apa – apa yang kamu perintahkan terhadap hati pasti dia     memperbuatnya”
    ( ﺘﺄﻣﺮِﻱ ) Fi’il syarat tanda jazamnya hazaf nun karena fi’il yang lima.
    (ﻴﻔﻌﻞ ) jawab syarat tanda jazamnya sukun karena fi’il yang shohih akhir.  
d) (ﻣﺗﻰ ) dipakai untuk zaman contoh : (ﻣﺗﻰﺗﺗﻘﻥِﺍﻠﻠﻌﻣﻞَﺗﺒﻠﻎِﺍﻻَْﻣﻞ)
    artinya : Bila kamu meyakini pekerjaan, kamu meyakini pekerjaan, kamu akan mencapai cita – cita. (ﺗﺗﻘﻦ) fi’il syarat tanda jazamnya sukun yang ditakdirkan  atas ghain diberi harkat kasrah pada nun untuk bertemu dua sakin.
    (ﺗﺒﻠﻎ ) jawab syarat tanda jazamnya sukun yang ditakdirkan atas ghain diberi harkat kasrah karena pelepas bertemu dua yang sakin.
e) (ﺃَﻴﺎﻥ) dipakai untuk zaman, Contoh : (ﺃَﻴﺎﻥَﺘﺘﻗﻦﺍﻠﻌﻣﻞَﺘﺒْﻠﻎِﺍﻻَﻤﻞ ) artinya kapan kami melindungi kamu, kamu akan aman dari selain kami.
    (ﻤﻦ  ﻧﺋْ) Fi’il syarat tanda jazamnnya sukun. (ﺘﺄْﻤﻦ ) jawab syarat tnda jazamnya sukun
f) (ﺃَﻴﻦ ) dipakai untuk tempat (ﻤﻜﺎﻥ) contoh (ﺃَﻴﻧﻣﺎﺘﻜﻮْﻧﻮْﺍﻴﺪﺮِﻜﻜﻢﺍﻠﻣﻮﺕ  )
    artinya : dimana saja kamu berada, kematian akan menemukanmu.
    (ﺘﻜﻮﻥ ) Fi’il syarat tanda jazamnya hazaf nun karena dia fi’il yang lima.

    (ﻴﺪْﺮﻙ ) Jawab syarat tanda jazamnya sukun karena dia fi’il yang shahih akhir.
g) (أَنَّى) dipakaikan untuk tempat. Contoh   (ﻣﺎ ﺃَﻧﻰﺘَﺫْﻫﺑﺎﺘﺨﺪَ) Artinya : kemana saja kamu berdua pergi kamu akan dilayani.
    ( ﺃَﻧﻰ ) fi’il syarat tanda jazamnya hazaf  nun karena fi’il yang lima.
    ( ﺗﺫﻫﺑﺎ ) Jawab syarat tanda jazamnya hazah nun karena dia fi’il yang lima.
h) ( ﺣﻴﺛﻣﺎ ) dipakaikan untuk makan (tempat). Contoh : (ﺣﻴﺛﻣﺎﺘﻧﺯﻻَﺗﻜﺮﻣﺎ)
artinya : Dimana saja kamu singgahkamu dimuliakan.
    ( ﺗﻧﺯﻻ ) Fi’il syarat tanda jazamnya haaf nun karena dia fi’il yang lima.
    ( ﺗﻜﺮﻣﺎ ) jawab syarat tanda jazamnya hazaf nun karena dia fi’il yang lima.
i) ( ﻜﻴﻔﻣﺎ ) dipakaikan untuk keadaan keadaan (ﺍَﻠﺤﺎﻞ ) contoh
( ﻜﻴﻔﻣﺎﺗﺠﻠﺱْﺃَﺠﻠﺱ )
    artinya : Bagaimana saja kamu duduk saya duduk.
j) ( ﺍَﻲﱡ ) Pantas untuk keseluruhan keadaan, melihat kemana dia diidafakan.
    Contoh: (ﺘﺳﺗﻔﺪ ﺍَﻲﱡﻜﺗﺎﺐٍﺗﻘﺮﺃْ )
    Artinya : mana saa buku yang kamu baca. Kamu akan mendapatkan faedah.
    ( ﺗﻘﺮﺃ ) fi’il syarat tanda jazamnya  sukun karena fi’il shohih akhir.
    (ﺘﺳﺘﻔﺪ ) Jawab syarat tanda jazamnya sukun karena shohih akhir.
    Keseluruhan diatas adalah huruf atau izim yang mengandung syarat dan menjazamkan fi’il mudhari’
    Adalagi huruf yang mengandung syarat tapi tidak menjazamkan fi’il yaitu:
    (ﻠﻣﺎ _ ﻜﻟﻣﺎ _ ﻟﻭ _ ﻟﻭْﻣﺎ _ ﺃَﻣﺎ _ ﺇِﺫَﺍ )
    (ﻠﻣﺎ ) dan (ﻜﻟﻣﺎ) hanya bisa masuk pada fi’il madhi.
    Kalimat yang akan menjadi jawab harus fi’il boleh fi’il madhi dan juga boleh fi’il mudhori.
    Kalau kalimat itu tidak bisa menjadi jawab karena dia jumlah ismiah atau karena dia fi’il yang mengandung arti tholab ( tuntunan ) atau karena dia jamid atau karena disertai ( ﻟﻥْ ) atau ( ﻘﺪْ ) atau ( ﺲ ) atau ( ﺳﻭﻒ ) maka wajib memasukan
( ﻒ ) kedalam.
Contoh :
Contoh jawab jumlah ismiyah (ﻴﻤﺳﺳﻚَﺒﺨﻴﺮٍﻔﻬﻮَﻋﻟﻰﻛﻞﱢﺷﻴﺊٍﻘَﺪِﻴﺮ  )
Contoh jawaban disertai (ﻣﺎ)    ﻔﺄِﻦْﺗﻮَﻠﻴﺘﻢْﻔﻤﺎﺴﺄَﻠﺗﻜﻡ
Contoh jawaban yang mengandung tholah :
      ( ﻧﻱْﻴﺤﺒﺒﻛﻢﺍﷲُ ﺇِﻦْﻛﻧﺗﻢْﺘﺤﺒﻮﺍﻦَﺍﷲَﻔﺄَﺘﺒﻌﻮِ )
Contoh jawaban fi’il Jamid
(ﻔﻌﺳﻰﺮﺑﻰﺃَﻦْﺘﺅْﺘﻴﻦِﺨﻴﺮﺍ  ﺍِﻦْﺗﺮَﻦِﺍَﻧﺎﺍَﻗﻞﻣﻧﻚَﻣﺎﻻﻮَﻠﺪﺍ  )
 Contoh jawaban yang disertai (ﻟﻦ) (ﻮَﻤﺎﺘﻔﻌَﻠﻮْﺍﻤﻥْﺨﻴﺮٍﻔﻠﻥْﺗﻜﻔَﺮﻮْﺍﻩُ    )
Contoh jawaban disertai ( ﻗﺪ ) ( ﺇِﻦْﻴﺸﺮِﻖْﻔﻘﺩﺴﺮَﻖﺃَﺥٌﻠﻪُﻣﻦْﻘﺒﻞ )
Kita boleh menghazafkan fi’il syarat kalau dia terletak sesudah (ﺇِﻦ ) yang diidghamkan pada ( ﻻَ ) contoh (ﺗﻜﻠﻢَﺒﺨﻴْﺮﻮﺍﻻﱠﻓﺎﺴﻜﺖ ) asalnya
(ﺒﺨﻴْﺮﻓﺎﺴﻜﺖ َﻜﻠﻢَﺒﺨﻴﺮﻮﺍﻦْﻻَﺗﺗﻜﻠﻢَ )
          Dan boleh juga menghafakan jawab syarat kalau di dahului oleh sesuatu yang pantas menjadi jawab. Conth (ﻒُﺇِﻦْﺍَﻘﺪَﻤﺕ ﺍَﻧﺖَﻤﺠﺎﺰِ ) asalnya
( ﺍَﻧﺕَﻤﺠﺎﺰِﻑُﺇﻦْﺍَﻘﺪَﻤﺕَﺠﺎﺰَﻓﺕ ) ketentuan fi’il syaratnya harus fi’il madhi.
3.      Fi’il Amar ( kata kerja perintah / kalimat perintah )
        Yaitu : (ﺃَْﻷَﻤﺮُﻣﺎﻴﻄﻠﺐُﺒﻪِﺤﺼﻭﻞُﺷﻴﺉٍﺒﻌﺪﺰَﻣﻥِﺍﻠﺗﻜﻠﻢ )
    Artinya : Amar adalah fi’il yang dituntut hasil pekerjaan sesudah masa bicara .
    Contoh : (ﺍِﺠﻠﺲ ) duduklah kamu.
    Tanda fi’il amar
        1. Bisa menerima ya muannats mukhotobah contoh (ﺇِﻀﺮِﺏ ) jadi
               (ﺇِﻀﺮِﺒﻰ)
        2. Bisa menerima nun taukid contoh (ﺇِﻀﺮِﺏ ) jadi ( ﺇِﻀﺮِﺒﻥ )
-  Hukum fi’il amar adaadalah dibina dengan apa mudhari nyu dijazamkan.
- Kalau mudhari’nya dijazamkan dengan sukun contoh (ﻠﻢْﻳﻧﺼﺮ ) maka Amarnya dibina atas sukun yaitu (ﺃُﻧﺼﺮ )
-    Kalau mudhari’ dijazamkan dengan hazaf nun contoh (ﻟﻢْﻳﻧﺼﺮﺍ ) maka Amarnya dibina atas hazaf nun yaitu (ﺃُﻧﺼﺮﺍ )
-    Kalau mudhari’nya dijazamkan dengan hazaf akhir contoh (ﻠﻢﻳﺮﻢ ) maka Amarnya
    dibina atas haaf akhir yaitu (ﺇِﺮﻢ )
        2.3 Huruf ( Kata penghubung ) yaitu :
( ﻮَﺍْﻠﺤﺮْﻑُﻤﺎﻻَﻴﺴﺗﻘﻞﺒﺎﺍﻠﻤﻔﻬﻮﻤﻴﺔ )
    Artinya : Huruf yaitu kalimat yang tidak mempunyai pemahaman tersendiri
        Contoh (ﻠﻢ ) – tidak. Ini tidak biaa dipahami tanpa ada kalimat yang lain.
-          Tanda bagi huruf adalah tidak ada padanya tanda isim dan tanda fi’il perbandingannya sama dengan (  ﺥ _ ﺡ _ ﺝ )
    Tanda bagi jim adalah titik satu dibwah
    Tanda bagi kho adalah titk satu diatas
.        Tanda bagi ha adalah tidak ada titik diatas dan tidak ada titik dibawah   
           
BAB I’RAB
1.      Pengertin I’rab
(ﺍﻻِﻋﺮَﺍﺐُﻫﻭَﺗﻐﻴﻴﺭﺃَﻭَﺍﺧﺮِﺍﻠﻜﻠﻢِﻹﺧﺗﻼَﻑِﺍﻌﻭَﺍﻤﻞِﺍﻠﺪﱠﺍﺧﻠﺕِﻋﻠﻴﻬﺎﻠَﻓًﻅﺎﺃَﻮْﺘﻘﺪِﻴﺮﺍ )
Artinya : Perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang memasukinya baik secar lafadz ( nampak atau secara takdir diperkirakan keberadaannya)
    Conth perubahan secara lafadz (nampak) : a. ( ﺠﺎﺀَﺯَﻴﺪ )
    Berubah akhir kalimat dari dun ( ) jadi       b. ( ﺮَﺍَﻴﺕُﺯَﻴﺪﺍ )
    Dan ( ﺪًﺍ ) dan jadi din ( ﺪٍ )
-          Semua itu terjadi karena berbeda amilyang memasukinya.
-          Yang pertama amil yang memesukinya adalah ( ﺠﺎﺀَ ) dia fi’il dan dia berkehendak kepada fail yang marfu’ maka rofa ’lah zaidun (ﺯَﻴﺪ )
-          Yang kedua amil yang memasukinya adalah (ﺮَﺃَﻴﺕ ) dia fi’il dan fail. Dan dia berkehendak kepada fail yang maf’ul yang mansub. Dan bi (ﺐ) dia huruf jar dan dia berkehendak mengajarkn isim yang sesudahnya maka jarlah Zaidun (ﺯَﻴﺪ )
-          Contoh perubahan secara takdir (diperkirakan keberadaannya)
( ﺠﺎﺀَﺍْﻠﻓﺗﻰ )
( ﺮَﺃَﻴﺕُﺍﻠﻓﺗﻰ )
( ﻤﺮَﺮﺕُﺒﺎِﻠﻓﺕ )   
(ﺍَﻠﻓﺗﻰ) yang pertama marfu’ karena dia menjadi fail. Tanda rofa’ tidak dinampakan (ditakdirkan) karena alif uzur (kesulitan menerima harkat)
(ﺍَﻠﻓﺗﻰ)  yang kedua mansub karena dia maf’ul, tanda nasabnya tidak dinampakan ( ditakdirkan ) karena alif uzur menerima harkat.
(ﺍَﻠﻓﺗﻰ) yang ketika majrur karena masuk bi  (بِ) huruf jar tanda jarnya tidak dinampakkan (ditakdirkan) karena alif uzur menerima harkat.
    - Perubahan akhir kalimat dari rofa’ kepada nasab dan kepada jar itulah dinamakn          denganI’rab .
        2. Pembagian I’rab
    -  I’rab terbagi kepada empat pembagian :
       a. Rofa’ (ﺮَﻓﻊ )    b. Nasab (ﺼﺐ )    c. Khofad (ﺨﻓﺾ )    dan d. Jazam
(ﺠﺰﻢ)
    - I’rab yang ada pada isim hanya rofa’ – nasab – khofad.
    - I‘rab yang ada pada fi’il hanya rofa’ – nasab – jazam. 
    - Isim tidak pernah jazam dan fi’il tidak pernah khofad.   
        3. Tanda – tanda I’rab
        a. Tanda yang asli bagi rofa’ adalah dhommah (ﻀﻤﺔ ) atau baris epan.
          . Penganti dri dhommah adalah : 1)  (ﺍَﻠﻮَﺍﻮ) ( huruf waw )
                               2)  (ﺃَﻠﻒ) ( huruf alif )
                               3)  (ﺍَﻠﻧﻮﻥ) ( huruf nun )
        b. Tanda asli bagi nasab adalah fatah (ﻓﺗﺤﺔ )  Baris di atas.
            Pengganti dari fthah adalah : 1) (ﺃَﻠﻒ) ( alif )
                           2) (ﻜﺴﺮﺓ) ( kasrah )
                           3 ) (ﺍَﻠْﻳﺎﺀ) ( huruf ya )           
                            4) (ِﻦ اّلُّﻨْْﻮ) (membuang huruf nun )
        c. Tanda asli bagi khofad adalah kasrah (ﮔﺳرة ) baris dibawah :
            Pengganti dari kasrah adalah :  1) ( ﺍَﻠﺎﺀُ ) ( huruf ya )
                              2) (ﻓﺗﺢ ) ( baris di atas )
        d. Tanda asli dari jazam adalah sukun (ﺳﻭكن ) tanda mati.
            Pengganti dari sukun adalah (حَذفُ ) ( membuang  )
            Hazaf terbagi kepada dua yaitu :
            1 ) ( حَذفُ١لنُّوْنِ   ) ( membuang nun )
            2 ) ( حَذْفُ١لَخرِ ) ( membuang huruf yang di akhir )
        4. Tempat-tempat tanda I’rab’
            4.1 Tanda-tanda rofa’
                a. Dhommah
            Dhommah menjadi tanda bagi rofa’ pada empat tempat :
    1. Pada isim mufrad ( ١ِسْمُ١ْلمُفْرَدِ )
        Isim mufrad yaitu (ﻤﺠﻤﻮﻋﺎ ﻮﻻَ ﻤﺛﻦ ﻤﺄَﻠﻴﺲَ )
       Artinya : Kalimat yang bukan dua dan bukan banyak dan bukan pula yang di samakan  denagn dua dan jamak.
    ( satu ) contoh : (ﺃﻻُﺴﺘﺎﺬ ذﻫﺐ) telah berfatwa satu orang guru. ( ﺃَﻻُﺴﺘﺎذُ ) menjadi fail hukumnya mrfu tanda rofa’nya adalah dhommah karena dia isim mufrad.
    2. Pada jamak ta’sir (ﻠﺗﻜﺳﻳﺮ ﺠﻤﻊﺍ)
        Jamak taksir yaitu (ﻤﺎﺗﻐﻴﺮَﻓﻳﻪِﺒﻧﺎﺀُﻤﻓﺮﺍﺪﻩ )
       Artinya : Kalimat yang berubah dari bentuk mufradnya. ( berubah dari satu menjadi banyak )
Contoh (ﺠﺎﺀَﺍﻠﺮﱢﺠﺎﻞ ) Telah datang beberapa orang laki – laki.
(ﺍﻠﺮﺠﺎﻞ) menjadi fa’il, hukumnya marfu’ tanda rofa’ nya dhommah karena dia jamak taksir.
Perubahan jamak taksir ada 6 yaitu :
1. Berubah dengan bertambah saja contoh (ﺼﻨﻮ )→ satu orang sepupu jadi
(ﺼﻨﻮَﺍﻥ ) Beberapa orang sepupu.
2. Berubah dengan  berkurang saja contoh : (ﺘﺧﻤﺔ )→ satu pembatas jadi
( ﺘﺧﻢ ) beberapa pembatas.
3. Berubah dengan berubah baris / harkat saja (ﺍﺴﺪ) → satu singa jadi (ﺍﺴﺪ)
  beberapa singa.
4. Berubah denan bertambah serta berubah baris (ﺮَﺠﻞ) → satu laki-laki
(ﺮِﺠﺎﻞ ) Beberapa orang laki-laki.
5. Berubah dengan berkurang serta beruah baris contoh (ﺮَﺴﻮﻞ ) → satu orang rasul jadi (ﺮﺴﻞ ) beberapa orang rasul
6. Berubah dengan berkurang dan bertambah serta berubah baris contoh
(ﻏﻼَﻢ)→   Satu orang budak jadi (ﻏﻠﻤﺎﻥ) → beberapa orang budak.
3. Pada jamak muannas yang salim( menunjukan banyak perempuan yang bentuk mufradnya tidak berubah yaitu:  (ﻤﺎﺠﻤﻊَﺒﺄَﻠﻑﻮَﺗﺎﺀﻤﺰِﻴﺪَﺗﻴﻥ )
    Artinya : Kalimat yang dijamakan denan alif dan ta, yang tambahan keduany.
    Maksudnya. Ma’nanya menjadi banyak kalau sudah di tambahkan alif dan ta di akhirnya. Contoh (ﻫﻨﺪ ) satu orang Hindun kalau (ﻫﻨﺪﺍﺕ ) banyak si Hindun,
    ( ﻤﺴﻟﻢ ) satu orang muslim dan (ﻤﺴﻟﻤﺎﺕ ) banyak msulim.
-          Muannas ada yang alam ada yang sifat.
-          Muannas yang alam bisa dijamakkan denan alif dan ta tanpa syarat.
-          Muannas yang sifat bisa dijamakkan dengan ditambah alif dan ta kalau muddzakarnya dijamakkan denan waw dan nun (ﻤﺴﻟﻢ )
4. Pada fi’il mudhari’ yang shohih akhr dan tidak berhubungan dengan alif tasniah  atau waw jamak atau ya mu’annast mukhotobah contoh : (ﻴﻧﺼﺭ )
(ﻴﻀﺭِﺐ )
    Kalau fi’il mudhari’ dihuungi oleh waw jamak alif tasniyah atau ya mu’ anats mukhotobah maka tanda rofa’nya adalah tetap ( menuliskan nun ) diakhirnya.
    Contoh : (ﺗﻀﺭِﺒﻴﻥَ ﺗﻀﺭِﺒﻮْﻥَ _ ﻴﻀﺭِﺒﻮْﻥَ _ ﺗﻀﺭِﺒﺎﻥِ _ ﻴﻀﺭِﺒﺎﻥ )
-          Fi’il ketika dinamakn dengan fi;il yang lima.
b. Waw
    Waw menjadi tanda bagi rofa’ penganti dari dhommah pada dua tempat :
1.      Pada jamak muzakar yang salim ( menunjukan banyak laki-laki ) yaitu :
ﺍﻠﻮﺍﻮِﻮَﺍﻠﻧﻮْﻥِﻔﻰﺤﺎﻠﺔِ ﻣﺎﺪﻞﻋﻠﻰﺍَﻜﺛﺭَﻣﻥِﺍﺛﻧﻳﻥِﺒﺰِﻳﺎﺪَﺓِ )
    (ﻓﻰْﺤﺎﻠﺘﻰﺍﻠﻧﺼﺏِﻮَﺍﻠﺠﺭ ﺍﻠﺭﱠﻓﻊِﻮَﺍﻠﻳﺎﺀِﻮَﺍﻠﻧﻮْﻥِ
Artinya : jamak muzakar yang salim adalah : kalimat yang menunjukan lebih banyak dari dua dengan tambahan waw dan nun pada ketika rofa’ dan tambahannya dan nun pada ketikan nasab dan jar.
Jamak muzakar salim ada dua macam.
    a. Berupa isim contoh (ﺠﺎﺀَﺍﻠﺰﻴﺪﻮﻥ), I’rabnya (ﺠﺎﺀَ) adalah fi’il madhi, hukumnya    dibina atas fathah (ﺍﻠﺰﱠﻴﺪﻮﻥَ ) menjadi fa’il hukumnya marfu’ tanda rafa’nya adalah waw karena dia jamak muzakar yang salim. Tanda jamaknya adalah tambahan waw dan nun karena mufradnya adalah (ﺰَﻴﺪ)
    b. Berupa sifat contoh (ﺠﺎﺀَﺍﻠﻤﺴﻠﻤﻮﻥ) I’rabnya: sama dengan di atas
    - Syarat jamak muzakar dirofa’kan dengan waw bahwa ada muzakar berakal dan       kosong dari ta.
2. Pada isim yang enam (6) (ﺍَﺴﻤﺎﺀِﺍﻠﺴﺗﺔ) yaitu       
  (ﻫﻧﻮﻚ _ ﺬﻮﻣﺎﻞٍ _ﻔﻮﻚ _ ﺤﻣﻮﻚ _ ﺃَﺨﻚ _ ﺃﺒﻮﻚ )
- Isim yang enam : di rofa’kan dengan waw
            : dinasabkan dengan alif
            : dikhofadkan dengan ya.
Syaratnya ada 3 :
1.      dia harus mufrad ( menunjukkan satu )
2.      Dia mukabbarah (ﻤﻛﺒﺮﺓ ) besar, maksudnya tidak dimasuki oleh ya tasqir
    (ﺗﺻﻐﻲﺮ) yang menunjukkan makna kecil contoh yang ya tasgir (ﺃُﺑﻴﻚ )     makna ya adalah ya tasgir artinya bapak kecil engkau.
    Maka apabila masuk ya tasgir dia diI’rabkan dengan harkat yang zohir diakhirnya. Contoh : ( ﻣﺮﺮﺕﺑﺎﺑﻴﻚ _ ﺮَﺍَﻴﺕﺍﺑﻴﻚ _ ﺠﺎﺀﺃﺑﻴﻚ )
    3. Dia diidofatkan kepada selain yang mutakallim (ﻴﺎﺀُﺍْﻠﻣﺗﻜﻠﻢ)artinya ya menunjukan orang yang berbicara arti ya itu adalah saya atau aku.
    Contoh : ( ﺠﺎﺀﺃَﺑﻮﻧﺎ _ ﺠﺎﺀﺃَﺧﻮﻫﺎ _ ﺠﺎﺀَﺃﺑﻴﻚ )
-          Kalau diifotkan kepada ya mutakallim maka dia di’irabkan denan harkat yang ditakdirkan pada hurf yang seelum ya mutakallim.
Contoh : (ﺠﺎﺀَﺃَﺑﻰ) I’rab (ﺃَﺑﻰ ) adalah fail hukumnya adalah marfu’ tanda rofa’nya dhommah yang ditakdirkan ( tidak dintampakkan ) pada huruf ba (ﺐ ) karena berebutan harkat dengan ya. Karena kehendak ya adalah kasrah.     
      (ﺮﺃَﻴﺕﺃﺑﻰ) maka (ﺃَﺑﻰ ) majrur tanda jarnya adalah kasrah yang  ditakdirkan atas ba (ﺐ )
c. Alif
    Alif menjadi tanda bagi rofa’ pengganti dari dhommah pada satu tempat yaitu :
-    Pada mutsana ( tasniyah ) yang dirofa’kan : Tasniyah artinya dua  (2)
   Tasniyah adalah (ﺍﻻَﻠﻑِﻣﺎﺩَﻞﻋﻠﻰﺍﺜﻧﻴﻥِﺒﺯِﻳﺎﺩَﺓِ   
Artinya : Kalimat yang menunjukkan dua dengan tambahan alif dan nun ketika rofa’ dan tambahan ya dan nun ketika nasob dan jar.
Contohnya : (ﺮَﺨﻶﻦ ﻘﺎﻞَ)
I’rabnya : ( ﻗَﺎﻞَ) fiil madhi hukumnya dibina atas fathah (ﺮَﺠﻶﻦ) fail hukumnya marfu’ tanda rofa’nya adalah alif penggani dari dhommah karena dia tasniyah . Artinya : Telah datang dua orag laki-laki.
-    Tanda dia Tasniyah adalah alif dan nun diakhirnya : karena mufradnya adalah
(ﺮَﺠﻞ)
d.    NUN
Nun menjadi tanda bagi rofa’ pengganti dari dhommah pada satu tempat yaitu pada fiil yang lima.
-    Fiil yang lima adalah                           ﻜﻞﻔﻌﻞﻣﻀﺎﺮٍِﻉﺍِﺘﺼﻞَﺒﻪِﺃَﻟﻑﺍﺛﻧﻳﻦِﺃَﻭْﻭﺍﻭُﺠﻤﻊﺃَﻭﻳﺎﺀُﻤﺨﺎﻃﺒﺔ 
-    Artinya : Fiil yang lima adalah : tiap-tiap fiil mudhorik yang berhubungan dengan alif tasniyah atau waw jamak atau ya muannats mukhotobah.
Contoh : (  )
Keseluruhannya fiil mudhori hukumnya marfu’ karena ia kosong dari huruf nawasib ( yang menasabkan ) dan huruf jawazim ( yang manjazamkan ).
4.2 Tanda-tanda nasab
Tanda nasab ada lima :
    a.Fathah
    Fathah menjadi tanda bagi nasob pada tiga empat :
1 ) Pada isim mufrad. Telah berlalu penjelasan tentang isim mufrad pada halaman 16.
Contoh : (ﺖﺍﻠﻛﻮﺍﻛﺐ ﺃَﻋﺪﺩ)
Artinya : Aku telah membilang bintang.
Ira’bnya (ﺃَﻋﺪﺩ) fiil madhi, hukumnya dibina atas sukun, karena dihubungi oleh dhommir rofa’ yang berharkat.
(ﺖ) Isim dhommir dibina atas dhommah pada tempat rofa’ menjadi fail.
(ﺍَﻠﻛﻮﻛﺐ) menjadi maful bih hukumnya mansub, tenda nasabnya fathah karen isim mufrad.
2 ) Pada jamak taksir telah berlalu pada halaman sebelumnya.
Contoh : ( ﺮﺃَﻴﺖﺍﻠﺮﺨﺎﻞﻮﺍﻻﺴﺎﺮﻰ )
3 ) Pada fiil mudhrik yang dimasuki oleh salah satu nawasib dan tidak berhubungan dengan akhirnya alif tasniyah atau waw jamak, ya muannats mukhotbah. Contohnya : (ﻟﻦْﻴﻘﻊ - ﻟﻦْﻴﺠﻠسَ)
            - Kalau akhirnya dihubungi oleh alif tasniyah atau wawjamak atau ya muannats mukhotobah maka tanda nasabnya adalah haaf nun (membuang nun).
            Contoh : (ﻠﻦﻴﺠﻠﺴﺎ) asalnya (ﻴَﺠﺴﺎﻦ) dan (ﻠﻦْﻴﺠﻠﺴوا) asalnya
            (ﻴﺠﻟﺴواﻦ) dan (ﻠﻦﻴﺠﻠﺴﻴ ) asalnya (ﻴﺠﻠﺴﻴﻦ ).
    b. Alif
            Alif tanda bagi nasob pengganti dari fathah pada isi yang enam, telah terdahulu penjelasan serta syarat-syaratnya pada halaman seelumnya.
    Contoh : (ﻫﻨﺎﻙ َ-ﺫﺍﻤﺎﻞ -ﻓﺎﻙ -ﺤﻣﺎﻙ -ﺃَﺠﺎﻙ -ﺃَﺑﺎﻙ َ)
    c. Kasroh
            kasroh tanda bagi nasab pengganti dari fathah pada jamak muannast yang salim. Telah terdahulu penjelasan jamak muannats yang salim pada halaman sebelumnya. Contoh : ( ﺮَﺃَﻳتُﺍﻠﻫﻥﺪﺍتِ)
    I’ronya (ﺮﺃﻲ) fiil madhi hukumnya dibina aras sukun karena dihubungi oleh dhomir rofa’ menjadi fail. (ﺍَﻠﻬﻧﺪﺍتْ) menjadi maful bih hukumnya mansub tanda nasabnya adalah kasroh, karena jamak muannats yang salim.
    d. Ya
        Ya menjadi tanda bagi nasab pengganti dari fathah pada dua tempat.
        1)  Pada mutsanna yang mansub
            Telah terdahulu penjelasan mutsanna pada halaman sebelumnya.
            Contoh : (ﺮَﺃَﻳتُﺍﻠﺯَﻳدﻳنِ ) I’robnya (ﺍَﻠﺯَﻳدﻳنِ) adalah maful bih hukumnya mansub tanda nasabnya adalah ya, karena ia tasniyah. Artinya aku telah melihat dua orang Zaid.
        2) Pada jamak muzakar yang salim yang mansub
        Contoh : (ﺮَﺃَﻳﺖُﺍﻠﺯﻳﺪِﻳنِ) Irabnya ( ﺍَﻠﺯَﻳﺪِﻳنَ ) menjadi maful bih hukumnya mansub tanda nasabnya ya karena ia jamak. Artinya aku telah bertemu beberapa orang Zaid.
-          Perbedaan tasniyah dengan jamak ketika nasab
-          Kalau tasniyah di fathahkan harkat huruf yang sebelumnya ya dan di kasrahkan harkat yang sesudah ya, contoh : (ﻘﻠﻤﻳنِ ) dua pena.
-          Kalau jamak dikasrahkan harkat yang sebelum ya dan di fathahkan harkat huruf yang sesudah ya. Contoh : (ﻘﻠﻤﻳنَ ) beberapa pena.
e.          Hazaf nun ( membuang nun )
Hazaf nun tanda bagi nasab pengganti dari fathah pada fiil yang lima :
Contoh : (ﻠنْﻳﻔﺗﺤﺎ  ) asalnya ( ﻳﻔﺗﺤﺎنِ )
        ( ﺗﻔﺗﺤﺎ ﻠنْ) asalnya ( ﺗﻔﺗﺤﺎنِ )
        (ﻳﻔْﺗﺤو ﻠنْ ) asalnya ( ﻳﻔﺗﺤونَ )
            ( ﻠنْﺗﻔﺗﺤونَ ) asalnya ( ﺗﻔﺗﺤونَ )
            ( ﻠنْﺗﻔﺗﺤى ) asalnya ( ﺗﻔﺗﺤﻳنَ )
4.3 Tanda tanda jazam
Tanda jaam ada dua :
a.    Sukun
    Sukun tanda bagi jazam pada fi’il mudhori’ yang shahih akhir. Fi’il mudhori’ yang shohih akhir adalah : (ﻓىﺃَﺨﺮِهِﺤﺮﻒﻋﻠَةٍ ﻤﺎﻠﻳﺲ )   
Artinya :  Fiil yang tidak ada akhirnya huruf ilat
Contoh : (ﻠﻢْﻴﻀﺮِﺐ - ﻠﻢْﻴﻒْﺘﺢ )
B. Hazaf
    Hazaf tanda bagi yang jazam pada dua tempat :
    !) Fi’il mudhorik yang mu’tal akhir yaitu :
ﻛﻞﻔﻌﻞﻤﺿﺎﺮِﻉﻔﻰﺃَﻟﻒﺍَﻮْﻮَﺍﻮﺍَﻮْﻳﺎﺀ
    Artinya : Tiap – tiap fi’il mudhori’ yang diakhirnya alif, atau waw, atau ya.
    Contoh : (ﻳﺨﺷﻰ ) diakhirnya alif ketika jazam (ﻟﻢْﻳﺨﺵ )
              (ﻳﺮﻣﻰ ) diakhirnya ya ketika jazam (ﻟﻢﻳﺮﻢ )
              (ﻴﻐﺯﻮ ) diakhirnya ada waw ketika jazam (ﻟﻢْﻴﻐﺯ )
    2) Pada Fi’il yang lima
    Contoh : (ﻴﻧﺼﺮﺍ ﻟﻢْ )
              (ﻟﻢْﺗﻧﺼﺮﺍ )
               (ﻟﻢْﻳﻧﺼﺮﻮﺍ )
               (ﻟﻢْﺗﻧﺼﺮﻮ )
              (ﻟﻢْﺗﻧﺼﺮﻰ )
4.4 Tanda – tanda khofad   
    Tanda khofad ada tiga (3) yaitu :
a.      Kasroh tanda bagi khofad pada tiga tempat :
!) Pada isim mufrad yang munshorif (yang bertanwin )
    Contoh : (ﻣﺮَﺮﺖُﺒﺯَﻳﺪ )
    - Kalau isim mufrad yang tidak bertanwin ( isim allazi la yansarif ), maka tanda  khofadnya fatnah  contoh: (ﻣﺮﺮﺖُﺒﺎَﺤﻤﺪ  )
         2) Pada jamak taksir yang munshorif ( yang bertanwin ).
        Contoh : (ﻣﺮﺮﺖُﺒﺮِﺠﺎﻞ )
       Kalau Jamak taksir yang tidak bertanwin ( isim allazi la yan sarif ). Maka tanda khofadnya fathah. (ﺼﻟَﻳﺖُﻔﻰﻣﺳﺎﺠﺪ )
         3) Pada jamak muannats yang salim yang masih kekal jamaknya, contoh :
        (ﺖ ﺒﻬﻧﺪﺍ ﻣﺮﺮﺖُ ) Aku telah bertemu dengan beberapa orang si Hindun.
-          Kalau hilang makna jamaknya yang dijadikan ia isim alam ( nama orang atau nama negeri ) boleh bertanwin dan boleh tidak bertanwin tanda khofadnya kasrah dan kalau tidak bertanwin tanda khofadnya fathah.
b.      Ya  
 Ya tanda bagi ganti bagi kasroh pada tiga tempat yaitu :
1) Pada mustasna yang dikhafadkan contoh ; (ﺒﺎﺍﻟﺯﻳﺪَﻳﻦ ﻣﺮَﺮﺖ )
2) Jamak mudzakar yang salim contoh : (ﺒﺎﺍﻟﺯﻳﺪِﻳﻦ ﻣﺮﺮﺖ )
3) Pada isim yang enam
Contoh (ﻫﻧﻳﻚ _  ﺬﻲﻣﺎﻝ _ ﻔﻳﻚ _ ﺤﻤﻳﻚ _ ﺃَﺨﻳﻚ _ ﺃَﺒﻳﻚ )
-          Telah berlaku penjelasan semuanya pada isim ybg marfu’.
c.       Fathah.
            Fathah tanda bagi Khofad pengganti kasroh pada isim allazi la yan sarif    (ﺍﻠﺬﻰﻻَﻳﻧﺼﺭﻒ    ﺍِﺳﻡ ) isim yang tidak bertanwin yaitu :                                                                                   ﻤﺧﺘﻠﻓﺘﻳﻥ ﻓﺭﻋﻳﺘﻳﻥِ    ﻤﺎﺃَﺷﺑﻪَﺍﻠﻓﻌﻞَﻓﻰﻋﻠﺘﻳﻥِ    )                                 ﻤﺭﺟﻊﺍِﺤﺪﻫﻤﺎﺍﻠﻔﻆﻭَﻤﺭﺟﻊﺍﻻﺧﺭَﻰﺍﻠﻤﻌﻨﻰﺃَﻮْﻔﺭﻌﻴﺔ
                                               (ﺍﻠﻔﺭْﻋﻴﺘﻴﻥ ﺘﻗﻮْﻢُﻤﻗﺎﻢَ  
Artinya : Isim yang menyerupai fi’il dengan dua alasan yang furu’ keduanya, berbeda keduanya yang kembali salah satu keduanya pada lafadz dan kembali yang lain pada ma’na atau satu furu’ yang menempati dua furu’.
-          Isim Allazi la yan sarif dua :
1.      Terlarang bertanwin dengan satu furu’ yang menempati tempat dua furu’
2.      Terlarang bertanwin dengan dua furu’
    1.1 Kalimat yang ada atas setimbangan sighat muntahal jumu’.
                              (ﺼﻴﻐﺔﺍﻠﻤﻧﺘﻬﻰﺍﻠﺟﻤﻮﻉ ) Yaitu :                                             ﺍَﻮﺛﻼَﺛﺔﺍَﻮﺳﻄﻬﺎ ﺤﺭﻓﺎﻥ ﺘﻜﺴﺭﻩ ﺒﻌﺪﺃَﻠﻒ ﻜﻞﺟﻤﻊ  )                                                             (ﺳﺎﻜﻥ
    Artinya : Tiap- tiap jamak yang sesudah alif taksirnya dua huruf atau tiga huruf yang pertengahan sakin.
Contoh : Yang sesudah alif taksirnya dua  huruf 
(ﺼﻮﺍﻤﻊ _ ﻤﺴﺎﺟﺪ )
Contoh : Yang sesudah alif taksirnya tiga huruf (ﻘﻨﺎﺪِﻴﻞ _ ﻤﺼﺎﺒﻴﺢ )
-          Shigat muntahal jumu’ terlarang bertanwin karena dia menempati dua furu’ / dua kali jamak. Yaitu : 1. Jamak adalah furu’ dari mufrad
        2. Kemudian jamak di jamakkan lagi.
Atau 1. 1. Mufrad – 2. Jamak takrir – 3. shighat muntahal jumu’
3.     Kalimat yang diakhiri dengan alif ta’nis maksurah.Yaitu alif yang
( َﻠﻑﻤﻔﺮﺪةِ)
    Menunjukkan mufradah ( satu perempuan ) biarpun masuknya pada nakirah.
Ex : ذکْرى atau pada marifah ex : رﻀﻊ      
   ﺠﺮﺠﻰ  :   ex  katau jama
4.    Kalimat yang diakhiri alif ta’nis mamdudah yaitu ( ﺃَﻠﻑٌﺃَﻠﻑﻘﺒﻠﻬﺎ )
  ﻫﻤﺰﺓ ﻫﻲ ﻓﺗﻘﻠﺐ  )
    Artinya : alif ta’nis yang mamdudah ialah alif yang sebelumnya ada alif kemudian di tukar dia dengan hamzah biarpun masuknya pada nakirah ex : ﺼﺤﺮَﺍﻢَ     atau pada morifah ex : ﺰَﻛﺮﻳﺎ
    - Alif ta’nis maksurah dan alif taknis mamdudah melarang tanwin karena dia menempati dua furu’ / dua kali ta’nis.
1. Taknis yang laim (yang sudah ada
2. Menempati taknis pada taknis yang lazim berarti sudah dua kali taknis.
   Atau 1. Takrir      2. Taknis         3. Alif ta’nis.
        3. Terlarang bertanwin dengan dua furu’ ini terbagi dua.
        4. Terlarang bertanwin beserta alamiah
        5. Terlarang bertanwin beserta wasfiah
2.1. Yang terlarang bertanwin beserta alamiah ada 6 yaitu:
    1. Alamiah serta tambahan alif dan nun contoh ( ﻋﻤﺮﺍﻦ )
- dua furu’ yang melarang tanwinnya adalah alamiyah furu’ dari nakirah dan tambahan alif dan nun furu’ dari mazid alaih / yang tambahan.
    2. Alamiah serta tarkib majzi, contoh : (ﺒﻌﻠﺑﻚ )
- Dua furu’nya : alamiyah furu’ nakirah, dan tarkib furu’ dari mufrad.
3. Alamiyah serta taknis contoh : (ﻃﻠﺤﺔ )
- Alamiyah furu’ nakirah, taknis furu’ dari tazkir.
- Taknis terbagi tiga :
1) Ta’nis lafadz dan ma’na contoh : (ﻔﺎﻄﻤﺔ )
2) Ta’nis lafadz tidak ma’na contoh : ( ﻄﻠﺤﺔ ) untuk nama laki-laki.
3) Ta’nis ma’na tidak lafadz contoh : (ﺰﻴﻧﺐ )
- Syarat taknis melarang tanwin ada : salah satu dari 4 :
1) Bahwa ada hurufnya lebih dari tiga contoh yang diatas.
2) Kalau tiga huruf berharkat ditengahnya. Contoh : (ﺴﻗﺮ )
3) Atau ‘ajam ( bukan bahasa Arab) contoh :(ﺤﻤﺼﻯ)
4) Perpindahan dari muzakar kepada muannats contoh : (ﺰَﻴﺪ) untuk nama perempuan.
- Kalau tidak terdapat salah satu syarat di atas boleh bertanwin. Kalau bertanwin di khofatkan dengan kasrah contoh : (ﺒﻬﻨﺪ ﻤﺮﺮﺖ )
4. Alamiyah serta wazan fi’il ( setimbangan fi’il ) conth : (ﺃَﺤﻤﺪ ﻴﺸﻛﺮ )
- Alamiyah furu’ nakirh wazan fi’il adalah furu’ dari isim.
- Syarat wazan fi’il harus ada timbangan fi’il.
5. Alamiyah serta ‘udul contoh (ﻋﻤﺮ) pada taqdiri.
             Alamiyah furu’ nakirah dan ‘udul furu’ dari ma’dul alaih( yang dipalingkan )
        - (ﻋﻤﺮ ) di palingkan dari (ﻋﺎﻤﺮ ) karena di kahwatirkan sama degan sifat.
6. Alamiyah serta ajam, contoh : (ﺇِﺒﺮَﺍﻫﻴﻢ )
            Alamiyah furu’ dari nakirah ajam furu’ dari arab.
- Syarat ajam adalah :
1. Harus alam (nama orang atau nama negeri) dalam bahasa ajam.
2. Lebih dari tiga huruf
- kalau tidak terdapat salah satu dua syarat diatas boleh bertanwin dan boleh juga   tidak bertanwin.

4.2. Yang terlarang bertanwin serta wasfiyah ada:
    1) Wasfiyah serta ‘udul contoh: ( ﺍُﺨﺮَ ) dipalingkan dari (ﺁﺨﺮَ ) pada hakiki ( tahqiqi).
    - Wasfiyah furu’dari mausuf alaih ( yang diberi sifat dan ‘udul furu’ dari ma’dul alaih yang dipalingkan)
    2) Wasfiyah serta tambahan alif dan nun contoh : ( ﺴﻛﺮﺍﻦ ) ( mabuk )
    - Wasfiyah furu’ dari mausuf tambah (ziadah) furu’ dari mazid alaih (yang ditambah)
    3) Wasfiyah serta wazan fi’il furu’ dari isim.
    - Syarat wasaf :
    a. Keadaannya asli
    b. Tidak menerima ta.

BAB ISIM-ISIM YANG MARFU’
-    Isim yang marfu’ adalah isim yang dirofa’kan dengan salah satu tanda rofa’ yang empat ( 4 ) yaitu dhommah, waw, alif, dan nun.
-    Isim – isim yang dirofa’kan itu ada tujuh (7) :
1.Fail (pelaku pekerjaan)
2.Naibul fail (pengganti pelaku)
3.Mubtada (subjek)
4.khabar (prediket)
5.Isim kana (ﮐﺂَﻥ ) dan isim saudara – saudara kana (ﻦ ﻛﺂ )  
6.Khabar inna (ﻦ اِ) dan isim saudara – saudara inna (ن اِ)
7.Tabi’ ( yang mengikut kepada yang marfu’ ).
1) Naat ( sifat )
2) Ataf ( kata penghubung )
3) Taukid ( penguat/penegas )
4) Badal ( pengganti )
- Kalau da isim yang marfu’ I’rabnya adalah salah satu dari ism yang 7 :
1.1 BAB FAIL ( PELAKU PEKERJAAN )
Fail adalah :

Artinya : Fail adalah yang didahului oleh fi’il ( yang dibina bagi fail ) atau yang menyerupai fi;il dengan cara melekat fi’il dengan fail atau dengan cara terjadi fi’il dari fail.
-    Isim terbagi dua :
1)      Sharih  ( benar – benar isim ) 
2)      Muawwal ( Fi’il yang dipalingkan ma’nanya kepada isim )
-    Fi’il terbagi dua :
1)      Lazim ( yang hanya berkehendak kepada fail ) instransitif.
2)      Mut’addi ( yang berkehendak kepada fail ) transitif.
-    Sabah fi’il terbagi empat :
1)      Isim fail
2)      Amtsilah muballagah
3)      Sifat masyabahah
4)      Isim tafdhil
Contoh : menyandarkan fi’il kepada fail atas cara melekat fi’il pada fail :
Telah mengetahui si Zaid (ﻋﻠﻢ) fi’il madhi ( ﺰَﻴﺪ) Fail
-    Pengetahuan itu melekat pada diri si Zaid.
Contoh : Menyandarkan fi’il kepada fail atas cara terjadi fi’il dan fail
    ﻗﺎﻡﺰَﻴﺪ: telah berdiri si zaid     (ﻗﺎﻡ) fi’il madhi (ﺰَﻴﺪ )fail.
-    Perbuatan berdiri itu terjadi dari si Zaid
-    Contoh fail dari isim fail (ﻤﺨﺗﻟﻒﺍَﻟﻭﺍﻧﻪ ) artinya : berbeda warnanya
I’rabnya (ﺨﺗﻟﻒ ) isim fail (ﺍَﻟﻭَﺍﻥ) fail dari (ﻤﺨﺗﻟﻒ )  dan ( ﻩُ ) mudhofun ilaih.
- Contoh Fail dari amtsilah mubalagah (ﺍَﺿﺮﺍﺐﺰَﻴﺪ ) artinya adalah bersangatan memukul si Zaid.
I’rabnya (أَ ) istifamnya ( kalimat tanya ) (ﺿﺮﺍﺐ ) amtsilah mubalagah
(     ﺰَﻴﺪ   ) fail dari ( ﺿﺮﱠﺍﺐ )
- Contoh fail sifat musyabhah (ﻭَﺠﻬﻪ ﺤﺴﻥ ) artinya yang baik wajahnya.
I’rabnya (ﺤﺴﻥ)sifat musyabahah (ﻭَﺠﻪ) fail dari (ﺤﺴﻥ ) dan (٥ُ )  mudhofun ilaih.
-    Contoh fail dari isim tafdhil
(  ﺍﻠﻜﺤﻞُﻣﻧﻪُﻔﻰﻋﻴﻥِﺯَﻴﺪ ﻣﺎﺮَﺍَﻴﺖُﺮَﺠﻼًﺃَﺤﺴﻥَﻔﻰﻋﻴﻨﻪِ )
Artinya : Aku tidak melihat seorang laki –laki yang lebih baik dimatanya celak dari celak yang ada pada mata si Zaid.
-    I’rabnya (ﻣﺎ) huruf nafi ( huruf  yang berarti tidak ) ( ﺭَﺃَﻱْ ) fi’il madhi  ُﺕ
Fail ( ﺭَﺟﻼ ) maf’ul bih (ﺃَﺤﺴﻥ ) isim tafdhil, menjadi naat dari (ﺟﻸ َﺮ  ) dan
     (فِ ) hurif jar ( ﻋﻴﻥ ) dijarkan oleh (فِ ) dan (ﻩِ ) mudhofun ilaih
     - Contoh fail yang berasal dari fiil yang ditakwilkan ( yang diplingkan ma’nnya kapada isim ) ( ﺃَﻠﻢْﻴﺄْﺖِﻠﻠﺬِﻴﻥَﺃَﻤﻨﻮﺍﺃَﻥْﺗﺧﺸﻊَﺒﻬﻢ )
    Artinya : Apakah belum datang waktunya bagi orang – orang yang beriman untuk tunduk hati mereka.
    I’rabnya : (ﺃ) huruf istifam ( ﺁﻡ ) huruf nafi (ِﻥ ﯿﺎ ) fi’il mudhori’
    ( ﻠِﻠﱠﺬِﻴْﻥَ )jar dan majrur (ﺃَﻤﻨﻮﺍ) fi’il madhi (ﻮ ) fail (ﻥ ﺃ) huruf masdar dan huruf nasab ( ﺗﺧﺸﻊ ) fi’il mudhari ( ﻘﻠُﻮﺐُ ) fail ( ﻫﻢ ) mudhofun ilaih.
-          ( ﺍَﻥْﺗﺧﺸﻊَﻘﻠﻮﺍﺒﻬﻢ ) ditakwilkan / dipalingkan kepada isim yang menjadi fail dari (ﻴﺄﻥ ) takwilnya adalah
(ﻉُﻗﻠﻮﺍﺒﻬﻢ ﻴﺄْﻥِﻠﻠﺬﻴﻥﺃَﻤﻧﻮﺍﺨﺷﻮْﺍ ﺃَﻠﻢْ )
PEMBAGIAN FAIL
Fail terbagi dua :
1.      Zahir ( tampak )
2.      Mudhmar ( tersembunyi )
      Zhohir ada delapan (8)
    a. Isim mufrad contoh ( ﻗﺎﻞَﻗﺎﺾ ) telah berkata qdhi / ﺠﺎﺀﺯﻴﺪ
    b. Mutsanna muzakar ( ﻮﺍﻠﺪﺍﻥ ﻴﺷﺗﻐﻞ ) sedang sibuk kedua orang tua / ﺠﺎﺀَﺍﻠﺯﻴﺪﺍﻥ    
    c. Jamak muzakar (ﺼﻟﻰﺍﻠﻣﺴﻟﻣﻥ) telah shalat orang yang muslim / ﺠﺎﺀَﺍﻠﺯﱠﻴْﺪُﻮْﻥَ         yang salim.
    d. Jamak taksir muzakar ( ﻴﺗﻌﻟﻢُﺍﻠﻁﻼَﺐ )sedang belajar siswa – siswa / ﺠﺎﺀﺍﻟﺭﺠﺎﻝ           / untuk muakkar
    e. Mufrad mu’annast ( ﺠﺄَﺖْﻔﺎﻄﻤﺔُ ) telah datng fatimah /  ﺠﺄَﺖﻫﻧﺪ
    f. Mutsana mu’annast (ﺘﺼﻟﻰﺍﻟﻤﺆﻤﻧَﺘﺎﻥ) sedang shalat dua perempuan     ﺠﺎﺀﺖﺍﻟﻬﻧﺪﺍﻥِ /  mukmin       
   g. Jamak mu’snnast yang salim (ﻘﺎﻤﺖِﺍﻟﻤﺴﻟﻤﺎﺖ) telah berdiri banyak                perempuan muslim / ﺠﺎﺀﺖﺍﻟﻬﻧﺪﺍﺖ   
    h. Jammak taksir mu’annast (ﺍﻟﻬﻧﻮﺪ ﺠﺎﺋﺖ) telah datang beberapa si hindun / ﺠَﺎﺀَﺖِﺍﻟْﻬُﻧُﻮْﺪُ      / untuk muannas
MUDHAMAR ADA 14
    a. Murfad muzakkar ghaib (َﺃﻜﺮﻢ ) failnya (ﻫﻮ ) yang ditakdirkan.
    b. Mussana muzakkar ghaib ( َﺃﻜﺮَﻤﺎ ) failnya alif ( ﺍ )
    c. Jamak muzakar ghaib ( َﺃﻜﺮﻤﻮﺍ ) failnya waw (ﻮ )
    d. Mufrad mu’annast ghaibah ( َﺃﻜﺮَﻤﺖ) failnya ( ﻫﻰ ) yang ditakdirkan.
    e Mutsanna mu’annast ghaibah (  َﻤﺎﺖ َﺃﻜﺮ ) failnya alif ( ﺍ )
    f. Jamak mu’annast ghaibah ( َﺃﻜﺮَﻤﻥ ) failnya nun ( ﻥ )
    g. Mufrad mukhotob muzakkar ( َﺃﻜﺮﻤﺖ )failnya ta ( ﺖ )
    h. Mutsana mukhotob muzakkar ( َﺃﻜﺮَﻤﺘﻤﺎ ) failnya ta ( ﺖ )
    i. Jamak mukhotob muzakkar (ﻤﺘﻢ َﺃﻜﺮ ) failnya ta ( ﺖ )
    j.  Mufrad mu’annast mukhotobah ( َﺃﻜﺮَﻤﺖ ) failnya ta ( ﺖ )
    k. Mutsana muannats mukhotobah ( ََﺃﻜﺮﻤﺘﻤﺎ ) failnya ta ( ﺖ )
    l. Jamak muannast mukhotobah ( َﺃﻜﺮَﻤﺗﻥ ) failnya ta (ﺖ )
    m. Mutakallim wahdah ( َﺃﻜﺮَﻤﺖ ) failnya tu ( ﺖ )
    n. Mutakallim ma’ghair ( َﺃﻜﺮَﻤﻧﺎ )failnya na ( ﻨﺎ )
-     Huruf yang menghubungi ta ( ﺖ ) bukan bagian dari fail, yang fail adalah ta satu – satunya.

KETENTUAN FAIL
        Bagi Fail ada tujuh (7) ketentuan.
1.      Fail wajib rofa’
2.      Fail wajib terlekat sesudah fi’il
3.      Fail tidak boleh dibuang, apa saja bentuk fi’il wajib pakai fail baik madhi, maupun mudhori’ dan amar
4.      Fi’il harus dalam bentuk mufrad sekalipun failnya mustanna atau jamak.
5.      Harus ditaknis fi’il bila failnya muannast dan tidak terbatas dengan fi’il dengan cara menambahkan ta ta’nis pad fi’il madhi.
Contoh : (ﺮَﺠﻌﺖِﺍﻠﻂﺎﻠﺑﺔ )
        Telah pulang murid perempuan dan dengan memakaikan huruf mudhoro’ah ta   pada fi’il mudhori’.
        Contoh : (ﺮﺠﻌﺖﺍﻠﻂﺎﻠﺒﺎﺖ ) ( sedang atau akan pulang murid – murid perempuan )
-          Kalau antara fi’il dan fail ada yang membatasi maka boleh   menta’niskan  fi’il boleh juga tidak. Contoh :
-          (ﺍﻠﻤﺤﺎﺿﺮﺓﻁﺎﻠﺑﺎﺖ ﺑﻌﺪﺍﻧﺗﻬﺎﺀ ﺮﺠﻊ ) artinya telah pulang setelah selesai muhadharah murid – murid.
        I’rabnya (ﺮﺠﻊ ) fi’il madhi (ﺑﻌﺪ ) zaraf (ﺇﻧﺗﻬﺎﺀِ ) mazruf
           (ﺍْﻤﺤﺎﻀﺮﺓ)     mudhofun ilaih (ﻂﺎﻠﺒﺎﺕ ) fail dari (ﺮﺠﻊ )
           (ﺮﺠﻊ ) muzakar dan (ﻂﺎﻠﺒﺎﺕ ) muannats. Dan kalau dikatakan
           (ﺮَﺠﻌﺕ ) boleh juga.
6.Kalau fi’ilnya muta’addi sesudah fi’il ada fail kemudian maf’ul.
 Contoh : (ﻴﻜﺗﺐْﺍﻠﺗﻼَﻣﻴﺫﺩﺮﺴﺎ) sedang menulis murid – murid akan pelajaran.
I’rabnya (ﻜﺘﺐ ) fi’il mudhari’ (ﺍﻠﺗﻼَﻣﻧﺫ )fail ( ﺩﺮﺴﺎ ) maful.
-          Tapi sering juga mafulnya didahului dari fail.
Contoh : ( ﻗﺩﻧﺼﺮﻜﻢﺍﷲ ) Sungguh telah menolong akan kamu allah.
I’rabnya : (ﻗﺩ )  huruf tahqiq (ﻧﺼﺮ ) fi’il madhi (ﻜﻢ ) maful bih ( ﺍﷲ ) fail.
7.Boleh membuang fi’il bila ia menjadi jawab
            Contoh : (ﻋﻠﻰ ﻣﻥﺧﺮﺝ؟ ) Siapa yang keluar ?. Ali
            Takdirnya ( ﻣﻥﺧﺮﺝﺧﺮﺝﻋﻠﻰ ) siapa yang keluar ?. yang keluar Ali.
      BAB NAIBUL FAIL
Naibul fail adalah
ﻫﻮﺍﻻِﺴﻢﻠﻤﺮﻔﻭﻉﺍﻠﺬﻯﻠﻢﻳﺬﻜﺮﻤﻌﻪﻔﺎﻋﻠﻭﺍُﻗﻳﻢَﻫﻭَﻤﻗﺎﻤﻪُﻔﺼﺎﺮَﻤﺮﻔﻭﻋﺎﺒﻌﺪﺃﻥﻜﺎﻥَﻤﻧﺼﻭﺒﺎﻭﻋﻤﺪﺓًﺒﻌﺪﺃﻥﻜﺎﻥﻔﺿﻠﺔ              ﻔﻼَﻴﺠﻭﺰﺤﻔﻪُﻭﻻﺘﻗﺪِﻴﻤﻪﻋﻠﻰﺍﻠﻔﻌﻞ               
Artinya : Isim yang marfu’ yang tidk disebutkan failnya dan ditempatkan dia pada tempat fail, maka jadi isim itu marfu’ sesudah mansub dan jadi dia umdah ( pokok atau bagian dari fi’il ) sesudah ada dia fudhlah ( pelengkap ), tidak boleh dibuang dan tidak boleh terdahulu dari failnya.
Naib fail hanya ada pada fi’il yang muta’addi ( transitif )karena yang akan menjadi naibul fail itu pada asalnya adalah maful. Contoh :
( ﺿﺮﺐﺰﻴﺪﺍﻠﻜﻠﺐ )  
Artinya : Telah memukul si Zaib akan anjing.
I’rabnya : (ﺿﺮﺐ ) fi’il madhi (ﺰَﻴﺪ) fail (ﺍَﻠﻜﻠﺐ) maful bih
Caranya :
a. Dihazafkan fail yaitu ( ﺰﻴﺪ )
b. Diletakan maful pada tempat fail yaitu ( ﺍﻠﻜﻠﺐ )  
c. Dirubah fi’ilnya jadi dibina bagi maful ( kalimat pasif ) dengan cara mendhommahkan awalnya dan mengkhasrahkan huruf yang sebelum akhirnya.
         Maka jadi dia ( ﺿﺮﺐﺍﻠﻜﻠﺐ )  artinya telah dipukul anjing
         I’rabnya : (ﺿﺮﺐ) fi’il dibina bagi maful / bina bagi majhul ( kalimat   pasif ).
         (ﺍﻠﻜﻠﺐ )    Naib fail ( pengganti pelaku ).
    Cara membuat fi’il dibina bagi maful pada fi’il mudhori’ yaitu mendhommahkan     huruf  mudhoro’ah dan memfathahkan huruf yang sebelum akhir, contoh (ﻴﻧﺼﺮ )  Sedang / akan menolong menjadi (ﻴﻧﺼﺮ) sedang / akan ditolong. 
- Naibul fail juga ada dari isim maful contoh : (ﻫﻮَﻤﺤﻤﻮﺪ ﺧﻠﻗﻪ) Artinya    dia yang dipuji akhlaknya
    - I’rabnya (ﻫﻮ) mubtaba (َﻤﺤﻤﻮﺪ  ) khabar sigatnya isim maf’ul dan
      (ﺧﻠﻖ ) naib fail dari (ﻤﺤﻤﻮﺪ ) dan (ﻩ ) mudhafun laih.
    Alasan menghazafkan fail. 
1. Karena sudah kenal dengan fail contoh (ﺧﻠﻖﺍﻻِﻧﺴﺎﻥ) telah diciptakan manusia. Semua orang tahu bahwa yng menciptakan adalah Allah mka dihazafkan failnya yaitu Allah asalnya adalah (ﺧﻠﻖﺍﷲﺍْﻻِﻧﺴﺎﻥ ) 
2. Karena tidak tahu dengan si fail contoh (ُﺳﺮﻖَﺍﻠﺒﻳﺕ ) telah dicuri rumah kita tidak tahu siapa pelaku pencurian.
3. Ingin menyembunyikan fail supaya orang ragu. Contoh ( ﺮﻜﺐﺍﻠﺤﺼﺎﻥ ) telah dikendarai kuda kita kenal dengan si pengendara tapi tidak mau menyebutkan supaya orang ragu.
4. Karena takut dengan si fail contoh ( ﺿﺮﺐﺰﻳﺪ ) telah dipukul si zaid. Kita kenal siapa orang yang memukul tapi takut menyebutkannya, kalau disebutkan mungkin dia akan marah.
5. Untuk memulyakan si fail (ﻋﻤﻞﻋﻤﻞﻤﻧﻜﺮ ) telah dikerjakan pekerjaan yang mungkar.
    Kita tahu orang yang memperbuat yang mungkar, karena selama Ini dia orang yang terpandang untuk memuliakannya dihazafkan supaya jangan jatuh harga dirinya.
6. Karena tidak ada manfaat menyebutkannya ( ﻤﺴﺢﺍﻠﺴﺒُﻮﺮﺓ ) telah dihapus papan tulis.
    Disebutkan atau tidak disebutkan orang yang menghapuskannya tidak akan ada faedahnya.
-          Kalau pada kalimat itu ada beberapa maf’ul maka yang akan dijadikan naib fail adalah maful yang pertama, dan yang lain tetap mansub menjadi maful juga
     Contoh   : ( ﺍَﻋﻂﻰﺒﻜﺮﺰَﻳﺪﺍﺪِﺮﻫﻤﺎ )
     Artinya  Telah memberikan aibakar akan sizaid akan uang.
- I’rabnya : ( ﺍَﻋﻂﻰ ) fi’il madhi (ﺒﻜﺮ ) fail ( ﺰَﻳﺪﺍ ) maful pertama
   ( ﺪﺮﻫﻤﺎ ) maful kedua.
-   Dijadikan bina bagi mafil ( ﺍﻋﻂﻰﺰﻳﺪﺪﺮﻫﻤﺎ ) artinya telah diberi sizaid uang
-    I’rabnya ( ﺍﻋﻂﻰ ) fi’il madhi bina bagi maful ( ﺰَﻳﺪ ) naib fail
     ( ﺪﺮﻫﻤﺎ ) mafulbih
-    Kalau ingin membuat fi’il bina bagi maful dari fi’il lazim boleh juga syaratnya nibul failnya harus.
1. Jar majrur contoh ( ﻔﺮﺡ ﺒﻪ )
2. Zhoraf contoh (ﺴﻳﺮﻳﻮﻢﻜﺎﻤﻝ )
3. Masdar contoh (ﻔﻰﺍﻠﻧﻬﺎﺮ ﻳﻐﺗﺴﻝﻏﺴﻝ )
- Ketentuan naib fail sama dengan ketentuan – ketentuan fail
- Pembagian naib fail sama dengan pembagian fail
         - Penentuan muzakar dan muannats fi’il yang dibina bagi majhul tergantu
   pada maful bih yang akan menjadi naib fail.
   Terutama dalam memakai huruf midhoro’ah jangan sampai tertipu dengan
   Huruf mudhoro’ah yang ada :
Contoh : (ﺗﻀﺮﺐﺍﻠﻔﺎﻁﻤﺔ ) kalau bina bagi fail
( ﻴﻀﺮِﺐُﺯَﻴﺪُﺍﻠﻔﺎﻁﻤﺔ )

BAB MUBTADA ( SUBJEK ) DAN KHABAR ( PREDIKET )
-          Mubtada sama dengan subjek atau pokok kalimat
-          Khabar sama dengan prediket atau sebutan
-          Mubtada dan khabar adalah dua isim yang dari keduanya disusun kalimat yang berfaedah :
-          Mubtada ialah :
     (ﺍَﻠﻤﺒﺗﺪﺍﺍﻻﺴﻡﺍﻠﻤﺮﻔﻮْﻉُﺍْﻠﻌﺎﺮِﻱﻋﻥﺍﻠﻌﻮﺍﻤﻞﺍﻠﻠﻔﻅﻴﺔ )
Artinya : Mubtada ialah isim yang marfu’ yang kosong dari amil lafziah.
-          Yang merofa’kan mubtada adalah ibtida ( permulaan ) ﻜﻮﻥﺍﻻﻢﺍﻻْﺠﺮﺪﻋﻥِﺍْﻠﻌﻮَﺍﻤﻞِ
-          Mubtada ada dua dua pembagian :
1.Zhohir
2.Mudhmar
-          Kedua –duanya sudah terdahulu dalm bab fail
-          Mubtada zahir ada dua pembagian
            1. Mubtada yang berkehendak kepada khabar contoh : ( ﺍﷲُﺮَﺒﻧﺎ )
            2. Mubtada yang berkehendak kepda fail sadda masadda khobar ( fail yang
Menempati tempat khobar, yang ini kalau mubadanya terdiri dari isim wasaf ( isim fail dan isim maful yang didahului olh nafi atau istifham. )
Contoh : ( ﺍَﻗﺎﺋﻢﺰَﻴﺪ ) artinya adakah yang berdiri si zaid. 
‘Irabnya (ﺃَ)istifham ( ﻘﺎﺌﻢ ) sighatnya isim fail ‘Irabnya mubtada
( ﺰَﻴﺪ ) fail sadda musadda khobar.
( ﻤﺎﻘﺎﺌﻢﺍﻠﺰَﻴﺪﺍنِ ) artinya tidak yang berdiri dua orang zaid.
‘Irabnya : ( ﻤﺎ ) huruf nafi ( ﻘﺎﺌﻢ ) isim fail jadi mubtada
( ﺍَﻠﺰَّﻴﺪﺍنِ ) fail sadda musadda khobar.


KETENTUAN – KETENTUAN MUBTADA
Ketentuan mubtada ada 5 :
1. Wajib rofa’ contoh : (ﻤﻨﺼﻮﺮ ﺍَﻠﺤﻖْ ) artinya kebenaran itu di bela.
     ‘Irabnya : (ﺍَﻠﺤﻖ) murtada marfu’ (ﻤﻨﺼﻮﺮ ) khabar marfu’
2. Harus isim yang ma’rifah atau nakirah yang berfaedah contoh :
     (ﺍﷲﻤﺤﻤﺪﺮﺴﻮﻞ)
 (ﻤﺤﻤﺪ)mubtada dia ma’rifah dengan isim alam (ﺮﺴﻮﻞ) khabar (ﺍﷲ)      mudhofun ilaih.
3. Mubtada boleh di hafazkan kalau ada bukti yang menunjukkan contohnya pada   jawab dari pertanyaan. (کَﻴْﻒﺤﺎﻠﻚ) bagaimana keadaanmu.
Irabnya ( کَﻴْﻒَ ) khabar muqaddam ( khabar yang di dahulukan )
( ﺤﺎﻞ ) mubtada muakhar ( mubtada yang dikemudiankan )
(ﻚ) mudhofun alaih :
- Lalu dijawab dengan kalimat (ﺒﺨﻴﺮ) artinya baik-baik ‘irabnya khabar mudtadanya di hafazkan seharusnya di jawab dengan (ﺍﻧﺎﺒﺨﻴْﺮ ) saya baik.
    (ﺍﻧﺎ) mubtada (ﺒﺨﻴﺮ ) jar dan majrur menjadi khabar.
-    Maka menghafakan ( ﺍﻧﺎ ) disini hukumnya cuma boleh / harus kalau dituliskan juga boleh tidak ada salahnya.
4. Wajib dihafazkan mubtada itu pada empat tempat :
1) Kalau dia jadi jawab dari qosam ( sumpah ) contoh   ( َﻻﺬﻫﺒﻥ ﻔﻰﺬِﻤﺘﻰ ِ     )    Artinya : pada tanggunganku sunguah aku akan pergi.
       I’rabnya (ﻔﻰ ) huruf jar
      ( ِﺬﻤﺘﻰ ) dijarkan oleh fi (ﻔﻰ) tanda jarnya kasrah.
      (ﻱ) mutakallim wahdah jadi mudhofun illaih.
      (ﻞ ) huruf jawab dari qosam ( sumpah )
    (ﺍﺬﻫﺒﻦ) fi’il mudhori’ fiilnya (ﺃﻧﺎ) yang ditakdirkan, jumlah fi’il dan fail    menjadi  khobar, mubtadanya dihazafkan yaitu lafadz (ﻔﺴﻢ) sumpah atau
       (ﻋﻬﺪ) janji.
        (ﻦ ) huruf taukid tsakilah ( penegas )
       Kalimat (ﻘﺳﻢ) / (ﻋﻬﺪ) mubtada disini wajib di hazafkan tidak boleh          dituliskan. 
2)Kalau khobar terdiri dari masdar pengganti fi’ilnya contoh : (    ﺼﺒﺮﺠﻤﺽﻳﻞ) Artinya : Kesabaran yang baik.
  I’rabnya : (ﺼﺒﺮ ) khabar, (ﺣﻤﻴﻝ) naat. Mubtada dihazafkan, yaitu kalimat
  (ﺼﺒﺮﻚ) kesabaran engkau. ‘I rabnya (ﺼﺒﺮ ) mubtada (ﻚ )  mudhofun ilaih lengkapnya kalimat itu (ﺼﺒﺮﻚﺼﺒﺮﺠﻤﻳﻞ) tapi tidak boleh menuliskan kalimat (ﺼﺒﺮﻚ)
    3) Kalau khabarnya khusus pujian dikhususkan pujian ( ﻧﻌﻢ ) atau celaan ( ﺒﺋﺲ )
   Contoh : (ﺍﻠﺮﺠﻞﻣﺤﻤﺪ ﻧﻌﻢ ) artinya : Sebaik – baiknya lelaki Muhammad.
   I’rabnya ( ﻧﻌﻢ ) fi’il mudah ( pujian ). ( ﺍﻠﺮﺠﻞ ) fail dari ni’ma.
  ( ﻤﺤﻤﺪ ) khabar mubtadanya (ﻫﻮ) yang di takdirkan. Asal kalimatnya
   adalah : ( ﻧﻌﻢﺍﻠﺮﺠﻞﻫﻮﻤﺤﻤﺪ )
Contoh celaan :
( ﺒﺋﺴﺖﺍﻠﻤﺮﺍﺓﻫﻧﺪ ) Sejahat – jahat perempuan Hindun.
I’rabnya  : ( ﺒﺋﺴﺖ ) fi’il zam ( celaan ) ( ﺍﻠﻣﺮﺍﺓ ) fail biksa.
( ﻫﻧﺪ ) khabar mubtadnya ( ﻫﻰ ) tidak boleh dituliskan.
Asal kalimat itu adalah ( ﺒﺋﺴﺖﺍﻠﻣﺮﺍﺓﻫﻰﻫﻧﺪ )
4) Kalau khabar hanya berupa sifat saja contoh : ( ﺘﺮﻔﻖﺒﺨﺎﻟﺪﺍﻟﻣﺴﻜﻳﻥ )
Artinya : Kasihanilah oleh engkau si khalid yang miskin.
I’rabnya : (ﺘﺮﻔﻖ ) fi’il Amar, failnya wajib mentakhirkan anta (ﺍﻧﺖ)
(ﺐ ) huruf jar (ﺨﺎﻟﺪ) dijarkan oleh bi ( ﺐ ) ( jar dan majrur )
(ﺍﻟﻣﺴﻜﻳﻥ) sifat dari (ﺨﺎﻟﺪ)  yang sudah diputuskan hukumnya dari man’utnya, namanya naat maqtu’ ( ﻣﻗﻂﻮﻉ ) I’rabnya jadi khabar mubtadanya adalah
 (ﻫﻮ ) yang dihazafkan lengkapnya kalimat itu adalah :
( ﺘﺮَﻔﻖﺒﺨﺎﻟﺪٍﻫﻮﺍﻟﻣﺳﻛﻴﻥ )
5) Wajib terdahulu dari khabar contoh semua yang sudah disebutkan di atas, kecuali pada beberapa tempat boleh mentakhirkan mubtada dari khabar nanti dijelaskan dalam penjelasan khabar.            
- Kadang – kadang ada mubtada itu dijarkan oleh huruf jar tambahan yaitu bi (ﺐ)
  Min (ﻣﻥ) dan rubba (ﺮﺐ ) contoh ( ﺑﺤﺴﺒﻚﺪﺮﻫﻢ  ِ ِ(artinya cukuplah untuk engkau satu dirham.
  I’rabnya ( ﺒﺤﺴﺐ ) mubtada dijarkan oleh huruf tamabahan ( ﺰﺍِﺋﺪﺓ ) yang dijarkan hanya lafadznya saja.
    ( ﺪﺮﻫﻢ ) khabar dari (    ﺑﺤﺴﺐ  )
-          syarat – syarat bi (ﺐ) dikatakan sebagai huruf tambahan ada lima :
1) Kalau dia menjadi fail dari kalimat ( ﻛﻔﻰ ) contoh ( ﺑﺎﻠﺪﻴﻥ ﻛﻔﻰﻴﻛﺫﺐ )
    Artinya : telah mencukupi Allah akan jadi saksi
    I’rabnya ( ﻛﻔﻰ ) fi’il madhi ( ﺑﺎﺍﷲ ) jar majrur menjadi fail majrur dangan
    ( ﺐ ) tambahan ( ﺷﻬﻴﺪﺍ  ) maf’ul bih.

2) Pada kalimat yang akan jadi maf’ul bih contoh : (ﺒﺎﻠﺪﻴﻦ     ﺍﻠﺬﻯﻴﮐﺬﺐ )
    Artinya : Orang – orang yang mendustakan dia akan agama.
    I’rabnya (ﺍَﻟﺬﻯ ) isim mausul mubtada (ﻴﻜﺬﺐ ) fi’il mudhori’ failnya (ﻫﻮ ) jumlah fi’il dan fail menjadi khabar.
      ( ﺑﺎﻠﺪﻴﻥ ) jar majrur menjadi maful bih.
    ( ﺍﻠﺪﻴﻥ ) hanya majrur lafadznya saja karena ba ( ﺐ    ) huruf jarnya tambahan.
3) Terletak pada mubtad contoh : ( ﺒﺤﺳﺑﻚﺪﺭﻫﻢ ) artinya: cukup untuk kamu   satu dirham
   I’rabnya ( ﺒﺤﺳﺐ ) mubtada dijarkan oleh ba tambahan.
   ( ﻚ ) mudofun ilaih.
   ( ﺪﺭﻫﻢ ) khobar dari ( ﺒﺤﺳﺐ )
4) Pada hal yang amuilnya didahului oleh nafi contoh : (ﺋِﺐٍ ﻤَﺎﺠِﺋْﺖُﺑِﺧَﺎ )
    Artinya : Tidak dating aku hal keadaan kosong.
    I’rabnya : ( ﻤﺎ ) huruf nafi
   ( ﺠﺋﺖ ) fi’il dan fail
   ( ﺐ  ) bi huruf jar ( ﺧﺎﺋﺐٍ ) menjadi hal yang dijarkan oleh ba zaidah
    ( tambahan ) dia majrur pada lafadz tapi mansub pada mahal ( tempat )
5) Pada khabar laysa (ﻟﻴﺲ) dan khabar ma ( ﻤﺎ )
    Contoh khabarnya laysa ( َﻠﻴﺲﺍﷲُﺑﺎﺣﻜﻢﺍﻠﻠﺣﺎﻜﻤﻴﻥ ﺃ)
    Artinya : Adakah tidak ada Allah seadil – adil orang yang menghukum.
I’rabnya : ( ﺃ ) istifham
( ﻠﻴﺲ ) fi’il madhi yang naksis yang berkehendak pada isim dan khabar.
( ﺍﷲُ ) isim dari laisa ( ﻠﻴﺲ )
( ﺑﺎﺣﻜﻢ ) khabar dari laia ( ﻠﻴﺲ )  majrur pada lafadz karena masuk huruf jar tambahan tetepi dia marfu’ pada mahal.
( ﺍﻠﺣﺎﻜﻤﻴﻥ ) menjadi mudhofun ilaih.
Contoh khabar ma ( ﻤﺎ ) (  ﻠﻟﻌﺑﻴﺪ ﻮﻤﺎﺍﷲُﺑﻆﻼﻢ ) artinya dan tidak ada Allah aniaya bagi hambanya.
I’rabnya ( ﻮ ) ibtida.
( ﻤﺎ ) nafi ( ma nafi yang hijaiah yang eramal merofa’kan isim dan mensabkan khabar.
( ﺍﷲ ) isim dari ma ( ﻤﺎ )
( ﺑﻆﻼﻢ ) jar majrur menjadi khabar dari ma dan hanya aidah
( ﻠﻠﻌﺑﻴﺪ ) jar dan majrur.
- Min ( ﻤﻥ ) dikatakan huruf tambahan bila mencukupi tiga syarat
1. Harus ada sebelumnya huruf nafi atau nahi atau istifham.
2. Isim yang dijarkan harus nakirah
3. Isim yang dijarkan itu harus menjadi fail atau maful bih atau mubtada. 

   
Contoh yang didahului nafi ( ﻤﺎﺠﺎﺀﺇِﻠﻴﻧﺎﻤﻥﺍﺤﺪ )
Artinya : Tidak datang kepada kami seseorang.
I’rabnya ( ﻤﺎ )nafi
( ﺠﺎﺀ ) fi’il madhi
( ﺇﻠﻴﻧﺎ ) jar dan majrur.
( ﻤﻥﺃﺤﺪ ) jar majrur dengan ( ﻤﻥ ) zaidah menjadi fail dari ( ﺠﺎﺀ )
    Contoh yang didahului nahi ( ﻻَﺗﺪﻥﻤﻥﺃﺳﺪﻔﺗﺳﻠﻢ )
    Artinya : Jangan kamu akan singa maka kamu akan selamat.
I’rabnya ( ﻻ ) nahi
( ﺗﺪﻥ ) fi’il mudhori failnya ( ﺍﻧﺕ ) yang ditakdirkan
( ﻤﻥﺍﺳﺪ ) jar majrur dengan ( ﻤﻥ ) zaidah jadi maful.
( ﻒ ) rabithah ( penghubung ) bagi jawab nahi
( ﺗﺳﻠﻢ ) fi’il mudhori’ mansud oleh fa jawab.
Contoh yang didahului istfham ( ﻫﻞﻤﻥﺧﺎﻠﻕﻏﻳﺭﺍﷲ )
Artinya : Adakah Tuhan selain Allah.
I’rabnya : ( ﻫﻞ ) istifham
( ﻤﻥﺧﺎﻠﻕ ) jar majrur dengan ( ﻤﻥ ) zaidah jadi mubtada.
( ﻏﻴﺮ ) khabar dari ( ﻤﻥﺧﺎﻠﻕ )
( ﺍﷲِ ) mudhofun ilaih
- Kalau rubba ( ﺮﺐ ) bukan huruf zaidah tapi hanya syabah zaidah ( serupa tambahan )
NAKIRAH MUFIDAH
   
    Isim yang nakirah itu baru bisa berfaedah kalau ada salah satu yang 12 yaitu :

1.    Kalau dia diidofatkan contoh : (  ٌﻋﻠﻳﻧﺎ ﺨﻤﺲﺼﻠﻮﺍﺖﻔﺮﻴﺿﺔ )
    Artinya : Lima sholat faardhu atas kami.
        I’rabnya : ( ﺨﻤﺲ ) mubtada dia nakirah boleh karena sudah brfaedah dengan idhofat pada lafdaz ( ﺼﻠﻮﺍﺖ )
        (ﺼﻠﻮﺍﺖ) Mudhofun ilaih
        (ﻔﺮﻴﺿﺔ ) Khabar
        ( ﻋﻠﻳﻧﺎ ) Jar dan majrur
2.     Kalau dia diberi sifat atau naat contoh : ( ﻋﺒﺩﻤﺆﻤﻥﺨﻳﺮ ) artinya budak yang beriman itu baik. I’rabnya (ﻋﺒﺩ ) mubtada dia nakirah yang berfaedah denan diberi naat, yaitu: (ﻤﺆﻤﻥ  )
            (ﻤﺆﻤﻥ ) naat dari ( ﻋﺒﺩ)
            (ﺨﻳﺮ ) khabar
3.    Bila didahului oleh khabar jar dan majrur atau zharaf
    Contoh : (    ﻮﻠﻬﻡﻋﺫﺍﺐﺍﻠﻳﻡ  ) artinya dan bagi mereka azab yang pedih.
    Irabnya : (ﻮ ) isti’naf.
    ( ﻠﻫﻡ ) jar dan majrur manjadi khabar muqaddam ( yang didahulukan )
    (ﻋﺫﺍﺐ ) mubtada muakhar ( mubatdanya dikemudiankan dia nakirah, boleh karena sudah berfedah dengan didahului oleh khabar jar dan majrur.
    ( ﺍﻠﻳﻡ ) naat dari (ﻋﺫﺍﺐ )
4.    Kalau dia terletak sesudah nafi atau istifham atau izan fijaiyah ( ﺍﺫﺍ ) dengan arti tiba- tiba atau lawla ( ﻠﻮﻻ )
- Contoh yang didahului nafi ( ﻤﺎﺍﺤﺩﻔﻰﺍﻠﺩﺍﺮ )artinya
        Tidak ada salah seorang di kampung
        I’rabnya ( ﻤﺎ ) nafi.
        (ﺍﺤﺩ ) mubtada, nakirah, boleh karena sudah berfedah denan sebab  didahului oleh nafi yaitu ( ﻤﺎ )
    (ﻔِﻰﺍﻠﺩﱠﺍﺮِ ) jar dan majrur jadi khabar (ﺍﺤﺩ )
-     Contoh yang didahului oleh  istifham ( ﺍَﺇِﻠﻪﻤﻊﺍﷲ ) artinya : Adakah Tuhan beserta Allah?
    Irabnya :    (َﺃ  ) istifham
            ( ﺍﻠﻪ ) mutada nakirah
            ( ﻤﻊَﺍﷲ ) zharaf dan mazruf jadi khabar dari (َﺇﻠﻪ )
-    Contoh yang didahului oleh ( ﻻ ﻠﻮ ) lawla ( ﻠﻮﻻﻋﻠﻡﻠﺿﻞﺍﻠﻧﺎﺱ )
           
sekiranya tidak ada ilmu sungguh telah sesat manusia.
    I’rabnya :     (ﻠﻮ ) syartiyah
            ( ﻻ  ) nafi
            ( ﻋﻠﻡ ) mubtada dia nakirah boleh karena sudah berfaedah
            ( ﻞ ) huruf taukid
            ( ﺿﻞ ) fiil madhi
            ( ﺍَﻠﻧﺎﺱ ) fail, jumlah fiil dan fail jadi khabar dari ( ﻋﻠﻡ )
-    Contoh yang didahului oleh ( ﺇِﺬﺍ ) fujaiyah
    ( ﺨﺭﺠﺖﺇﺬﺍﺭﺟﻞﻔﻰﺍﻠﺒﺎﺐ )
    Artinya : Aku keluar tiba – tiba seorang laki- laki dipintu :
    I’rabnya : ( ﺨﺭﺠﺖ ) fiil dan fail
                   ( ﺇﺬﺍ ) fujaiyah
                (ﺭﺟﻞ ) mubtada nakirah yang berfaedah
                   (ﻔﻰﺍﻠﺒﺎﺐ  ) jar dan majrur menjadi khabar dari (ﺭﺟﻞ )
5. Kalau dia ( nakirah ) itu beramal seperti amalan fiil ( merofakan fail dan menasabkan maful ) contoh (  ﻤﻤﺪﻮﺡ ﺍﻋﻃﺎﺀﻃﻌﺎﻤﺎﻠﻤﺳﻜﻴﻥ )
    Artinya : Pemberian makanan bagi orang miskin terpuji.
    I’rabnya : (ﺇﻋﻃﺎﺀ ) mubtada dia nakirah boleh karena berfaedah karena dia beramal ( bekerja sama dengan amalan fiil yaitu merofakan fail. Failnya adalah
     ( ﻫﻮ  )
    Yang ditakdirkan. Dan mensabkan maful yaitu ( ﻃﻌﺎﻤﺎ )
        ( ﻃﻌﺎﻤﺎ ) maful bih
        (ﻠﻤﺳﻜﻴﻥ ) jar dan najrur
        (ﻤﻤﺪﻮﺡ ) khabar dari (ﺍﻋﻃﺎﺀ )
6.    Kalau nakirah itu berupa isim mibhan ( isim yang umum pengertiannya ) seperti isim syart, isim istifham, ma ( ﻤﺎ ) ta’ajjub ( kagum ) dan kam ( ﻜﻢ  ) khobariyah ( yang berarti barapa banyak ).
Contoh : Isim syarat (  ﻳﻧﺟﺢ ﻳﺟﺗﻬﺪ    ﻣﻥ ) artinya : Siapa – siapa yang bersungguh sungguh menang dia.
    I’rabnya :     (ﻣﻥ ) mubtada dia nakirah yang berfaedah karena isim mubham.
    (ﻳﺟﺗﻬﺪ )fiil mudhori’ failnya ( ﻫﻮ  ) kembali pada  (ﻣﻥ )
    Jumlah fiil dan fail jadi na’at dari   (ﻣﻥ )
    (ﻳﻧﺟﺢ ) fiil mudhori’ failnya (ﻫﻮ )  kembali kepada  (ﻣﻥ )  jumlah fiil dan fail menjadi khabar dari  (ﻣﻥ )
Contoh isim istfham (    ﻛﻢْﻜﺗﺎﺒﺎﻠﻙ ) artinya : berapa kitab bagi engkau?.
    Irabnya : (    ﻛﻢ ) istifham dia nakirah jadi mubtada boleh karena sudah berfaedah.
    (ﻜﺗﺎﺒﺎ ) tamyiz.
    (ﻠﻙ ) jar dan majrur menjadi khabardari ( ﻛﻢ )
Contoh ( ﻣﺎ  ) ta’ajub ( ﻣﺎﺍﻋﺪﻞﻋﻣﺭ ) artinya alangkah adil si Umar.
    I’rabnya : (ﻣﺎ    ) ta’ajub jadi mubtada dia nakirah boleh karena sudah berfaedah.
    (ﺎﺍﻋﺪﻞ ) fiil madhi, failnya (ﻫﻮ ) kembali kepada (ﻣﺎ  )
    Jumlah fiil dan fail menjadi khabar dari (     ﻣﺎ    )
    (ﻋﻣﺭ ) maful bih.
Contoh : kam ( ﻛﻢ ) khobariyah (  ﻤﻥﻜﺗﺎﺐﻋﻧﺪﻱ    ﻛﻢ ) artinya : banyak kitab padaku.
    I’rabnya : ( ﻛﻢ )mubtada dia nakirah boleh karena sidah berfaedah.
    (ﻤﻥْﻜﺗﺎﺐ) jar dan majrur
    ( ﻋﻧﺪﻱ ) zharaf dan mazhruf jadi khabar dari ( ﻛﻢ )
7. Bila nakirah itu mengandung do’a kebaikan atau kejelekan.
Contoh do’a kebaikan ( ﺴﻼَﻢﻋﻠﻳﻙ ) artinya keselamatan atas engkau.
        I’rabnya (ﺴﻼَﻢ ) mubtada dia nakirah boleh karena sudah berfaedah.
        (ﻋﻠﻳﻙ ) jar dan majrur menjadi khabar dari (ﺴﻼَﻢ )
8. Apabila diatifkan pada isim ma’rifah atau isim ma’rifah diathafkan pada nakirah.
Contoh nakirah diathafkan pada ma’rifah.
    ( ﺗﻠﻣﻳﺫﻮﺧﺎﻠﺪﻳﺗﻌﻣﺎﻥ )
Artinya : Murid laki – laki dan kholid sedang belajar keduanya.
        I’rab (    ﺗﻠﻣﻳﺫ ) : mubtada dia nakirah boleh.
        (  ﻮ  ) ataf (ﺧﺎﻠﺪ ) diathafkan pada tilmizun (ﺗﻠﻣﻳﺫ )
        (ﻳﺗﻌﻣﺎﻥ ) Fiil mudhori’ failnya alif. Jumlah fiil dan fail jadi khabar dari
            (ﺗﻠﻣﻳﺫ )
        Contoh : ma’rifah diathafkan kepada nakirah ( ﺧﺎﻠﺪﻮﺗﻠﻣﻳﺫﻳﺗﻌﻠﻣﺎﻥ ) artinya dan I’rabnya sama dengan yang diatas hanya ibalikan yang didepan tetap jadi mubtada.
9. Bila nakirah itu diathafkan pada isim yang mempunyai sifat (naat) atau isim yang diahtofkan pada nakirah yang mempunyai sifat
   (    ﻄﺎﻋﺔﻮَﻗﻮﻞﻣﻌﺮﻮﻑﻣﻣﺪﻮﺡ )
    Artinya : ta’at dan kata – kata yang baik dipuji.
    I’rabnya : (ﻄﺎﻋﺔ ) mubtada dia nakirah boleh
        ( ﻮ  ) waw athaf (ﻗﻮﻞ ) diathafkan kepada (ﻄﺎﻋﺔ )
        (ﻣﻌﺮﻮﻑ ) sifat ( naat )
        (ﻣﻣﺪﻮﺡ ) khabar dari(ﻄﺎﻋﺔ )
    Contoh nakirah diberi sifat yang diathafkan
      ( ﻗﻮﻞﻣﻌﺮﻮﻑﻮﻣﻐﻔﺮﺓﻣﻣْﺪﻮﺡ ) artinya : Perkataan yang baik dan maaf adalah baik.
        I’rabnya (ﻗﻮﻞ ) mubtada dia nakirah boleh
        (ﻣﻌﺮﻮﻑ ) naat dari (ﻗﻮﻞ )
        ( ﻮ  ) waw huruf athof ( ﻤﻐﻓﺮﺓ )diathafkan pada (ﻗﻮﻞ )
          (   ﻣﻣﺪﻮﺡ  ) khabar dari ( ﻗﻮﻞ    )
10.     Bila yang dimaksud dengan nakirah hakikat jenis ( zat )
Contoh : ( ﺛﻣﺮﺓﺨﻴﺮﻣﻥﻮﺮﻘﺔ ) artinya buah lebih baik dari daun.
    I’rabnya (ﺛﻣﺮﺓ) mubtada dia nikirh berfaedah karena hakikat zat.
    (ﺨﻴﺮ ) khabar (ﻣﻥﻮﺮﻘﺔ ) jar dan majrur.
11.    Bila nakirah itu menjadi jawab dari pertanyaan contoh :( ﺗﻟﻣﻴﺬ ؟ ﻣﻥﻮﺮﺍﺀﻙ )
    Artinya siapa dibelakang engkau? Murid
        I’rabnya : (ﻣﻥ ) isim istfham jadi khabar muqaddam
        (ﻮﺮﺍﺀ ) zharaf makan jadi mudhaf mubtada
        (  ﻙ ) mazhruf mudhofun ilaih
        (ﺗﻟﻣﻴﺬ ) menjadi mubtada dia nakirah boleh karena jawabdari pertanyaan dan khabarnya (ﺍﺋﻰ ﻮﺮ    ) yang ditakdirkan. Sempurnanya kalimat itu adalah :
       (ﺘﻟﻣﻴﺬﻮﺮَﺍﺋﻰ  ؟  ﻣﻥﻮﺮﺍﺀﻙ)
12.     Bila yang dimaksud oleh nakirah itu menjelaskan secara terperinci
Contoh : ( ﻗﻣﻴﺺﻟﺑﺴﺕُﻗﻣﻴﺺﺑﻌﺕ ) Artinya satu baju aku pakai satu aku jual.
        I’rabnya (ﻗﻣﻴﺺ ) kedua menjadi mubtada dia nakirah berfaedah karena dia menjelaskan secara terperinci.
        (ٌﻟﺑﺴﺕ ) dan (ﺑﻌﺕ ) fiil dan fail jadi khabar.


KHABAR  ( PREDIKET ATAU SEBUTAN )

Khabar yaitu : ( ﺍَﻟﺨﺑﺮﻫﻮﺍﻻﺴﻢُﺍﻟﻣﺴﻧﺪﺍﻟﻰﺍﻟﻣﺑﺗﺪ )
Artinya : Isim yang disandarkan kepada mubtada
Contoh : (ﻣﺤﺒﻮﺐ ﺍَﻟﻌﺎﺪﻞ ) artinya : adil itu disukai.
I’rabnya : (ﺍَﻟﻌﺎﺪﻞ  ) mubtada (ﻣﺤﺒﻮﺐ) khabar.

Khabar terbagi kepada dua ( 2 )
1. ( ﻣﻔﺮﺪ ) satu
2. ( ﻏﻴﺮﻣﻔﺮﺪ ) tidak satu
- Mufrad pada khabar adalah (ًﻮﻻَﺷﺒﻬﻬﺎ ﺠﻤﻠﺔ ﻣﺎﻠﻴﺲ ) artinya kalimat yang bukan jumlah dan bukan menyerupai jumlah.
- Ghoiru mufrad ada 4 :
a) Jumlah isimyah ( jumlah yang terdiri dari mubtada dan khabar )
Contoh ( ﺯَﻴﺪﺍﺒﻮﻩُﻗﺎﺋﻢ ) artinya : si Zaid bapaknya orang berdiri.
I’rabnya (ﺯَﻴﺪ ) mubtada yang pertama
(ﺍَﺒﻮﻩ ) mubtada yang kedua (ﻩُ  ) rabit ( penghubung antara mubtada dan khabar
(ﻗﺎﺋﻢ )
Khabar dari (ﺍَﺒﻮﻩ ) jumlah mubtada dan khabar (ﻗﺎﺋﻢ ﺍَﺒُﻮْﻩُ ) menjadi khabar dari zaidun (ﺯَﻴﺪ )
b). Jumlah fi’ilyah ( jumlah yang terdiri dari fiil dan fail )
Contoh ( ﺯَﻴﺪﻗﻌﺪَﺍَﺨﻮﻩُ ) artinya si Zaid telah berdiri saudaranya.
I’rabnya (ﺯَﻴﺪ ) mubtada (ﻗﻌﺪ ) fiil madhi (ﺍﺨﻮﻩُ ) fail jadi mudhof ( ﻩُ ) robit mudhofun ilaih jumlah fiil dan fail menjadi khabar dari (ﺯَﻴﺪ )
-          Kalau khabar terdidri dari jumlah wajib mempunyai robit
-          Yang dikatakan robit ( ﺭﺍﺒﻁ ) adalah yang menghubungkan antara mubtada dan khabar.
c) Zharaf makan ( menunjukan tampat ) atau zharaf zaman ( waktu ) contoh zhorof makan ( ﺯَﻴﺪﻋﻧﺪَﻚ ) artinya si Zaid di sisi kamu.
I’rabnya ( ﺯَﻴﺪ ) mubtada (ﻋﻧﺪَ ) zharaf makan mudhof
( ﻚ    ) mudhofun ilaih ( mazhruf ) jumlah zharafdan mazruf jadi khabar dai
(ﺯَﻴﺪ    )
d) Jar dan majur contoh : ( ﺯَﻴﺪﻔﻰﺍﻠﺪﺍﺭِ ) artinya si Zaid dikampung
    I’rabnya : (ﺯﻴﺪ ) mubtada (ﻔﻰ ) huruf jar (ﺍﻠﺪﺍﺭ ) dijarkan oleh (ﻔﻰ )  jumlah jar dan majrur menjadi khabar dari aidun.
     -    Zharaf dan mazhruf  / jar dan majrur dinamakan syabah jumlah atau menyerupai jumlah ( ﺰﻴﺪﻋﻨﺪﻚ )
     -    Tiap – tiap zharaf dan mazhruf / jar dan majrur berkehendak kepada tempat mutaallaq ( ﻣﺗﻌﻠﻕ ) atau tempat mengaitkn hukum.
     -    Tempat muta’allaq pada contoh diatas adalah ( ﻣﺴﺗﻗﺭ ) atau ( ﺍﺴﺗﻗﺭ ) yang ditaqdirkan asal kalimat pada contoh diatas, (ﻋﻧﺪﻚ ﺯَﻴﺪٌﺍِﺴﺗﻗﺭ    ) atau (  ﻋِﻧْﺪَﻚَ ﻣُﺴْﺗَﻗَﺭﱡ ﺯَﻴْﺪٌ ) dan pada jar dan majrur
            (  ﻔﻰﺍﻟﺪﱠﺍﺭِ ﺯَﻴﺪﺍﺴﺗﻗﺭﱠ   ) atau (ﻔﻰﺍﻟﺪﺍِﺭ ﺯَﻴﺪﻣﺴﺗﻗﺭ    )

KETENTUAN – KETENTUAN DARI KHABAR

Ketentuan khabar ada 7 :
1. Harus rofa’ contoh ( ﺍَﻧﺎﻣﺗﺄَﺨﺭٌ ) artinya saya terlambat.
    I’rabnya ( ﺍﻧﺎ ) mubtada (     ﻣﺗﺄَﺨﺭٌ ) khabar.
2. Harus muthobaqoh (ﻣﻃﺎﺑﻗﺔ ) / sesuai antara mubtada denan khabar dari segi :
a.    Mufrad contoh ( ﻫﻭﻣﺭﻳﺾ )
 b.    Tasniyah contoh (ﺍَْﻻُﺴﺗﺎﺫَﺍﻥِﻣﺭِﻳﺿﺎﻥِ  )
c.    Jamak contoh ( ﺍَﻠﺗﻼﻣﻳﺫُﻣﺠﺗﻬﺪﻭﻥ )
d     Muzakar contoh (    ﺍﻠﺗﻠﻣﻳﺫُﻧﺎﺠﺢ  )
e.    Muannast contoh ( ﻋﺎﺋﺷﺔٌﻣﺠﺗﻬﺪَﺓٌ )
3. Pada umumnya khabar terdiri dari isim mustaq contoh  (ﺍَْﻻُﺳﺎﺗﺫُﻮْﻦَﺭَﺍﺠﻌﻮْﻦ  َ( َﺭَﺍﺠﻌﻮْﻦ   )  jadi khabar dari ( ﺍَﺳﺎﺗﺫُﻮْﻦَ )  dia mustaq dengan isim fail kadang – kadang boleh juga isim yang jamid contoh    ( ﺫَﻠﻚَﻏﻧﻢٌ ) ( ﻏﻧﻢٌ ) menjadi khabar dari (ﺫَﻠﻚَ ) dia jaid boleh.
4. Boleh menghazafkan / menyembunyikan khabar bila ada bukti yang menunjukan misalnya dia jadi jawab dari pertanyaan.
Contoh : (     ﺳﻌﻳﺪ ؟ ﻤﺠﺗﻬﺪ  ﻤﻦ  ) asalnya kalimat itu (ﺳﻌﻳﺪﻣﺠﺗﺪ ﻤﺠﺗﻬﺪ؟ ﻤﻦ  ) ,( ﻤﺠﺗﻬﺪ  ) yang kedua khabar dari ( ﺳﻌﻳﺪ ) dia dihazafkan karena ada bukti yaitu :
 (ﻤﺠﺗﻬﺪ ) yang pertama.
5. Boleh banyak khabar untuk satu mubtada contoh :
 (ﺧﺒﻳﺭ _ ﻋﻠﻳﻢ _ ﺒﺼﺮ _ ﺳﻤﻳﻊ ﺍﷲُ )
6. Harus terletak sesudah mubtada sebagaimana contoh :
7. Wajib membuang khabar pada empat tempat :
a. Bila menunjukan keadaan yang mutlak atau keadaan wujudnya umum ini terjadi pada dua tempat.
    1. Kalau dia menjadi tempat mutaalaq dari zharaf dan mazhruf atau jar dan majrur contohnya pada khabar yang terdiri zharaf dan khabar dari majrur.
    2. Sesudah lafadz ( ﻠﻭﻻ ) dan ( ﻠﻭﻣﺎ ) contoh : ( ﻠﻭﻻ )
    Artinya : sekiranya tidak ada agama sungguh telah sesat manusia.
    I’rabnya : ( لو ) huruf syartiyah ( ﻻ ) nafi (الدﻳﻥ) mubtada ( ﻞ ) huruf taukid ( ﺿﻞ ) fiil madhi (ﻴﻥ اﻠﺩ ) di taqdirkan yaitu : (ﺪ ﺠﻮ ﻤﻮ ) asalnya (ﺲ اﻠﻧﺎ ﻞﺿﻞ د ﻤﻭﺠﻮ ﻳﻥ اﻠد لوﻻ )
b.Apabila ada dia menjadi khabar dari sumpah contoh : (ﻥ ﻭاﷲﻻﺠﺖﻬد )
Artinya : Demi Allah sungguh aku akan rajin.
I’rabnya : ( ﻭاﷲ ) mubtada, khabarnya adalah ( ﻔﺴﻣﻰ ) yang ditakdirkan. ( ﻞ ) huruf taukid (ﻥ اﺠﺗﻬﺩ ) fiil mudhori yang dimasuki oleh nun taukid.

c. Kalau mubtadanya terdiri dari masdar dan sesudah mubtada itu terdapat kalimat yang pantas menjadi hal dan tidak pantas untuk jadi khabar.
Contoh :    (  ﻣﺴﻴﺄ ﺗﺄﺩﻴﺒﻲاﻠﻐﻼﻢ )
Artinya didikanku terhadap budak itu dalam keadaan jelek.
    I’rabnya ( ﺗﺄدﻴﺒﻲ ) mubtada hukumnya marfu’ tanda rofaknya dhommah yang ditakdirkan atas ba ( ﺐ ) karena istiqol ( berebutan harkat ) dengan ya ( ﻱ ) mutakallim. Dan ya ( ﻱ )  fail dari masdar takdibi (ﻴﺒﻲ ﺗﺄد ) algulama ( ﺍﻠﻐﻼﻢ ) maful dari ( ﺗﺄدﻴﺒﻲ ) dan ( ﻣﺴﻴﺄ  ) menjadi hal, dan khabar dari (ﻴﺒﻲ ﺗﺄد )  ditakdirkan yaitu ( ﺣﺎﺼﻞ ) asalnya (  ﻣﺴﻴﺄ ﺣﺎﺼﻞ ﺩﻴﺒﻲﺍﻠﻐﻼﻢ ﺗﺄ )
d. Bila khabar itu terltak sesudah waw ma’iyah ( waw dengan arti serta )
    Contoh : (ﺃﻣﺭﻮﻣﺎﻔﻌﻞ ﻜﻞ ) artinya tiap – tiap orang beserta apa yang dia perbuat.
I’rabnya : (ﻜﻞ )  mubtada (ﺃﻣﺭ ) mudhofun ilaih, (ﻮ ) maiyah, (ﻣﺎ ) mausul (ﻔﻌﻞ ) fiil madhi failnya adalah ( ﻫﻮ ) kembali pada (ﻣﺎ )  khabar dari (ﻜﻞ )   ditakdirkan yaitu
( ﻣﻗﺗﺭﻥ ) asalnya (ﻔﻌﻞ ﻥ ﻮﻣﻜﺗﺭ ﺃﻣﺭ ﻜﻞ )
-          Wajib mendahulukan khabar dari mubtada pada 4 tempat :
1.      Bila mubtadanya nakirah dan khabar tediri dari jar dan majrur:
Contohnya : (  ﻄﻼﺐ ﻠﻔﺼﻝ ﻔﻰﺍ ) dikelas ada mahasiswa.
I’rabnya : (ﻔﻰﺍﻠﻔﺼﻞ ) jar dan majrur jadi khabar muqaddam, ( khabar yang didahulukan ) ( ﻄﻼﺐ ) mubtada muakhar ( mubtada yang di kemudiankan ).
            2.   Kalau khabar itu terdiri dari isim istifham atau ism yang didhofatkan pada istifham dan sesudahnya isim yang marifah, Contoh isim istifam ( ﻣﻥﺃﻧﺕ ) siapa engkau?.
        I’rabnya: (ﻣﻥ) khabar muqaddam (ﺃﻧﺕ) mubtada muakhar.

Contoh yang diidofatkan pada isim istifham (ﺃﻧﺕ ﻣﻥ ﺍﺑﻥ )
Artinya : anak siapa engkau ?.
    I’rabnya : (ﺍﺑﻥ) mubtada diidhofatkan kepada (ﻣﻥ) dan (ﻣﻥ) adalah mudhofun ilaih (ﺃﻧﺕ ) mubtada muakhar
3. kalau mubtada berhubungan dengan dhomir yang kembali kepada khabar.
Contoh : (ﺼﺎﺣﺒﻬﺎ ﻔﻰﺍﻠﺪﺍﺭ )  artinya : dalam rumah pemiliknya rumah.
Irabnya : (ﻔﻰ ) huruf jar ( ﺍﻠﺪﺍﺭ ) dijarkan oleh ( ﻔﻰ  ) jar dan majrur jadi khabar muqaddam.
(ﺼﺎﺤﺐ) mubtada muakhar (ﻫﺎ) isim dhomir yang kembali pada (ﺍﻠﺪﺍﺭ)  dan ( ﻫﺎ )  mudhofun ilaih.
    4. Bila pengertian khabar terbatas / tersimpan dalam mubtada
          Contoh : ( ﻣﺎﺧﺎﻠﻖﺇﻻﺍﷲ ) artinya tidak ada pencipta kecuali Allah.
          Irabnya (ﻣﺎ ) huruf ilaih nafi (ﺧﺎﻠﻖ) khabar muqaddam. (ﺇﻻ) huruf istisna (ﺍﷲ) mubtada muakhar.

BAB ISIM KANA ( ﻛﺎﻥ ) DAN SAUDARA – SAUDARANYA

    (ﻛﺎﻥ ) dan saudara – saudaranya adalah fiil madhi yang naqis. Yang dikatakan disini adalah sesuatu yang tidak sempurna dengan marfu’ kecuali dengan marfu’ kecualidengan mansub.
    (ﻛﺎﻥ) dan saudara – saudaranya berkehendak kepada isim yan marfu’ dan isim yang mansub.
    Isim yang marfuk disebut isim (ﻛﺎﻥ ) saudaranya
Isim yang mansub disebut kabar (ﻛﺎﻥ ) / saudaranya.
Isim (ﻛﺎﻥ ) dan khabar (ﻛﺎﻥ ) itu berasal dari mubtada dan khabar.
Contoh : ( ﻘﺎﺋﻣﺎ ﺯﻴﺪ ﻛﺎﻥ )
    I’rabnya (ﻛﺎﻥ ) fiil madhi yang naqis kerjanya merofakkan isim menasabkan khabar.
( ﺯﻴﺪ ) isim dari (ﻛﺎﻥ ) hukumnya marfu’ tanda rofaknya. Dhommah karena isim mufrad. ( ﻘﺎﺋﻣﺎ ) khabar dari (ﻛﺎﻥ ) hukumnya mansub. Tanda nasabnya fathah karena isim mufrad.
    Asalnya sebelum masuk (ﻛﺎﻥ ) adalah (ﻘﺎﺋﻢ ﺯﻴﺪ ) (  ﻴﺪ ﺯ ) mubtada (ﻘﺎﺋﻢ ) khabar. Ketentuan dari isim (ﻛﺎﻥ ) keseluruhannya sama dengan ketentuan mubtada tanpa ada perbedaan karena asalnya adalah mubtada.
 (ﻛﺎﻥ ) dan saudara – saudaranya ada 13 semuanya adalah fiil :
             ( ﻛﺎﻥ ) ( ﺍﻣﺲ ) ( ﺃﺼﺒﺢ ) ( ﺍﺿﺤﻰ )
             ( ﻇﻞ ) ( ﺒﺎﺕ ) ( ﺼﺎﺮ ) ( ﻠﻴﺲ )
     ( ﻣﺎﺯﺍﻞ ) ( ﻣﺎﻔﺗﺋﻰ ) ( ﻣﺎﺒﺮﺡ ) ( ﻣﺎﺇﻧﻔﻚ )
    ( ﻢ ﻣﺎﺪﺍ )
    Fiil yang tiga belas ini beramal ( bekerja ) terbagi kepada 3 bagian :
1. Beramal dengan tidak ada syarat yaitu 8 buah mulai dari ( ﻛﺎﻥ ) sampai ( ﻟﻴﺲ )
2. Beramal dengan syarat didahului oleh adat nafi apa saja atau yang menyerupai nafi
    (syabah nafi ) Syabah nafi adalah nahi, istifham, dan do’a. Dia ad 4 :
    Yaitu :   ( ﺰﺍﻞ ) ( ﻔﺘﺋﻰ ) (  ﺑﺮﺡ )   ( ﺇﻧﻓﻙ )
3. Beramal dengan syarat didahului oleh ( ﻤﺎ ) masdariyah zharfiah yaitu (   ﻢ ﺪﺍ  ) saja. Dinamai dia ( ﻤﺎ )  dengan masdariah adalah karena ia memecahkn ( menjadikan ) fiil sesudhnya menjadi ma’na mazdar dan dinamakan ( ﻤﺎ ) dengan izarfiyyah karena ma itu degan ma’na ( ﻤﺪﺓ ) relama
    Ex : (ﺍﻠﻴﻚ ﺪﺍ ﻤﺘﺮﺪ ﺰﻴﺪ ﻢ ﻤﺎﺪﺍ ﻻﺍﺼﺣﺒﻚ )
    Ex : (ﺍﻠﻴﻚ ﻤﺗﺮﺪﺪﺍ ﺪﻮﺍﻢﺰﻴﺪ ﺓ ﻤﺪ ﻻﺍﺼﺣﺒﻙ )
    Contoh : (      ﺍ ﻤﺠﺗﻬﺪ ﻜﺎﻥﺍﻠﻮﻠﺪ    ) adalah anak itu orang yang rajin
                 (ﻜﺳﻼﻥ ﺍﻠﺮﺠﻞ  ﺃﺼﺒﺢ ) pada waktu subuh silaki – laki itu malas.
                 (ﻃﺒﻳﺐ ﺃﺿﺤﻰﺍﻠﺮﺠﻞ ) pada waktu dhuha laki – laki itu jadi dokter.
                 (ﻤﺪﺮﺴﺎ ﻅﻠﺕﺍﻟﻤﺮﺃﺓ )pada waktu siang perempuan itu jadi guru.
                 (ﺧﺎﺷﻊ ﺍﻠﻤﺼﻠﻰ ﺃﻤﺲ ) pada waktu sore orang yang sholat itu khusyu’.
                 (ﻣﺮﻴﺿﺎ ﺍﻟﺗﻠﻤﻴﺫ ﺒﺎﺕ ) pada waktu malam murid itu sakit.
               ( ﻣﺷﻐﻮﻻ ﺲ ﺼﺎﺮﺍﻠﻤﺪﺮ ) telah jadi guru itu sibuk.
        ( ﻤﺒﺗﻬﺪﺍ ﺍﻻﺳﺘﺎﺫ ﻤﺎﺯﺍﻞ ) senantiasa guru itu rajin / tidak hilang guru itu rajin.
               (ﻤﺒﺗﻬﺪﺍ ﺍﻠﺗﻠﻣﻳﺫ ﻤﺎﺒﺮﺡ ) senantiasa murid itu rajin.
                 (ﻨﺎﻔﻌﺎ ﺍﻠﻌﻠﻢ ﻣﺎﻔﺗﺋﻰ ) senantiasa ilmu itu bermanfaat
                 (ﺍﻠﺼﺒﺮﻣﺮﺍ ﻣﺎﺇﻨﻔﻙ ) senantiasa sabar itu pahit.
                 (ﻣﺗﺮﺩﺩﺍﺇﻠﻴﻙ ﺰﻴﺩ ﻣﺎﺩﺍﻢ ﺃﺼﺤﺑﻙ ) saya tidak akan bersahabat dengan engkau   selama si Zaid pulang pergi menemui engkau.
    Keseluruhan contoh diatas adalah ( ﻜﺎﻥ ) dan saudaranya beserta isim dan khabarnya.
    Fiil yang 13 itu kalau ditasrifkan semuanya akan beramal sama dengan fiil madhinya.
    Fiil yang 13 ini keseluruhan bisa beramal sebagai fiil yang tam ( ﺗﺎﻢ ) kecuali tiga yaitu ( ﻠﻴﺲ )-( ﺰﺍﻞ )-( ﻔﺘﺋﻰ ) yang tiga ini selama- lamanya adalah fiil yang naqis.
    Yang dimaksud dengan fiil tam adalah fiil yang bcukup marfu’ saja tidak berkehendak pada mansub, dan jadilah dia fiil yang lazim.
- ( ﻜﺎﻥ ) kalau sudah jadi fiil tam ma’na menjadi ( ﻮﺠﺩ ) diperoleh.
    Contoh : (     ﺬﻮﻋﺴﺮﺓ ﻜﺎﻥ ﺇﻦ ) ( jika diperoleh kesulitan )
- I’rabnya : ( ﺇﻦ ) syariatnyah (     ( ﻜﺎﻥ )  ) fiil madhi yang tam, (  ﻮ ﺬ   ) fail dari (( ﻜﺎﻥ )    ) ( ﻋﺴﺮﺓ  ) mudhofun ilaih.
- ( ﻜﺎﻥ ) disini fiil yang tam hanya berkehendak kepada fail saja. Tidak berkehendak pada isim dan khabar.
- ( ﺼﺎﺮ ) kalau jadi fiil tam ma’na menjadi pindah.
  Contoh : (ﺇﻟﻴﻙ ﺼﺎﺮﺍﻻﻣﺮ ) telah pindah urusan kepada engkau
I’rabnya (ﺼﺎﺮﺍ ) fiil yang tam, (ﺍﻻﻣﺮ ) fail dari shoro dan (ﺇﻟﻴﻙ ) jar majrur.
- ( ﺍﺼﺒﺢ ) kalau jadi fiil tam ma’nanya masuk waktu subuh.
Contoh : (  ﺗﺼﺒﺢ ﺤﻳﻦ ﺍﻟﺼﺒﺢ ﺼﻞ ) sholat subuhlah kamu ketika masuk waktu subuh.
I’rabnya : (ﺼﻞ ) fiil amar failnya adalah ( ﺃﻧﺕ  ) (ﺍﻟﺼﺒﺢ    ) maful bih
(ﺤﻳﻦ ) zharaf (    ﺗﺼﺒﺢ ) fiil mudhori’ dari (  ﺍﻟﺼﺒﺢ     ) yang tam yng hanya berkehendak pada fail. Bukan pada isim dan khabar fail dari (ﺗﺼﺒﺢ ) adalah (ﺃﻧﺕ   )
( ﺍﻀﺤﻰ ) kalau jadi fiil tam ma’nanya masuk waktu dhuha.
    Contoh : (ﺃﺿﺣﻰ ﺤﻴﻦ ﺼﻟﻳﺕ ) aku sholat ketika msuknya dhuha.
I’rabnya (ﺼﻟﻳﺕ ) fiil dan fail (ﺤﻴﻦ ) zharaf (ﺃﺿﺣﻰ ) fiil mudhori (ﺃﺿﺣﻰ ) failnya adalah (ﺃﻧﺎ )
    ( ﻅﻞ ) Kalau jadi fiil ma’nanya tetap dan lama
Contoh : (ﺍﻟﺤﺮﺐ ﺇﺫﺍﻴﻅﻝ ﻧﺗﻗﺪﻢ ﻟﻥ ) ( kita tidak akan maju bila tetap ada peperangan )
I’rabnya : ( ﻟﻥ ) huruf nasab dan huruf nafi ( ﻧﺗﻗﺪﻢ ) fiil mudhori failnya adalah (ﻧﺤﻥ ) ( ﺇﺫﺍ )syartiyah ( ﻴﻅﻞ ) fiil mudhori’ dari ( ﻅﻞ ) ( ﺍﻟﺣﺮﺐ    ) fail dari ( ﻴﻅﻞ )
( ﺍﻤﺲ ) kalau jadi fiil tam ma’nanya masuk waktu sore.
    Contoh : (ﺗﻤﺴﻮﻦ ﺤﻴﻥ ﺳﺒﺤﺎﻦﺍﷲ ) Maha suci Allah ketika kamu masuk pada waktu sore.
I’rabnya : (ﺳﺒﺤﺎﻦ ) lafadz ta’ ajjubiyah. (ﺍﷲ ) mudhofun ilaih. (ﺤﻴﻥ ) zharaf (ﺗﻤﺴﻮﻦ ) fiil mudhori’ dari ( ﺃﻤﺲ ) failnya adalah (ﻧﺕ ﺃ,)
- ( ﺒﺎﺕ ) kalau jadi fiil tam ma’nanya menginap atau bermalam.
Contoh : (ﺑﻳﺗﻰ ﺒﺎﺕﻔﻲ ﻋﻟﻱ ﻜﺎﻥ ) adalah si Ali bermalam dirumahku. 
I’rabnya : (ﻜﺎﻥ  )fiil madhi yang naqis ( ﻋﻟﻰ ) isim dari (ﻜﻦ ), ( ﺒﺎﺕ ) jar dan majrur.
( ﻫﻮ ).Jumlah fiil dan fail jadi khabar dari (ﻜﺎﻥ ), ( ﻔﻰﺑﻳﺗﻰ ) jar dan majrur.( ﺒﺭﺡ ) kalau jadi fiil tam ma’nanya pergi / memisahkan diri.
Contoh : (ﻋﻧﻰ ﻳﺑﺭﺡ ﻫﻮ ) dia memisahkan diri dariku.
I’rabnya : (ﻫﻮ ) mubtada ( ﻴﺒﺭﺡ ) fiil mudhori’ dari ( ﺑﺭﺡ ) failnya (ﻫﻮ ) jumlah fiil fan fail jadi khabar dari (ﻫﻮ ) (ﻋﻧﻰ ) jar majrur.
    (ﻧﻔﻙ ﺇ ) kalau jadi fiil tam ma’nanya terlepas
    Contoh (ﺍﻟﻣﺴﺋﻟﺔ ﻋﻥ ﺇﻧﻔﻙ ﻫﺬﺍﺍﻻﻤﺮ ) ( urusan ini terlepas dari masalah itu )
    I’rabnya : (ﻫﺬﺍ ) mubtada (ﺍﻻﻤﺮ ) badal dari (ﻫﺬﺍ ) (  ﺇﻧﻔﻙ    ) fiil yang tam failnya adalah (ﻫﻮ ) (ﺍﻟﻣﺴﺋﻟﺔ ﻋﻥ  )jar majrur. Jumlah fiil dan fail jadi khabar dari (ﻫﺬﺍ ) ( ﺪﺍﻢ ) kalau jadi fiil tam ma’nanya kekal / sia.
    Contoh : (ﺍﻟﺤﻴﺎﺕ ﺪﺍﻤﺕ ﻣﺷﻐﻮﺍﻠﻮﺍﻦ ﻧﺤﻦ ) ( kita disibukan ketinggalan hidup )
    I’rabnya : (ﻧﺤﻦ ) mubtada (ﻣﺷﻐﻮﺍﻠﻮﺍﻦ ) khabar (ﺪﺍﻤﺕ ) fiil yang tam.
    (ﺍﻟﺤﻴﺎﺕ ) fail dari (ﺪﺍﻤﺕ )
    ( ﺪﺍﻢ ) menjadi fiil yang tam selama – lamanya kalau tidak didahului oleh  ( ﻣﺎ ) masdariyah zharfiyah.

BAB KHABAR INNA (  ﺍﻥ  ) DAN SAUDARA – SAUDARANYA

- Khabar (ﺍﻥ) dan khabar saudara – saudara (ﺍﻥ) adalah salah satu dari isim marfu’ yang tujuh.
- Khabar (ﺍﻥ) itu pada mulanya berasal dari khabar mutada setelah masuk (ﺍﻥ) irabnya berubah menjadi khabar (ﺍﻥ)
    Contoh : (ﺋﻢ ﻗﺎ ﺯﻳﺪ ) I’rabnya : (ﺯﻳﺪ) mubtada (ﺋﻢ ﻗﺎ ) khabar. Masuk (ﺍﻥ) jadi dia  ( ﺋﻢ ﻗﺎ ﺍ ﺯﻳﺪ ﺍﺍﻥ) maka I’rabnya jadi (ﺍﻥ) huruf taukid atau amil nawasekh
   (ﺍ ﺯﻳﺪ ) isim dari (ﺍﻥ ) (ﺋﻢ ﻗﺎ  ) khabar dari (ﺍﻥ)
-    Karena khabar (ﺍﻥ ) itu berasal dari khabar mubtada. Maka ketentuan dan pembagian serta hukum – hukumnya sama dengan khabar mubtada yang telah berlalu, lihat kembali ketentuan khabar mubtada. 
- (ﺍﻥ ) – ( ﻜﺎﻥ ) – ( ﻅﻧﻨﺕ )  ketiganya disebut amil nawsekh ( orang yang bekerja menghapuskan)
        Yang dimaksud dengan bekerja menghapuskan adalah bekerja menghapuskan hukum mubtada dan khabar yaitu marfu’ seperti hukum mubtada yang semula marfu’ masuk (ﺍﻥ ) berubah jadi mansub. Hukum khabar yang semula marfu’ masuk (ﻜﺎﻥ ) berubah jadi mansub. Mubtada dan khabar yang marfu’ kalau masuk (ﻅﻧﻨﺕ ) berubah jadi mansub keduanya.
            Contoh : (ﻗﺎﺋﻢ ﺯﻳﺪ ) kalau masuk (ﻜﺎﻥ ) jadi (ﻗﺎﺋﻢ ﺯﻳﺪ ﻜﺎﻥ )
           
            : (ﻗﺎﺋﻢ ﺯﻳﺪ ) kalau masuk (ﺍﻥ ) jadi  (  ﻗﺎﺋﻢ ﺯﻳﺪ ﺍﻦ  )
            : (ﻗﺎﺋﻢ ﺯﻳﺪ ) kalau masuk ( ﻅﻧﻨﺖ ) jadi (  ﻗﺎﺋﻣﺎ ﺍ ﺯﻳﺪ ﻅﻧﻨﺖ )
            Karena itu dia dinamakan amil nawasekh karena dia menghapus hukum mubtada dan khabar yang sudah ada dulu yaitu marfu’
- (ﺍﻥ ) dan saudara – saudaranya yang bekerja menasabkan isim dan merafa’kan khabar itu ada 6, keenamnya adalah huruf :
- (ﺍﻥ ), (ﺍﻥ ), ( ﻠﻜﻥ  ) ( ﻟﻴﺕ )  ( ﻠﻌﻝ ) ( ﻜﺄﻥ ) 
- (ﺍﻥ ) dan (ﺍﻥ ) adalah huruf taukid ( penegas / penguat )hubungan anatara mubtada dan khabar (ﻨﺴﺒﺔ ﻜﻴﺪ ﺗﻮ ) berguna untuk menghilangkan keingkaran dari mubtada dan khabar.
Contoh : (    ﻣﺎﻫﺮ ﺇﻥﺍﻟﺤﻟﻖ )  ( sesungguhnya tukang cukur itu mahir )
    I’rabnya : (ﺍﻥ  ) amil nawasekh atau huruf taukid, (ﺍﻟﺤﻟﻖ ) isim dari (ﺇﻥ ) (ﻣﺎﻫﺮ ) khabar dari (     ﺇﻥ  )
    ( ﺠﺢ ﻧﺎ ﻤﺤﻤﺪﺍ ﺃﻥ ﻋﻟﻤﺖ ) ( saya yakin Muhammad lulus )
    I’rabnya : (ﻋﻟﻤﺖ ) fiil dan fail (ﺇﻥ ) huruf taukid / amil nawasekh / huruf masdar, (ﻤﺤﻤﺪﺍ ) isim dari (ﺇﻥ ) dan ( ﺟﺢ ﻧﺎ )khabar (ﺇﻥ )
    Perbadaan anatara (ﺇﻥ ) dan (ﺃﻥ  ) kalau (ﺇﻥ  ) letaknya diawal tidak didahului oleh amil sedangkan (  ﺃﻥ  ) wajib ada amil yang mendahuluinya seperti contoh diatas didahului oleh kalimat (ﻋﻟﻤﺖ )
    Kalau terletak sesudah fa ( ﻒ ) yang menjadi jawab
Kalau terletak sesudah (ﺫﺍ ﺇ  )  fujiyah ( yang berarti tiba – tiba )
Kalau terletak sesudah ( ﺤﻴﺙ )  dan (     ﺇﺫﺍ )
Maka pada empat 4 tempat ini boleh dibaca (ﺇﻥ ) dan boleh dibaca (ﺃﻥ  )
- Contoh yang sesudah ( ﻒ ) yang menjadi jawab
(  ﻳﻧﺠﺢ ﻧﻪ ﻔﺈ ﻳﺴﺗﻳﻢ ﻤﻥ ) ( siapa – siapa yang lurus maka ia akan lurus )
    I’rabnya : (ﻤﻥ ) syarthiah, (ﻳﺴﺗﻳﻢ ) fiil mudhori’ failnya ( ﻫﻮ ) jadi fiil syarat,
 ( ﻑ ) rabith lil jawab maka disitu boleh dibaca ( ﺇﻥ ) dan boleh juga (ﺃﻥ  )
 dan ( ﻩ ) isim dari (ﺇﻥ  / ﺃﻥ   ) dan ( ﻳﻧﺠﺢ ) fiil mudhari’ failnya (ﻫﻮ  ) jumlah fiil dan fail jawab syarat.
Contoh : yang terletak sesudah ( ﺇﺫﺍ )
    (ﺿﺮ ﺤﺎ ﺇﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﺌﺒﺎ ﻏﺎ ﻅﻧﻧﺗﻪ ) ( aku sangka dia absen tiba – tiba dia hadir )
     I’rabnya : (ﻅﻧﻧﺗﻪ ) fiil dan fail / amil nasawekh kerjanya menaobkan isim dan menasobkan khabar, (ﻩ ) menjadi isim dari (ﻅﻧﻧﺗﻪ    ) dan (ﺌﺒﺎ ﻏﺎ )  khabar dari (ﻅﻧﻧﺗﻪ ) (ﺇﺫﺍ ) fujaiyah (ﻩ ) isim dari  (ﺇﻥ  / ﺃﻥ   )  amil nawasekh maka disitu boleh dibaca
 (ﺇﻥ ) dan boleh dibaca (ﺃﻥ  ) karena terletak sesudah (ﺇﺫﺍ ) fijaiyah, (ﻩ ) isim dari (ﺇﻥ  / ﺃﻥ   )  dan ( ﺤﺎﺿﺮ ) khabar (ﺇﻥ  / ﺃﻥ   )
Contoh : yang terletak sesudah ( ﺤﻴﺙ )
(     ﻤﻗﻴﻢ ﺃﻧﻪ ﺤﻴﺚ ﻢ ﻗﻮ ﺃ )  ( aku bermukim dimana dia bermukim )
    I’rabnya : (ﻢ ﻗﻮ ﺃ ) fiil mudhari’ failnya adalah (ﺃﻧﺎ ), ( ﺤﻴﺙ ) zhorof zaman
(ﺇﻥ  / ﺃﻥ   )huruf taukid amil nawasekh ( ﻩ ) ism dari (ﺇﻥ  / ﺃﻥ   ). (  ﻤﻗﻴﻢ ) khabar dari (ﺇﻥ  / ﺃﻥ   )
Contoh : yang terletak sesudah ( ﺇﺫ )
    (      ﻤﻗﻴﻢ ﺃﻗﻮﻢﺇﺫﺃﻧﻪ ) ( aku bermukim ketika dia bermukim ). I’rabnya : sama dengan diatas bedanya disini ( ﺇﺫ ) ( zhorof  ) zaman.
3. ( ﻜﺄﻦ ) adalah huruf tasbih ( penyerupa )
    Undang – undang tasybih yaitu : (ﻤﻌﻧﻰ ﻔﻰ ﻣﺭ ﺃ ﻛﺔ ﺮ ﻣﺷﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻠﺪﻻﻠﺔ )
Artinya : Sesuatu yang menunjukan atas berserikat satu pekerjaan bagi pekerjaan yang lain pada makna.
Contoh : (   ﺳﺪ ﺃ ﺯﻴﺪﺍ ﻜﺄﻥ ) ( seolah – olah si Zaid itu singa )
    I’rabnya : (ﻜﺄﻥ ) huruf tasbiyah. (ﺯﻴﺪﺍ ) isim dari (ﻜﺄﻥ )  (ﺳﺪ ﺃ ) khabar dari
 (ﻜﺄﻥ ) 
4. ( ﻠﻜﻥ ) adalah huruf istidrok ( susulan )
    Undang – undang istidrok (ﺭﻙ ﺴﺘﺪ ﺇ ) yaitu
(ﺃﻮﻧﻔﻴﻪ ﺛﺒﻮﺗﻪ ﻫﻢ ﻴﺘﻮ ﻤﺎ ﺒﺮﻔﻊ ﻟﻜﻼﻡ ﺍ ﺗﻌﻘﻴﻖ )
Artinya : Mengiringi pembicaraan untuk menghilangkan sesuatu yang diragui adanya dan tidak adanya.
    Contoh : ( ﻠﺲ ﺠﺎ ﺯﻴﺪﺍ ﻟﻜﻦ ﻗﺎﻢﺍﻟﻧﺎﺲ ) ( telah bediri manusia tetapi si Zaid duduk )
I’rabnya : ( ﻘﺎﻢ ) fiil madhi (     ﺍﻟﻧﺎﺲ ) fail, (    ﻠﻜﻥ ) huruf istidrok, (ﺯﻴﺪﺍ ) isim dari
( ﻠﻜﻥ )  (ﻠﺲ ﺠﺎ ) khabar dari ( ﻠﻜﻥ )
5. ( ﻟﻴﺕ ) adalah huruf tamanny  ( angan – angan )
Undang – undang tamany ( ﺗﻤﻧﻰ    ) yaitu (ﻋﺴﺮ ﻔﻴﻪ ﻣﺎ ﺃﻮ ﻔﻴﻪ ﻂﻤﻊ ﻻ ﻣﺎ ﻄﻠﺐ )
Artinya : Mengharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau sesuatu yang mungkin terjadi tapi amat sulit,
    Contoh : (ﻳﻮﻣﺎ ﻳﻌﻮﺪ ﺍﻠﺷﺒﺎﺐ ﻴﺎﻠﻴﺕ ) ( wahai pemuda kembalilah suatu hari )
I’rabnya : ( ﻴﺎ ) huruf nida ( seruan ), (ﻠﻴﺕ ) huruf tamanny (ﺍﻠﺷﺒﺎﺐ ) isim dari (ﻠﻴﺕ )
(ﻳﻌﻮﺪ ) fiil mudhori’ failnya ( ﻫﻮ ) kembali pada (ﺍﻠﺷﺒﺎﺐ ), jumlah fiil dan fail jadi khabar dari (ﻠﻴﺕ ), (ﻳﻮﻣﺎ    ) zharaf zaman.
6. ( ﻠﻌﻞ ) adalah huruf taraji ( harapan )
    Undang – undang tarji ( ﺗﺮﺠﻰ ) yaitu (  ﺍﻻﻣﺮﺍﻠﻣﺤﺒﻮﺐ ﻄﻠﺐ )
Artinya : Mngharap urusan yang disukai / dicintai.
Contoh :  (  ﺮﺍﺤﻢ ﺍﷲ ﻠﻌﻞ    )  ( mudah – mudahan Allah mengasihi )
I’rabnya ; ( ﻟﻌﻞ ) huruf taraji (ﺍﷲ  ) isim dari (ﻟﻌﻞ ),( ﺮﺍﺤﻢ ) khabar dari (    ﻟﻌﻞ  )
    - Bila ( ﺇﻥ ) atau saudara – saudaranya bersambung ma ( ﻣﺎ ) tambahan maka ia terlarang beramal ( tidak lagi bekerja menasobkan isim dan merofa’kan khabar.)
    - Huruf ( ﻣﺎ ) yang berhubungan dengan ( ﺇﻥ ) atau saudara – saudarnya itu disebut ( ﻣﺎ ) kaffah (        ) pencegah beramal.
Contoh : ( ﺒﺷﺮ ﺍﻨﺎ ﻨﻤﺎ ﺇ ) ( Hanyasanya saya adalah manusia biasa )
    I’rabnya : ( ﺇﻥ )  adat hasar (     ﺤﺼﺮ ) yaitu alat untuk pembatas pengertian yang artinya hanya atau sanya, bukan berarti sesungguhnya ( ﻣﺎ ) kaffah yaitu huruf yang mencegah amalan dari ( ﺇﻥ )  , (ﺍﻨﺎ ) dhamir mutakallim yang marfu’ jadi mubtada’. Bukan isim( ﺇﻥ )  , (ﺒﺷﺮ ) khabar dari    (ﺍﻨﺎ ) ( khabar mubtada’ ) bukan khabar dari ( ﺇﻥ ) 

BAB ZONNA DAN SAUDARA – SAUDARANYA

    Amil nawasekh yang ketiga adalah ( ﻅﻧﻨﺕ ) dan saudara – saudaranya dia bkerja menasobkan isim dan khabar
    Isim itu pada mulanya adalah mubtada, dan khabar itu pada mulanya adalah khabar dari mubtada’.  Setelah masuk ( ﻅﻧﻨﺕ ) atau salah satu saudaranya maka mubtada’ dan khabar yang semula marfu’ berobah jadi mansub, dan I’ rabnya pun berobah, mubtada’ di’irabkan sebagai maf’ul pertam dan khabar dii’rabkan sebagai maf’ul kedua.
Contoh : (  ﻘﺎﺋﻢ ﺯﻴﺩ ) dii’ rabkan (ﺯﻴﺩ ) mubtada. (ﻘﺎﺋﻢ ) khabar.
    Kemudian bila masuk ( ﻅﻧﻨﺕ ) atau salah satu saudaranya jadi
(ﻘﺎﺋﻣﺎ ﺯﻴﺩﺍ    ﻅﻧﻨﺕ    ). I’rabnya ( ﻅﻧﻨﺕ ) fiil dan fail, (ﺯﻴﺩﺍ ) maf’ul petama, (ﻘﺎﺋﻣﺎ) maf’ul kedua. Artinya : Aku menyangka akan siZaid akan orang yang berdiri(ﻅﻧﻨﺕ ) dan saudara – saudarnya ada 7 yaitu :
1. ( ﻅﻧﻨﺕ )        3. ( ﺰﻋﻣﺕ )           5. ( ﻋﻠﻣﺕ )       7. (  ﺕ ﻮﺠﺪ )
2. ( ﺤﺳﺒﺕ )        4. ( ﺧﻠﺖ )          6. (    ﺮﺍﻴﺕ )
    ( ﻅﻨﻨﺖ )  ( ﺤﺳﺒﺕ ) ( ﺰﻋﻣﺕ ) ( ﺧﻠﺖ ) yang  empat ini memfaedahkan atau menunjukan kuat terjadinya maf’ul yang kedua artinya : aku menduga atau menyangka, ( ﻋﻤﻠﺖ ) ( ﺮﺃﻴﺕ ) ( ﻮﺠﺪﺖ ) yang tiga ini memfaedahkan atau menunjukan pasti terjadi maf’ul yang kedua artinya : (ﻋﻤﻠﺖ ) aku meyakini, (ﺮﺃﻴﺕ )aku melihat (ﻮﺠﺪﺖv    ) aku memperoleh.
Contoh : (ﺋﻤﺎ ﻗﺎ ﺰﻴﺪﺍ ﻇﻨﻧﺕ ) ( aku menduga si Zaid orang yang berdiri )
      (ﻤﻗﻴﻣﺎ ﻋﻤﺮﺍ ﺤﺳﺒﺖ ) ( aku menduga si Zaid orang yang menetap )
               ( ﻗﺎ ﺪ ﺼﺎ ﺴﺪﺍ ﺮﺍ ﺰﻋﻤﺖ ) ( aku menduga orang yang cerdas itu orang yang benar )
       (ﺋﻌﺎ ﻻ ﻞ ﺨﻠﺕﺍﻠﺤﻼ ) ( aku menduga bukan telah muncul )
    ( ﺼﺤﺎ ﺮﻧﺎ ﻋﻠﻤﺖﺍﻠﻣﺴﺗﺷﺎ ) ( aku meyakini orang yang terkenal itu memberi nasehat 
    (ﺒﺎ ﻣﺤﺒﻭ ﺍﻠﺠﻭﺩ ﺮﺍﻴﺕ ) ( aku melihat  kejujuran itu dicintai )
    (ﻣﻧﺠﻴﺎ ﺍﻠﺼﺩﻖ ﻭﺠﺩﺕ ) ( aku memperoleh  kebenaran itu menguntungkan )
    I’rabnya dari contoh diatas keelurahnnya adalah : fiil dan fail, maf’ul pertama dan maful kedua.

BAB MENGIKUT PADA YANG MARFU’

    Yang dikatakan mengikut adalah (ﺼﻞ ﺍﻠﺤﺎ ﺒﻗﻪ ﺴﺎ  ﺒﺈﻋﺮﺐ ﺃﻋﺮﺏ ﻥ ﺛﺎ ﻛﻝﻮﺍﻠﻤﺘﺠﺪﺪ    )
    Tiap – tiap yang kedua yang dii’rabkan menurut I’rab yang telah terdahulu, yang telah ada bisa berubah.
    Yang mengikut pda yang marfu’ ada empat macam
1. Naat ( ﻧﻌﺖ )                3. Taukid ( ﺗﻮﻜﻳﺪ )
2. Ataf ( ﻋﻁﻑ )                 4. Badal ( ﺒﺪﻞ )

1.    BAB NAAT ( SIFAT )
    Naat dalam bahasa arab sama dengan sifat dalam bahasa Indonesia undang – undangnya adalah
(ﻟﻪ ﺍﻠﻤﺨﺼﺺ ﺃﻮ ﻋﻪ ﻠﻤﺘﺒﻮ ﺒﺎﻠﻗﻮﺓﺍﻠﻤﻮﺿﻊ ﺍﻮ ﺒﺎﻠﻔﻌﻝ ﻠﻤﺸﺘﻕ ﺍ ﺒﻊ ﺍﻠﺘﺎ ﻫﻮ ﺍﻠﻧﻌﺖ )
Artinya : Naat adalah sesuatu yang mengikut yang mustaq dengan fiil atau mustaq dengan kekuatan yang manjelaskan bagi mathu’ ( yang diikuti ) nya atau mengkhususkan bagi matbu’nya ( yang diikutinya )
-          Maksudnya, naad itu mengikut kepada man’utnya, kalau man’utnya marfu’ dia harus marfu’ kalau man’utnya mansub dia harus mansud dan lain sebagainya.


SYARAT – SYARAT NAAT

Dan naat itu haru musytaq denan fiil, mustaq dengan fiil ada 4 :
1.      Isim fail
2.      Isim maf’ul
3.      Sifat musyabbahah
4.      Isim tafdhil
      Kalau tidak mumstaq enan fiil harus mustaq dengan kekuatan, yang dimaksud musytaq  dengan kekuatan adalah isim jamid dita’wilkan ( dipalingkan ma’nanya pada yang musytaq. Isim jamid yang ditaqwilkan pada musytaq ada 9 macam ;
1.      Masdar
2.      Isim isyarah
3.      Zhu / zhatu ( ﺬﻮ / ﺬﺍﺕ ) dengan ma’na shohibu. (  ﺤﺐ ﺼﺎ )
4.      Isim mausul yang disertai oleh alif dan lm
5.      Isim bilangan
6.      Isim yang dimasuki oleh ya nisbah
7.      Kalimar yang menunjukan tasybih ( penyrupaan )
8.      Kalimat ( ﻛﻝ ) dan ( ﺃﻱ ) yang menunjukan kesempurnaan dari mausuf ( yang diberi sifat )
9.      (  ﻤﺎ ) nakirah yang tammah ( kalimat (ﻤﺎ  ) yang menunjukan umum )
1.  Contoh naat yang mustaq dengan isim fail
(ﺷﻄ ﻧﺎ ﻫﻮﻮﻟﺪ ) ( dia anak yang cerdas )

I’rabnya : (ﻫﻮ ) mubtada dibina atas fathah tempat rofa’
(ﻮﻟﺪ ) khabar hukumnya marfu’ tanda rofa’nya dhommah karena isim mufrad dia man’ut ( yang diikut )
(ﺷﻄ ﻧﺎ ) naat hukumnya mengikuti pada man’ut6 ketika rofa’ dan dia musytaq dengan isim fail setimbag\ngan (ﻋﻞ ﻔﺎ )
2.  Contoh naat musytaq dengan isim maf’ul
(ﺍﻟﻤﺤﺒﻮﺒﺎ ﺧﻟﺪﺍ ﺃﻜﺮﻢ ) ( memuliakan oleh kamu si Khalid yang dicintai )
    I’rabnya (ﺃﻜﺮﻢ ) fiil amar hukumnnya dibina atas sukun failnya adalah ( ﺃﻧﺕ )
(ﺧﻟﺪﺍ ) maful bih hukumnya mansub tanda nasobnya fathah karena isim mufrad, dia man’ut  ( yang diikuti ), (ﺍﻟﻤﺤﺒﻮﺒﺎ ) naat hukumnya mengikut pada man’ut ketika nasob tanda nasobnya fathah dengan isim maf’ul setimbangan ( ﻤﻔﻌﻮﻞ )
3. Contoh naat musytaq dengan sifat musyabahah. (ﻜﺮﻴﻢ ﻮﻟﺪ ﻋﻟﻴﺎ ﺇﻦ ) (
 sesungguhnya si Ali, anak yang mulia )
    I’rabnya : (ﺇﻦ ) huruf taukid atau amil nawasekh, (ﻋﻟﻴﺎ ) isim dari
(ﺇﻦ  )hukumnya mansub tanda nasobnya fathah, (ﻮﻟﺪ ) khabar dari (ﺇﻦ ) hukumnya marfu’ tanda rofa’ nya dhommah, (ﻜﺮﻴﻢ ) naat hukumnya mengikuti pada man’ut ketika rofa’ nya dhommah, (    ) naat hukumnya mengikuti pada man’ut ketika rofa’ dan dia musytaq dengan sifat musyabbah setimbangan dengan ( ﻔﻌﻴﻞ )
4. Contoh naat musytaq dengan isim tafdhil
(    ﻤﻧﻰ ﺃﻜﺒﺮ ﺮﺠﻞ  ﻠﻚ ﺫ ) Itu laki – laki yang lebih besar dariku
I’rabnya :
(ﻠﻚ ﺫ ) Mubtada hukumnya dibina atas fathah pada tempat rofa’ karena dia isim ijarat.
(ﺮﺠﻞ ) Khabar hukumnya marfu’ tanda rofa’ nya dhommah karena isim mufrad dia jadi man’ut
(ﺃﻜﺒﺮ ) Na’at hukmnya mengikut pada man’ut ketika rofa’ dan dia musytaq dengan isim tafdhil setimbangan ( ﺃﻔﺿﻞ ) dan (ﺃﻜﺒﺮ ) isim tafdhil beramal sama dengan fiil yaitu merpfa’kan fail maka adalah ( ﻫﻮ ) kembali kepada (ﺮﺠﻞ )
(ﻤﻧﻰ ) jar dan majrur
-          Keempat contoh diatas adalah contoh na’at yang mustaq.
-          Berikut ini akan  diuraikan 9 buah contoh naat jamid yang dita’wilkan dengan musytaq.
1. Contoh naat masdar (ﻋﺪﻞ ﺮﺠﻞ ﻠﻚ ﺫ ) itu laki- laki yang adil.
I’rabnya :
(ﻠﻚ ﺫ  ) mubtada
(ﺮﺠﻞ ) khabar
(ﻋﺪﻞ ) masdar dia jamid ditakwilkan  ( dipalingkan ma’nanya pada yang musytaq yaitu
( ﻋﺎﺪﻞ ) isim fail setimbangan (ﻋﻞ ﻔﺎ ) dia jadi na’at.
2. Contoh na’at isim isyarat (     ﻫﺫﺍ ﺴﻌﻳﺪ ﺠﺎﺀ) Telah datang laki –laki yan ini.
I’rabnya
(ﺠﺎﺀ) fiil madhi hukumnya marfu’ tanda rofa’ nya fayhah.
(ﺴﻌﻳﺪ ) fail hukumnya marfu’ tanda rofa’nya dhommah.
(ﻫﺫﺍ ) naat dia jamid dita’wilkan pada yang nusytaq, yaitu (  ﺇﻠﻳﻪ ﺍﻠﻤﺸﺎﺮ ) isim maf’ul setimbangan dengan (ﺍﻠﻳﻪ ﻝ ﺍﻠﻤﻔﺎ ) artinya yang diisyaratkan kepadanya.
3. Contoh naat (ﺫﻮ /  ﺫﺍﺕ ) dengan ma’na ( ﺼﺎﺤﺐ )
(  ﻋﻠﻢ ﻮ ﺫ ﺍﻤﺮﺍ ﻫﻮ ) Dia manusia yang mempunyai ilmu
I’rabnya
(ﻫﻮ ) Mubtada
(ﺍﻤﺮﺍ ) Khabar hukumnya marfu’ tanda rofa;nya dhommah
(ﻮ ﺫ ) Naat dia musytaq maka ditakwilkan pada yang musytaq takwilnya adalah
( ﺼﺎﺤﺐ )Ma’nanya mempunyai
4. Contoh naat isim maushul yang disertai alif lam
( ﺍﻧﺗﻆﺮﻩ ﺍﻠﺫﻯ ﺠﻝ ﺍﻠﺮ ﺠﺎﺀ ) Talah datang si laki- laki yang aku tunggu
I’rabnya :
(ﺠﺎﺀ ) Fiil madhi
(ﺠﻝ ﺍﻠﺮ ) fail dia man’ut
    (ﺍﻠﺫﻯ ) Na’at dia jamid ditakwilkan pada yan musytaq takwilnya adalah
    ( ﺍﻠﻳﻪ ﺍﻠﻤﻮﺼﻮﻞ ) Isim maf’ul setimbangan ( ﺇﻠﻳﻪ ﻠﻤﻔﻌﻮ ﺍ )
    ( ﺍﻧﺗﻆﺮ ) Fiil mudhori’ failnya ( ﺍﻧﺎ ) yan ditakdirkan
    ( ﻩ ) Maf’ul bih hukumnya dibina atas dhommah pada tempat nasab karena isim dhomir
5. Contoh na’at isim bilangan
    (  ﺧﻣﺴﺔ ﻞ ﺮﺠﺎ ﻠﺋﻚ ﺍﻮ ) ( meraka itu laki – laki yang lima )
    I’rabnya (ﻠﺋﻚ ﺍﻮ ) Mubtada hukumnya dibina atas fathah pada tempat rofa’ karena dia isim isyarat
    (ﻞ ﺮﺠﺎ ) khabar hukumnya marfu’ tanda rofa’nya dhomah
    Karena dia jama’ taksir dia adalah man’ut
    (ﺧﻣﺴﺔ ) Na’at dia jamid maka ditakwilkandengan yang musytaq
    Takwilnya adalah (ﺑﺨﻤﺳﺔ ﻣﻌﺩﻮﻦ ) isim maf’ul
6. Contoh na’at yang dimasuki ya. Nisbah (ﻧﺳﺑﺔ ﻱ )
    (ﻤﺷﻗﻲ ﺪ ﺑﺮﺠﻞ ﻤﺮﺮﺖ ) ( Telah bertemu aku dengan laki – laki yang bangsa damsyiq )
    I’rabnya : (ﻤﺮﺮﺖ ) fiil dan fail
    (ﺑﺮﺠﻞ ) jar dan majrur dia man’ut
    (ﻤﺷﻗﻲ ﺪ ) Na’at dia jamid ditakwilkan dengan yang musytaq
    Taqwilnya (   ﻤﺸﻖ ﺪ ﺍﻠﻰ    ﻤﻧﺳﻮﺐ ) ( yang dibangsakan kepad damsyiq ) isim maf’ul
7. Contoh  naat yang tasybih
    (ﺃﺴﺪﺍ ﺮﺠﻞ ﺮﺍﻴﺖ )  ( telah melihat aku akan si laki- laki yang singa
    I’rabnya :    ( ﺮﺍﻴﺖ  ) Fiil dan fail.
    (ﺮﺠﻞ )m Maf’ul bih dia man’ut
    (ﺃﺴﺪﺍ ) Na’at dia jamid ditakwilkan dengan yang musytaq
    Takwilnya (      ﺴﺪ ﻜﺄ ﻋﺎ ﺸﺠﺎ ) yang berani sepeterti singa sifat musyabahah setimbangan ( ﻔﻌﺎﻻ ) 
8. Contoh na’at dari kalimat ( ﻜﻝ ) dan ( ﺃﻱ ) yang menunjukan kesempurnaan
    Mansuf ( ﺮﺟﻞ ﻜﻞ ﺮﺟﻝ ﺃﻧﺖ )  ( kamu laki – laki kewseluruhan laki –laki )
    I’rabnya : (ﺃﻧﺖ ) Mubtada hukumnya dibina atas fathah pada tempat rofa’ karena isim dhomir.
    (ﺮﺟﻝ ) Khabar dia man’ut
    (ﻜﻞ ) Na’at dia jamid ditakwilkan dengan yang musytaq takwilnya adalah
    (   ﻟﻳﺔ ﺠﻭ ﺍﻠﺮ ﻓﻰ ﻣﻝ ﺍﻠﻜﺎ ) yang sempurna kelakiannya. Isim fa’il
9. Contoh na’at nakirah yang tammah ( umum )
    (  ﻤﺎ ﺮﺟﻼ ﺍﻜﺮﻢ ) ( Muliakanlah oleh kamu laki – laki mana saja )
    I’rabnya : (ﺍﻜﺮﻢ ) Fi’il amar failnya (ﺃﻧﺖ ) yang ditaqdirkn
    (ﺮﺟﻼ ) Maf’ulbih dia man’ut
   ( ﻤﺎ ) Na’at dia jamid di takwilkan dengan yang musytaq takwilnya adalah ( ﻣﺗﻠﻗﺎ ) isim maf’ul setimbangan ( ﻤﻔﻌﻼ )
    Artinya yang dimuthlakkan

PEMBAGIAN NA’AT

Naat terbagi kepada dua :
    1. Na’at haqyqy ( ﺤﻗﻳﻗﻰ ) → (ﺍﻠﻤﻌﻧﻰ ﻔﻰ ﻫﻭﻟﻪ ﻋﻠﻰﻣﻥ ﻯ ﺮ ﺍﻟﺟﺎ )
    2. Na’at sababy ( ﺴﺒﺒﻲ ) → (ﺍﻠﻤﻌﻧﻰ ﻔﻰ ﻫﻭﻟﻪ ﻣﻥ ﻏﻳﺮ    ﻋﻠﻰ  ﻯ ﺮ ﺍﻟﺟﺎ )
1. Na’at haqyqy adalah (ﺍﻠﻣﺴﺗﺗﺮ ﺍﻠﻣﻧﻌﻭﺕ ﺍﻠﺿﻤﻴﺮ ﻴﺭﻔﻊ ) ( Na’at yan merofa’kan dhomir man’ut yang mustatir
            (  ﺍﻠﻣﻧﻌﻭﺕ  ﻋﻠﻰ ﻳﻌﻭﺪ ﻀﻣﻴﺮﺍ ﺮﻔﻊ ﻫﻭﺍﻠﺫﻱ ﺤﻘﻳﻗﻰ    ﻧﻌﺕ    )
    Yang dimaksud dhomir man’ut mustatir adalah isim dhomir yang tersembunyi yang murja’ ( kembali dhomirnya man’ut )
Contoh :  (  ﻘﻞ ﻋﺎ   ﺮﺠﻞ  ﺟﺎﺀ ) ( Telah datang silaki-laki yang berakl dia )
I’rabnya : (ﺟﺎﺀ ) fiil madhi.
(ﺮﺠﻞ ) fail dia man’ut
(ﻘﻞ ﻋﺎ ) Na’at haqyqy dia isim fail bekerja merofa’kan fail. Failnya adalah dhomir
 ( ﻫﻮ ) yang tersembunyi
    Kembali dhomirnya pada man’ut yaitu (ﺮﺠﻞ )
    Ketentuan bagi na’at haqyqy wajib mengikuti kepada man’utnya 4 dari 10
1. Disegi Rofa’        2. Disegi mufraf
    Nosab                 Tasniah
    Khofadh                Jama’
3. Disegi teknis         4. Disegi ma’rifah
    Tazkir                Narikah
   
 Contoh (     ﻘﻞ ﻋﺎ   ﺮﺠﻞ  ﺀ ﺟﺎ )
1.      Sama – sama rofa’
2.      Sama – sama mufrad                   Ini adalah 4 dari sepuluh
3.      Sama – sama tazkir
4.      Sama – sama nakirah
2. Na’at sababy adalah (ﺍﻠﻇﺎﻫﺮ ﺇﺳﻢ ﻳﺮﻔﻊ ) ( Na’at yang merfo’kan ism zohir )
Contohnya : (ﺍﻣﻪ ﻗﺎﺋﻣﺔ ﺒﺮﺠﻞ ﻤﺮﺮﺕ ) ( Aku bertemu dengan laki – laki yang berdiri ibunya )
Yang jadi na’at adalah (ﻗﺎﺋﻣﺔ ) dia isim fail bekerja merofa’kan fail
Failnya sekarang adalah isim zohir yaitu (ﺍﻣﻪ )
Ketentuan bagi na’at sababy adalah dia wajib mengikuti kepada man’utnya pada 2 dari lima :
1. Disegi rofa’ 2. Disegi ma’rifah
Nasab             Narikah
Khofadh
Sedang dua dari lima lagi harus mengikuti ( sesuai ) dengan yang di rofa’kan
Dua dari lima itu. 1. Disegi mufrad 2. Dari segi taknis
                               Tasniah                     tazkir
                     Jama’                     
Contoh (ﺍﻣﻪ ﻗﺎﺋﻣﺔ ﺒﺮﺠﻞ ﻤﺮﺮﺕ ) man’utnya adalah (ﺮﺠﻞ ) dan na’atnya adalah
 ( ﻗﺎﺋﻣﺔ ) dia hanya mengikuti dua dari lima yaitu
1.Sama khofad            2 dari Lima
2.Samanakirah   
        Sedangkan dua dari lima lagi mengikuti kepada yang merofa’kan yaitu (ﺍﻣﻪ  ), (ﻗﺎﺋﻣﺔ ) dengan (ﺍﻣﻪ  ) dia sam mufrad, sama muannats ( dua dari lima )
    Isim Ma’rifah yang enam ( 6 ) dalam bab naat terbagi kepada tiga
1.      Tidak bisa menjadi man’ut dan tidak bisa menjadi na’at yaitu isim dhomir
2.      Bisa jadi man’ut dan tidak bisa jadi na’at yaitu isim ‘alam
3.      bisa jadi man’ut dan bisa jadi na’at yaitu isim isyarat, isim maushul, ma’rifah dengan alif lam, idofat kepada salah satu yang lima.


NA’AT MAQTHU’ (ﻤﻗﻄﻭﻉ ﻨﻌﺕ )

( Yang diputuskan dari man’utnya )
   
    Kalau maushuf/ man’utnya ( yang di eri sifat ) bisa dimaklumi tampa ada sifat / na’at bleh sifat itu mengikuti kepada man’ut seagai na’at dan boleh juga memutuskannya dari na’at. Contoh : (ﷲﺍﻠﺤﻤﻴﺪ ﺍﻠﺤﻤﺪ )maka kalimat (  ﺍﻠﺤﻤﻴﺪ      ) bleh diaca (  ﺍﻠﺤﻤﻴﺪ  ) guna i’irabnya jadi na’at dari (  ﷲ    ) dan boleh dibaca
(     ﺍﻠﺤﻤﻴﺪ   ) jadi maf’ul dari lafaz (ﺍﻋﻧﻰ)yan ditakdirkan berarti dia diputus dari man’utnya.
        Dan boleh juga dibaca (ﺍﻠﺤﻤﻴﺪ ) guna ‘iranya jadi khabar dari ( ﻫﻭ ) yang ditaqdirkan berarti dia man’utnya.




KEGUNAAN NA’AT

- Kalau na’at ma’rifat gunanya adalah untuk menjelskan man’utnya
Contoh : (ﺍﻠﺧﻴﺎﻃ ﺒﺰﺩ ﻤﺮﺮﺕ ) ( Telah bertemu aku dengan si Zaid yang tukang jahit )
I’rabnya : (  ﻤﺮﺮﺕ ) Fiil dan fail
(ﺒﺰﺩ ) Jar dan majrur jadi man’ut
(ﺍﻠﺧﻴﺎﻃ ) Na’at dia ma’rifah dengan alif lam, maka dia datang untuk menjelaskan man’utnya.
Kadang – kadang ada untuk pujian contoh ( ﺤﻴﻡ ﺍﻠﺮ ﺤﻤﻦ ﺍﻠﺮ ﺍﷲ ﺒﺴﻡ )
( Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang )
I’rabnya (ﺒﺴﻡ ) jar dan majrur
(ﺍﷲ ) Mudofun ilaih jadi man’ut
(    ﺤﻤﻦ ﺍﻠﺮ  ) Na’at yang pertama dia ma’rifah denan alif lam
(ﺤﻴﻡ ﺍﻠﺮ ) Na’at yang kedua dia juga ma’rifah Kedua- duanya datan untuk memuji man’utnya.
- Kadang – kadang ada juga na’at  untuk mencela  man’utnya :
Contoh : (ﺟﻳﻡ ﺍﻠﺭ ﺍﻠﺷﻳﻃﺎﻥ ﻤﻦ  ﺒﺎﺍﷲ ﺃﻋﻮﺫ ) ( Aku berlindung dengan Allah dari syaithan yang terkutuk )
I’rabnya : (ﺃﻋﻮﺫ ) fiil mudhori failnya adalah (ﺃﻧﺎ  )
(    ﺒﺎﺍﷲ   ) Jar dan majrur
(ﺍﻠﺷﻳﻃﺎﻥ ﻤﻦ      ) Jar dan majrur jadi man’ut
(ﺟﻳﻡ ﺍﻠﺭ ) Na’at dia ma’rifat denan alif lam dia encela an’utnya.
Kadang – kadang ada na’at itu untuk menuntut kasih sayang  contoh :
(   ﺍﻠﻤﺴﻜﻴﻥ ﻋﺒﺪﻚ ﺤﻢ ﺍﺭ ﺍﻠﻠﻬﻢ ) ( Ya Allah kasihanilah hamba engkau yang miskin )
I’rabnya : (ﺍﻠﻠﻬﻢ ) : ( ﷲ ) Lafadz jalalah : munada dibina  atas domah dan (ﻢ )     ganti dari huruf hida yang dihazafkan tidak beramahal bagi I’rab.
(ﺤﻢ ﺍﺭ ) fiil amar failnya adalah anta ( ﺍﻨﺕ )
(ﻋﺒﺪ ) maf’ul bih jadi man’ut
(   ﻚ  ) Mudhofun ilaih
(ﺍﻠﻤﺴﻜﻴﻥ ) Na’at dia ma’rifah datang untuk menuntut supaya dikasihi
- Kalau na’at nakirah gunanya adalah untuk mengkhususkan ( ﻧﺧﺼﻴﺹ )
Bagi man’utnya. Contohnya :
(    ﺘﺐ  ﺘﺐ ﻜﺎ ﺒﺭﺠﻞ ﻤﺭﺭﺕ  ) ( Telah bertemu aku dengan si laki- laki yang penulis )
Irabnya : (ﻤﺭﺭﺕ )Fiil dan fail
(ﺒﺭﺠﻞ ) Jar dan majrur jadi manut
(    ﺘﺐ ﻜﺎ ) Na’at dia nakirah maka dia mengkhususkan man’utnya adalah umum untuk semua laki- laki.
    Lalu setelah diberi na’at denan lafaz  (ﺘﺐ ﻜﺎ ) dia jadi khusus untuk laki – laki yang penulis saja.
Kadang- kadang ada na’at yang nakirh itu untuk taukid ( penegas ) bagi man’utnya Contoh  (ﻤﻠﺔ ﻜﺎ ﻋﺷﺮﺓ ﺗﻠﻚ ) ( Demikian adalah sepuluh yang sempurna )
I’rabnya : (ﺗﻠﻚ ) Mubtada 
(ﻋﺷﺮﺓ ) Khabar
(ﻤﻠﺔ ﻜﺎ ) Na’at dia nakirah dia mempertegas bahwa puasa 3 hari di tanah suci 7 hari dikampung halaman itu adalah 10 yang sempurna.

BAB TAUKID ( PENEGAS )
    Dalam suatu pembicaraan mungkin terjadi keraguan atau diengkari oleh sipendengar, dalam menhadapi itu kita perlu mempertegas ucapan kita, maka kata penegasa itu dalam bahasa arab disebut taukid ( ﻜﻴﺩ ﺗﻮ )
Taukid teragi dua
1. Taukid lafhy ( ﻟﻓﻅﻰ ) = lafadzh
2. Taukid a’nawi ( ﻤﻌﻧﻮﻰ ) = Ma’na
3. Taukid lafzhy (ﺒﻤﺮﺍﺪﻓﻪ ﺃﻮ ﺒﻟﻓﻅﻪ ﺍﻻﻮﻝ ﺍﻋﺎﺩﺓ ) ( mengulang yang pertama denan lafazhnya atau dengan muradifnya ( berbeda lafaz sama ma’nanya )
Contoh : (  ﺰﻳﺪ ﺰﻳﺪ ﺠﺎﺀ  ) ( telah datang sizaid, sizaid )
I’rabnya : (ﺠﺎﺀ ) fiil madhi
I    (ﺰﻳﺪ  )  fa’il
II   (ﺰﻳﺪ ) Taukid bagi  zaidun yang petama
Contoh mengulang lafazh dengan murafidnya.
(   ﺃﺴﺪ ﻟﻳﺚ ﺟﺎﺀ ) ( Telah datan singa – singa )
I’rabnya : (ﺟﺎﺀ ) fi’il madhi
(ﻟﻳﺚ ) fail
(ﺃﺴﺪ ) taukid (ﻟﻳﺚ ) dan (ﺃﺴﺪ ) berbeda lafanya ma’nanya sama yaitu sina
- Taukid lafzhy ada pada 1.  Isim contoh ( ﺰﻳﺪ ﺰﻳﺪ ﻗﺎﻢ )
2. Fiil contoh (ﺰﻳﺪ ﻗﺎﻢ ﻗﺎﻢ )
3. Huruf contoh (ﻧﻌﻢ _ ﻧﻌﻢ )
- Tujuan atau kegunaan dari tauid lafzhy adalah
1. Sengaja mengulang – ngulang saja
2. Khawatir akan lupa
3. Tidak ada konsentrasi dari si pendengar
4. Tidak ada kepedulian dari si pendengar

2. Taukid ma’nawi ilaih :
  ﺒﻣﺎ ﺺ ﺍﻠﺧﺼﻮ ﺃﻮﺇﺮﺍﺩﺓ ﻣﺗﺒﻮﻋﻪ ﺍﻠﻰ ﻔﺔ ﺇﺿﺎ ﻴﺮ ﺗﻘﺪ ﻞ ﺍﺤﺗﻣﺎ ﺍﻟﺮﻔﻊ ﺒﻊ ﺍﻟﺗﺎ ﺍﻠﻌﻣﻮﻢ )   ﻫﺮﻩ ﻅﺎ
Artinya : Yang mengikut mengangkat kemudian  takdir idhofat kepada matbu’nya  ( yang diikutnya ) atau mengangkatkan kemungkinan tujuan khusus dengan lafazh yang nampak secara umum.
    Tujuan dari taukid ma’nawinya ini ada dua :
1.      Mengangkatkan kemungkinan takdir idhafat kepada matbu’nya ( yang  diikutnya ), yaitu mu’akkad.
2.      Mengangkat kemungkinan tujuan khusus dari lafadz yang nampak secara umum.
    Lafadz – lafadz taukid ma’nawi ada 9 :
1. ( ﻧﻔﺲ )        4. ( ﻜﻼ )     7. ( ﺟﻣﻌﺎﺀ )
2. ( ﻋﻴﻥ )         5. ( ﻜﻠﺗﺎ )    8. ( ﺍﺟﻣﻌﻮﻥ )
3. ( ﻜﻞ )        6. (ﺟﻣﻊ ﺍ )     9. ( ﺟﻣﻊ )
    Lafadz  yang dipakai untuk mengangkatkan kemungkinan takdir idhofat adalah lafadz . ( ﻧﻔﺲ )    dan ( ﻋﻴﻥ ) kedua – duanya harus diidhofatnya kepada dhomir yang kembali kepada mu’akad, dan wajib menyesuaikan dhomir itu dengan muakadnya di segi mufrad, tasniah, taknis contoh (ﻧﻔﺴﻪ ﺯﻴﺩ ﺟﺎﺀ _
 ﻨﻓﺴﻬﺎ ﻫﻧﺩ ﺖ ﺟﺎﺀ )
    Kalau mu’akadnya musanna atau jama’ mak lafadz nafsu dan lafadz ainu dijama’kan jadi jama’ qillah setimbangan ( ﺍﻓﻌﻞ  )
Contoh : (ﺃﻧﻓﺳﻬﻣﺎ ﻦ ﺍ ﺍﻠﺯﻴﺩ ﺀ ﺟﺎ ) – (ﺃﻋﻴﻧﻬﻣﺎ ﺕﺍﻠﻫﻨﺩﺍﺕ ﺟﺎﺀ )
               (ﺃﻨﻔﺴﻬﻢ ﺟﺎﺀﺍﻠﺯﻴﺩﻮﻦ ) – (ﺃﻋﻴﻧﻬﻥ ﺍﻠﻫﻨﺩﺍﺕ ﺖ ﺟﺎﺀ )

    Kalau dikatakan (    ﺯﻴﺩ ﺠﺎﺀ ) ( telah datang siZaid ) kemungkinan dalam lafadz itu ada mudhof yang ditakdirkan yaitu ( ﺯﻴﺩ ﺮﺴﻮﻞ ﺠﺎﺀ ) ( telah datang utusan siZaid ) dan sebagainya. Untuk mengangkatkan kemungkinan itu maka didatangkanlah lafadz taukid yaitu ( ﻧﻓﺳﻪ ﺯﻴﺩ ﺠﺎﺀ ) ( telah datang si Zaid dirinya atau (  ﻋﻳﻧﻪ    )
Orangnya, maka hilanglah kemungkinan yang datang utusan siZaid.
Lafazh ( ﻜﻝ )  sampai ( ﺠﻤﻊ ) gunanya adalah untuk mengangkat ada kemungkinan tujuan khusus dari lafah yang tampak umum.
 Contoh (ﺍﻠﻘﻮﻢ ﺠﺎﺀ ) ( telah datang kaum ) disini ada kemungkinan yang datang hanya sebagian dari kaum, karena itu didatang lafazh ( ﻜﻝ  ) jadi (  ﻜﻟﻬﻡ ﺍﻠﻘﻮﻢ ﺠﺎﺀ ) telah dah datang  sebagian kaum. Maka hilanglah kemungkinan yang datang sebagian kaum.
Syarat taukid dengan ( ﻜﻝ  )
1.    Muakadnya bukan musanna ( dua )
2.    Muakad itu bisa dibagi zatnya.
3.    Berhubungan dengan ( ﻜﻝ  ) itu dhomir yang kembali pada muakad
Lafadz ( ﻜﻼ ) dan ( ﻜﻠﺗﺎ ) kedudukannya sama dengan ( ﻜﻝ  ) pada ma’na
Syarat taukid dengan ( ﻜﻼ )  dan ( ﻜﻝ  )
1.    Muakadnya harus musanna
2.    Syah menempati mufrad pada temapat ( ﻜﻼ )   dan ( ﻜﻠﺗﺎ )
3.    Sesuatu yang disndarkn pada ( ﻜﻼ )   dan ( ﻜﻠﺗﺎ )  tidak erbeda pada ma’na
Lafadz ( ﺃﺠﻤﻊ ) – ( ﺠﻤﻌﺎﺀ ) – ( ﺍﺠﻤﻌﻮﻥ ) – ( ﺠﻤﻊ ) ini kebiasan diletakan sesudah lafadz karena itu tidak perlu menghubungkannya dengan dhomir
Contoh : (ﺍﺠﻤﻌﻮﻥ ﻛﻠﻬﻡ ﺋﻛﺔ ﺍﻠﻤﻼ ﻔﺴﺠﺪ )
Dan lafadh yang 4 ini tidak ditasniahkan dan tidak dijama’kan

PERBEDAAN TAUKID DENGAN NA’AT

    Perbedaan na’at dengan taukid
1.    Boleh mengathafkan anatara beerapa buah na’at boleh juga tidak megathafkan sedangkan taukid tidak boleh diathafkan satu sama lain
2.    Na’at boleh mengikut pada nakirah sedangkan taukid tidak
3.    Na’at boleh terputus dari matbu’nya sedangkan taukid tidak

BAB ATHOF ( KATA PENGHUBUNG )

- Athof  menurut bahasa adalah  (  ﻋﻧﻪ ﺍﻒ ﻧﺼﺮ ﺒﻌﺪﺍ ﺍﻠﺷﻳﺋﻰ ﺇﻠﻰ ﺍﻠﺭﺠﻮﻉ ) artinya : kembali kepada sesuatu sesudah meninggalkannya.
Athof terbagi kepada dua :
1. Athof bayan ( ﺒﻳﺎﻦ ﻋﻃﻒ ) = penjelasan
2. Athof nasaq  ( ﻧﺴﻖ ﻋﻃﻒ ) = Susunan
1). Atof bayan yaitu :
(   ﻟﺘﺧﺼﻴﺼﻪ ﺃﻮ ﻤﺗﺒﻮﻋﻪ ﻻﻴﺿﺎﺡ ﺒﻪ ﺠﻳﺋﻰ ﺍﻠﺬﻱ ﻣﺪ ﺍﻠﺠﺎ ﺒﻊ ﺍﻠﺗﺎ )
Arinya : Yang mengikut yang jamid yang didatangkan untuk menjelaskan matbu’nya
( Ma’thufnya / yang diatapkan ) atau untuk mengkhususkan ma’thufnya.
Contoh : (        ﻋﻤﺭ ﺤﻔﺹ ﺃﺑﻮ ﺒﺎﷲ ﺃﻗﺴﻢ ) ( Telah bersumpah dengan Allah Abu hafash Umar )
I’rabnya (ﺃﻗﺴﻢ ) fiil madhi
(ﺒﺎﷲ) jar dan majrur
(ﺤﻔﺹ ﺃﺑﻮ ) Fail
(ﻋﻤﺭ ) Athof bayan dari (ﺤﻔﺹ ﺃﺑﻮ ), dia menjelaskan bahwa yang bapak si Hafash orangnya adalah Umar.
- Ketentuan bagi athof bayan keseluruhannya dan kegunaannya sama dengan na’at bedanya hanya kalau na’at dari isim yang mustaq sedangkan athof bayan dari isim yang jamid.

2. Athof nasaq ( ﻧﺴﻖ ) yaitu
 ( ﺍﻟﻌﻄﻑ ﺣﺭﻭﻒ ﺃﺤﺪ ﻣﺘﺑﻭﻋﻪ ﻮﺒﻴﻦ ﺒﻴﻧﻪ ﺍﻟﻣﺘﻮﺴﻁ ﺍﺘﺎﺒﻊ )
“ yang mengikut yang dibatasi antara yang diikutnya oleh salah satu huruf athof “
   Maksudnya : Athof nasaq, adalah antara yang diathofkan dan tempat mengthafkan dibatasi oleh salah satu huruf athof
Contoh : (ﻭﻋﻤﺭ ﺰﻴﺪ ﺠﺎﺀ ) ( telah datang si Zaid dan si Umar )
I’rabnya : (     ﺠﺎﺀ ) fiil madhi
(ﺰﻴﺪ ) fail dia tempat mengathafkan (ﻋﻟﻴﻪ  ﻣﻌﻄﻭﻑ  ) (ﻭ ) huruf athaf ( yang menghubungkan )
(ﻋﻤﺭ ) yang diathafkan (ﻣﻌﻄﻭﻑ ) antara yang di athafkan dan tempat mengathafkan di batasi huruf athaf yaitu waw ( ﺍﻟﻭﺍﻭ )
Huruf athaf ada 10
1. Waw (ﺍﻟﻭﺍﻭ )    4. Au (    ﺃﻭ )        7. Bal ( ﺒﻞ )             10. Hatta (ﺤﺘﻰ)       
2. Fa ( ﺍﻟﻓﺎﺀ )        5. Am ( ﺍﻢ )        8. La (ﻻ )
3. Summa (ﺛﻢ  )    6. Imma ( ﺇﻣﺎ )    9. Lakin ( ﻟﻜﻦ )   



FAEDAH ( KEGUNAAN ) DARI HURUF-HURUF ATHAF

    Masing-masing athaf itu mempunyai faedah yang berbeda-beda.
1.    Waw (ﺍﻟﻭﺍﻭ )faedahnya adalah untuk muthlaq jama’ (  ﺍﻟﺠﻤﻊ ﺍﻟﻣﻄﻟﻕ ) maksudnya muthlaq jama’ adalah berhimpun hukum pada yang diathafkan dan tempat mengathafkan dengan tidak ada kaitan mana yang dulu dan mana yang terakhir atau sama.
Contoh : (ﻭﻋﻤﺭ ﺯﻴﺪ ﻗﺎﻢ ) ( telah berdiri si Zaid dan si Umar ) di sini menetapkan hukum
    Berdiri pda si aid dan si Umar tanpa mempemasalahkan mana yang berdiri dahulu dan yang terakhir.
2.    Fa ( ﺍﻟﻓﺎﺀ )    faedahnya untuk tertib dan takib (ﻭﺘﻗﺗﻳﺐ ﻠﺘﺭﺘﻴﺐ ) berurut dan beriring
    Contoh : ( ﻔﺒﻜﺭ ﻔﻌﻤﺭ ﺯﻴﺪ ﻗﺎﻢ ) ( telah berdiri si Zaid kemudian si Umar kemudian si Bakar. Maka dalam contoh ini yang dahulu berdiri adaah i aid sesudah itu si Umar setelah itu si Bakar dengan tidak mempunyai jarak waktu yang panjang.
3.    Summa (ﺛﻢ  ) untuk terti dan tarakhy (   ﻭﺘﺭﺠﻰ ﻠﺘﺭﺘﻴﺐ ) artinya :
    Berurutan dan mempunyai jarak waktu yang panjang
    Contoh : ( ﻋﻤﺭﺛﻢﺒﻜﺭ   ﺛﻢ    ﺯﻴﺪ ﻗﺎﻢ ) ( telah berdiri si Zaid kemudian si Umar kemudian si Bakar maka dalam contoh ini yang pertama kali berdiri adalah si Zaid kemudian kemudian si Umar, kemudian si Bakar dan proses berdiri mereka satu sama lain mempunyai jarak waktu yang lama.
4.    Hatta (ﺤﺘﻰ) faedahnya untuk goyah dan tajrid (  ﺘﺪﺭﻳﺞ ﻭ ﻟﻐﻴﺔ ) artinya :
    Berkesudahan dan erangsur-angsur contoh :
    (   ﺭﺃﺴﻬﺎ ﺣﺘﻰ ﺍﻟﺴﻣﻜﺔ ﺃﻜﻟﺕ ) ( aku telah makan ikan hingga kepalanya ) proses dia memakan ikan beragsur-angsur hingga habis sampai ke kepalanya.
5.    La (ﻻ )untuk menafikan / menidakkan contoh : ( ﻋﻤﺭ ﻻ ﺰﻴﺪ ﺠﺎﺀ ) telah datang si Zaid tidak si Umar )
           
        Syarat (ﻻ  ) dikatakan huruf athof
a.    Mufrat yang di athofkan
b.    Didahului oleh ijab ( kata yang enunjukkan la ) atau amar ( perintah

6.    Au (ﺃﻭ )kalau dia terletak sesudah tholab ( tuntunan ) ma’nanya untuk takhyir
      ( ﺗﺨﻴﻴﺭ ) memilih atau ibahah ( ﺇﺒﺎﺤﺔ    ) membolehkan perbedaan takhyir dengan ibahah. Kalau ibahah boleh berhimpun sedagkan takhyir tidak boleh berhimpun contoh takhyir (  ﺃﺧﺘﻬﺎ ﺃﻭ ﻫﻧﺪﺍ ﺗﺭﻭﺝ ) ( nikahilah oleh kamu si Hindun atau saudaranya ) hanya salah satunya bleh di nikahi.
        Contoh : Ibahah (  ﺃﻮﻔﻘﻬﺎ ﻧﺤﻮﺍ ﺗﻌﻟﻢ ) ( pelajarilah oleh kamu nahwu atau fiqif ) boleh dipelajari kedua-duanya
        Kalau ( ﺃﻮ ) terletak sesudah khabar faedahnya untuk syak atau ibham perbedaan antara syak dan ibham
        Kalau ibham ada pengetahuan.Kalau syak tidak ada pengetahuan sama sekali
Contoh syak : (  ﻴﻭﻢ ﺃﻮﺒﻌﺽ ﻴﻭﻤﺎ ﻟﺒﺛﻧﺎ ) ( kami telah menetap satu hari atau setengah hari )
        Perkataan dari penduduk gua kahfi ketika bangun dari tidur mereka enar-enr tidak tahuberapa lama mereka di dalam goa itu.

Contoh ibham :
(  ﻤﺒﻴﻦ ﻞ ﺿﻼ ﺃﻮﻓﻰ ﻫﺪﻯ ﻟﻌﻟﻰ ﻮﺃﻧﺎﺃﻮﺇﻴﺎﻜﻢ ) saya atau kamu udah-mudahan mendapat petunjuk atau pada kesesatan yang nyata ) ini perkataan orang beriman kepada orang yang kafir apakah saya atau kamu yang dalam kesesatan sedangkan dia tahu bahwa yang berada dalam kesesatan adalah orang kafir.

8.    Am ( ﺍﻢ )faedahnya untuk menuntut penjelsan sesudah hamzah yang masuk atas salah satu dua yang sama. Contoh : ( ﻋﻤﺮ ﺃﻢ ﻋﻨﺪﻙ ﺃﺯﻴﺪ ) ( adakah si zaid di samping engkau atau si Umar )perkataan ini bila kamu yakin bahwa salah satu dari keduanya ada di situ tapi ragu orangnya.
9.    bal ( ﺒﻞ    ) untuk iddirab ( ﻻﺿﺮﺐ ) berpaling dari kesalahan. Contoh :
     ( ﻋﻤﺮ ﺒﻞ ﺯﻴﺪ ﺟﺇﺘﻰ ) ( telah datang padaku si Zaid tapi si Umar ) Dia bermaksud mengatakan yang datang si Umar dia salah dikatakan si Zid kemudian ia palingkan dari si aid kepada si Umar.

Syarat athof dengan (     ﺒﻞ    )
1.      Mufrat yang di athofkan
2.      di dahului oleh ijab atau amar

9. lakin ( ﻠﻜﻦ ) faedahnya untuk istidrok  ( ﺇﺴﺗﺪﺭﻚ ) susulan
Contoh : (  ﻟﺢ ﺒﻂﺎ ﻠﻜﻦ ﺒﺻﺎﻟﺡ ﺎﻤﺮﺮﺕ ) aku tidak bertemu dengan orang yang baik tetapi dengan orang yang jahat )
Syarat athof dengan (ﻠﻜﻦ )
1.      Mufrat yang di athafkan
2.      Di dahului oleh nafi ( kata tidak ) atau nahi ( larangan )
3.      Tidak di sertai leh waw ( ﺍﻟﻮﺍﻮ )
Kalau (     ﻠﻜﻦ ) masuk kepada jumlah atau di dahului oleh waw maka dia di sebut huruf ibtida.

10.    ( ﺇﻤﺎ )mas’alah (ﺇﻤﺎ ) berselisih ahli nahwu kebanyakan mereka tidak memasukkannya kedalam bilangan huruf athof
Hanya jarjani orang yang mengatakan (ﺇﻤﺎ ) ( itu huruf athof )
-          Kalau kita mengathofkan kepada yang marfu’ harus dirofa’kan. Contoh :
     ( ﻮﻳﻗﻮﻞ ﻮﻋﻤﺭ ﻘﺎﻢﺯﻳﺪ ) _(ﻳﻗﻮﻢ ﺯﻳﺪ )
Atau kepada yang mansub harus dinasabkan cotoh :  
(  ﺰﻴﺪﺍﻮﻋﻤﺭﺍ ﺭﺃﻳﺕ ) _ ( ﻮﻳﻘﻌﺪ ﻳﻘﻮﻡ    ﻟﻦ ﺯﻳﺪ )
Atau kepada yang mansub harus dinasabkan cotoh :  (   ﻮﻋﻤﺭ ﺒﺯﻳﺪ ﺖ ﻤﺭﺭ )

Atau kepada yan majzum harus dijazamkan contoh : (  ﻮﻳﻘﻌﺪ ﻳﻘﻮ ﻟﻡ ﺰﻴﺪ )


BAB BADAL ( PENGANTI )

    Undang – undang badal adalah :
(                    )
Artinya : Yang mengikut yang dimaksud dengan hukum tanpa ada perantara.
Yang dimaksud tidak ada perantara adalah tidak ada huruf yang menghubungkannya.
Badal terbagi 4 :
1. Badal (ﻜﻞ ﻤﻦ ﻜﻞ ) / (ﺷﻴﺋﻰ ﻤﻦ ﺷﻴﺋﻰ ) / ( ﻤﻂﺎﺑﻖ )
2. Badal ( ﻛﻝ ﻤﻦ ﺑﻌﺽ )
3. Badal ( ﺍﺛﺗﻤﺎﻝ )
4. Badal ( ﻏﻠﻃ )
1. Badal (ﻜﻞ ﻤﻦ ﻜﻞ ) adalah : (  ﺍﻻﻮﻝ ﻋﻴﻦ ﻔﻳﻪ ﻧﻰ ﺍﻠﺛﺎ ﻋﻤﺎ ﻋﺒﺎﺭﺓ )
Artinya : Ibarat pada yang kedua adalah ain pada yan pertama contoh
(ﻋﻠﻳﻬﻢ ﺃﻧﻌﻤﺕ ﺼﺭﺍﻂﺍﻠﺫﻴﻦ ﻧﺎﺍﺼﺭﺍﻂﺍﻠﻤﺴﺗﻗﻳﻢ ﺇﻫﺪ ) ( tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan orang – orang yang telah engkau beri n’mat atas mereka )
Lafadz (ﺼﺭﺍﻂ ) yang kedua adalah badal dari afadz (ﺼﺭﺍﻂ ) yang pertama.
Yang dimaksud dengan (ﺼﺭﺍﻂ ) ( jalan ) yang kedua adalah (ﺼﺭﺍﻂ ) ( jalan ) yang pertama
2. Badal (   ﻜﻞ ﻤﻦ ﺒﻌﺾ ) adalah (ﻤﻦﺍﻻﻮﻞ ﺠﺯﺃ ﺍﻠﺛﺎﻨﻰ ﻴﻜﻮﻥ  ﺃﻦ )
Artinya : Bahwa ada yang kedua merupakan bagian dari yan pertama
Contoh : ( ﺛﻠﺜﻪ ﺃﻜﻠﺕﺍﻟﺭﻏﻴﻒ ) ( aku telah makan roti sepertinya )
Lafadz (ﺛﻠﺜﻪ ) jadi badal dari lafadz (ﺍﻟﺭﻏﻴﻒ ) badal ba’da minkul karena sepetiga roti adalah dari satu roti
3 Badal ( ﺇﺷﺘﻤﺎﻞ ) adalah (ﺋﻳﺔ ﺍﻠﺟﺯ ﺒﻐﻳﺮ ﺒﺴﺔ ﻤﻼ ﻮﺍﻠﺜﺎﻧﻰ ﺒﻳﻦﺍﻻﻮﻞ ﻳﻜﻮﻦ ﺍﻦ )
Artinya : Bahwa ada antara yang pertama dan yan kedua saling terpakai tanpa ada jazuk atau bagian contoh (    ﻋﻠﻤﻪ ﺯﻴﺩ ﺃﻋﺟﺒﻨﻰ )
Mencengangkan bagiku si Zaid ilmunya
Lafadz  ( ﻋﻠﻢ ) jadi badal dari lafadz (ﺯﻴﺩ ) antara ilmu dan siZaid saling memakaikan karena ilmu berada pada siZaid dan si Zaid berada dalam ilmu atau juzuk – juzuknya tidak ada.
4. Badal ( ﻏﻠﻃ ) adalah ( ﻏﻠﻄﺎ ﺬﻜﺭ ﺍﻟﺫﻯ ﺍﻟﻠﻔﻅ ﻤﻥ ﺒﺪﻞ )
Artinya : Pengganti dari lafadz – lafadz yan disebutkan secara tersalah
Contoh ( ﺯﻳﺩﺍﺍﻠﻔﺭﺲ ﺭﺃﻴﺖ ) ( aku telah melihat siZaid kuda )
Maksudnya ingin mengatakan melihat kuda lalu terlancar tidaknya menyeutkan siZaid
Kemudian dia ingat dan ditukar dengan lafadz (ﺍﻠﻔﺭﺲ ) ( kuda )
-          Hukum badal keseluruhannya mengikut kepada mabdul ( yng digantikan ) kalau yang digantikan ( mabdul ) marfu’ badal juga marfu’
Kalau yang digantikan (mabdul ) mansub badal juga mansub
Kalau yang digantikan ( mabdul 0 majrur badal juga majrur
Penyempurnaan 
Na’at – Athof – Taukid – badal dinamai tabi’ ( ﺗﺎﺒﻊ ) artinya yang mengikut hukum
Keempat – empatnya mengikuti kepada matbu’ ( ﻤﺗﺒﻮﻉ ) Artinya yang diikut
Matbu’ dari na’at adalah man’ut
Matbu’ dari taukid adalah mu’akad
Matbu dari athof adalah ma’thuf alaih
Matbu’ dari badal adalah mabdul

ISIM – ISIM YAN MANSUB ( YANG DINASABKAN )

Isim – ism yang dinasabkan ada 15
 1. Mafu’ bih ( ﺒﻪ ﻤﻔﻌﻮﻝ )     ﻋﻞ ﻔﻌﻞﺍﻠﻔﺎ ﻋﻠﻳﻪ ﻗﻊ ﻮ ﺍﻠﺫﻱ ﻫﻭﺍﻻﺴﻢ
2. Maf’ ul muthlak (ﺍﻠﻣﻄﻠﻖ ﻤﻔﻌﻮﻝ )
3. Mafhimin ajlih  (ﺃﺠﻠﻪ ﻣﻥ ﻤﻔﻌﻮﻝ    )
4. Maf’ ulfih (  ﻔﻴﻪ ﻤﻔﻌﻮﻝ )
5. Maf’ul ma’ah (ﻣﻌﻪ ﻤﻔﻌﻮﻝ )
6. Khabar kana (ﻜﺎﻥ ﺨﻴﺭ )
7. Isim inna ( ﺇﻥ ﺍﺳﻢ )
8. Hal ( ﺍﻠﺤﺎﻞ )
9. Tamyiz  ( ﺘﻣﻴﻴﺯ )
10. Mustasna ( ﻣﺷﺘﺛﻧﻰ )
11. Isim la ( ﺍﺴﻢﻻ )
12. Munada ( ﻣﻧﺎﺪﻯ )
13.    Khabar kada ( ﺨﺒﺭﻜﺎﺪ )
14. Khobar ma hijaziah (ﺤﺠﺎﺯﻳﺔ ﺨﻳﺒﺭﻣﺎ )
15. Mengikuti bagi yang mansub (ﻠﻠﻤﻨﺼﻮﺐ ﺘﺎﺒﻊ )
    Kalau kita menemui isim yang mansub maka I’rabnya adalah salah satu dari yang
diatas.

1.      BAB MAF’UL BIH ( OBJEK PENDERITA )

Arti dari lafadz maf’ulbih ( ﺒﻪ ﻤﻔﻌﻭﻞ ) adalah yang diperbuat dengan dia kalau
Dalam bahsa Indonesia sama dengan objek penderita atau sasaran dari perbuatan.
Contoh : ( ﺍﻠﻜﻟﺐ ﺿﺭﺒﺖ ) ( saya memukul anjing )
Kalimat (ﺍﻠﻜﻟﺐ ) disini mempunyai kedudukan sebagai maf’ublih ( sasaran dari pukulan )
Maf’lbih itu hukumnya mansub tidak lain
Undang – undang maf’ulbih adalah (  ﺍﻟﻔﺎﻋﻞ ﻔﻌﻞ ﻋﻠﻴﻪ ﻘﻊ ﻭ ﺍﻟﺫﻯ ﺍﻻﺴﻢ )
Artinya : Isim yang terjadi atas dia perbuatan sifa’ul ( pelaku perbuatan ) yang dimaksud dengan terjadi perbuatan adalah ta’liq perbuatan, maka termasuk maf’ulbih ( ﺰﻴﺪﺍ ) dalam contoh (ﺰﻴﺪﺍ ﺿﺮﺒﺖ ﻤﺎ ) ( tidak memukul aku akan siZaid sekalipun pukulan tidal terjadi pada siZaid ).

Maf’ul bih ada dua pembagian
1.      Zhohir ( jelas )
2.      Mudmar ( isim dhomir )
Contoh : ( ﺍﻠﻐﻴﺙ ﺍﷲ ﺍﻧﺰﻞ ) ( telah menurunkan Allah akan hujan )
I’rabnya (ﺍﻧﺰﻞ ) fiil madhi hukumnya dibina atas fathah
(ﺍﷲ    ) Fail hukum nya marfu’ tanda rofa’nya dhomah
(ﺍﻠﻐﻴﺙ ) maf’ulbih hukumnya mansub tanda nasabnya fathah
Zhohir terbagi kepada 8 sebagaimana pada fail dan naib fail mudhmar terbgai dua:
1. Muttasil ( ﻤﺗﺼﻞ ) artinya bersambung
2. unfasil ( ﻤﺗﺼﻞ ) artinya terpisah
-    Muttasil ialah (  ﺍﻻﺨﺗﻴﺎﺭ ﻔﻰ ( ﺇﻻ ) ﻳﻟﻰ ﻭﻻ ﻣﻠﻪ ﻋﺎ ﻋﻟﻰ ﻴﺘﻗﺪﻢ ﻣﺎﻻ )
( Sesuatu tidak bisa terdahulu dari amilnya dan tidak bisa mengiringi huruf (ﺇﻻ ), pada ketika ikhtiar )
Yang dimaksud dengan amil adalah fiil
Yang dimaksud ikhtiar adalah bukan karena terpaksa seperti dharurat syi’ir

Contoh : ( ﺍﻛﺭﻣﻪ ) ( telah memuliakan dia akannya )
- I’rabnya ( ﺃﻜﺭﻢ ) fiil madhi failnya adalah ( ﻫﻮ ) yang ditakdirkan. Dan ( ﻩ )
Muf’ulbih dia dhomir muttasil tidak bisa terdahulu dari amilnya, amilnya adalah( ﺃﻜﺭﻢ )  Maka tidak sah dibaca (ﺃﻜﺭﻢ     ﻩ  )
- Munfasil ialah : (ﺍﻻﺨﺗﻴﺎﺭ ﻔﻰ ( ﺇﻻ ) ﻮﻴﻟﻰ ﻤﻟﻪ ﻋﺎ ﻋﻠﻰ ﻳﺘﻗﺪﻢ ﻣﺎ )
Terdahulu atas amilnya dan bisa mengiringi huruf ( ﺇﻻ ) pada ketika ikhtiar )
Contoh : (ﺃﻜﺭﻡ ﻱ ﺍﻴﺎ ) ( akan memuliakan dia )
I’rabnya (ﻱ ﺍﻴﺎ  ) maf’ulbih hukumnya dibina atas fathah karena isim dhomir
(ﺃﻜﺭﻡ ) fiil madhi failnya adalah ( ﻫﻭ ) yang ditrakdirkan dia adalah amil dari
 (ﻱ ﺍﻴﺎ  ) boleh mendahulukan dari ( ﺇﻴﺎﻱ ) amilnya yaitu ( ﺃﮐﺭﻡ )
Muttasil dan munfasil masing – masing ada 12 yaitu :
Contoh muttasil yaitu :
ﻤﺘﮑﻠﻢ    ﻣﺨﺎﻂﺒﺔ    ﻤﺨﺎﻂﺐ    ﻏﺎﺒﺔ    ﻏﺎﺋﺐ
ﺃﮐﺮﻤﻰ    ﺃﮐﺮﻣﻚ    ﺃﮐﺭﻤﻚ    ﺃﮐﺮﻤﻬﺎ    ﺃﮐﺮﻤﻪ
ﺃﮐﺮﻤﻨﺎ    ﺃﮐﺮﻤﮑﻤﺎ    ﺃﮐﺮﻤﮐﻤﺎ    ﺃﮐﺮﻤﻬﻤﺎ    ﺃﮐﺮﻤﻬﻤﺎ
     ﺃﮐﺮﻤﮑﻥ    ﺃﮐﺮﻤﮑﻢ    ﺃﮐﺮﻤﻬﻢ    ﺃﮐﺮﻤﻬﻢ

 I’rabnya : sama dengan contoh muttasil Contoh munfasil yaitu :
ﻤﺘﮑﺎﻢ    ﻤﺨﺎﻄﺑﺔ    ﻣﺨﺎﻂﺏ    ﻏﺎﺋﺑﺔ    ﻏﺎﺋﺐ
ﺇﻳﺎﻱﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻚﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻚﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻫﺎﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻩﺃﮐﺮﻢ
ﺇﻳﺎﻧﺎﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻜﻣﺎﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻜﻣﺎﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻫﻣﺎﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻫﻣﺎﺃﮐﺮﻢ
     ﺇﻳﺎﻜﻥﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻜﻢﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻫﻥﺃﮐﺮﻢ    ﺇﻳﺎﻫﻣﺎﺃﮐﺮﻢ

I’rabnya sama dengan contoh munfasil diatas.
Pada asal susunan kalimat adalah fiil dahulu, kemudian fail dan setelah itu maf’ul. Tapi ada empat ( 4 ) wajib dahulu maf’ul bih dari fiil dan failnya, yaitu :
1. Kalau maf’ul bih itu isim isyarat contoh : ( ﻫﺎﺩ ﻣﻥ ﻠﻪ ﻔﻤﺎ ﺍﷲ ﻳﺿﻠﻞ ﻤﻦ)
    “ Akan orang yang menyesatkan Allah maka tidak ada bagi dia petunjuk “
(  ﻤﻦ    ) Maf’ul bih dari (ﻳﺿﻠﻞ ) wajib mendahulukannya karena isim isyarat.
2. Kalau maf’ul bih isim istifham contoh : (  ﺗﻧﻜﺭﻮﻦ ﺍﷲ ﺕ ﻔﺄﻱﺍﻴﺎ    )
    “ maka akan mana ayat Allah-kah yan kamu ingkari “
( ﺍﻱ ) jadi maf’ul bih dari (ﺗﻧﻜﺭﻮﻦ ) wajib mendahulukannya karena isim istifham,
3. Kalau maf’ul bih itu ( ﻜﻢ ) atau ( ﻜﺎﻳﻥ ) khobariyah ( yang berma’na amat banyak ) atau diidhofatkan  kepada (ﻜﻢ ) khobariyah, contoh ( ﻤﻠﻛﺕ ﻜﺗﺎﺐ ﻜﻢ ) Amat banyak telah aku miliki.
Lafadz (ﻜﻢ ) jadi maful bih dari (ﻤﻠﻛﺕ ) wajib mendahulukannya karena dia (ﻜﻢ  )
Khobariyah. Contoh selengkapnya lihat ( Jami’usddurus halaman 13 juz3 )
4. Kalau maf’ul itu dinasabkan oleh jawab (ﺃﻣﺎ ) contoh (   ﻣﺎﺍﻠﻴﺗﻳﻢﻔﻼﺘﻗﻬﺭ ﻓﺄ )
“ Maka adapun akan anak yatim maka janganlah kamu menghardiknya “
Lafadz (ﺍﻠﻴﺗﻳﻢ ) dinasabkan oleh (ﻔﻼﺘﻗﻬﺭ ) dia menjawab dari (ﺃﻣﺎ )

II.    BAB MAF’UL MUTHLAQ ( PENEGAS / PENJELAS )

Undang – undangnya : ( ﺍﻮﻟﻌﺪﺪﻩ ﻠﻧﻮﻋﻪ ﺍﻠﻣﺒﻳﻦ ﺍﻮ ﻠﺎﻣﻠﻪ ﺍﻠﻤﺆﻜﺪ ﺃﻠﻤﺼﺪﺭ )
“ Maf’ul muthlaq adalah masdar yang menguatkan menegaskan bagi amilnya atau menjelaskannya macam – macam amilnya atau menjelaskan bilangan amilnya. Kalau amilnya kadang – kadang fiil kadang kadang sifat dan kadang – kadang masdar.
Contoh amil fiil (ﺗﻜﻟﻴﻤﺎ ﻜﻠﻢﺍﷲﻤﺴﻰ ) “ Telah berbicara Allah akan musa dengan sebenar- benarnya bicara.
Lafadz (ﺗﻜﻟﻴﻤﺎ  ) masdar dari (ﻜﻠﻢ ) dia mempertegas ma’na dari (ﻜﻠﻢ    ) yang menjadi amilnya. Dan (ﺗﻜﻟﻴﻤﺎ ) jadi maf’ul muthlak dari (ﻜﻠﻢ )
Contoh amilnya wasaf / sifat (ﻀﺮﺑﺎ ﺮﺐ ﺃﻧﺎﻀﺎ ) ( saya orang yang memukul dengan sebenar-benar pukulan (ﻀﺮﺑﺎ ) masdar dia jadi maf’ul muthlaq mempertegas makna amilnya. Amilnya adalah ( ﻀﺎﺮﺐ ) wasf setimbangan ( ﻔﺎﻋﻞ )
Contoh amilnya masdar ( ﻀﺭﺒﺎ ﻀﺮﺒﻚ ﻤﻦ ﻋﺟﺒﺖ ) “ Aku tercengang dari pukulan engkau dengan sebenar – benar pukulan”
Lafadz (ﻀﺮﺑﺎ ) masdar dari maf’ul muthlaq dari ( ﻀﺭﺐ ) pada (ﻀﺮﺒﻚ    ) yang juga masdar dia mempertegas makna amilnya.
-          dan kalau penjelas bagi macam amilnya kadang dengan memberi sifat kadang dengan idhofat kadang denan isyarat kepada masdar.
Contoh dengan memeberi sifat (  ﻴﺪﺍ ﺷﺪ ﻀﺭﺑﺎ ﻀﺭﺑﺖ ) “ Saya memukul semacam pukulan yang sangat “, Lafadz (ﻀﺭﺑﺎ ) maf’ul mutlaq dari (ﻀﺭﺑﺖ ) dia menjelaskan macam pukulan dengan lafadz (ﻴﺪﺍ ﺷﺪ ) sangat yang lafadz (ﻴﺪﺍ ﺷﺪ ) itu menjadi sifat / naat dari (ﻀﺭﺑﺎ )
Contoh dengan idhofat ( ﻀﺭﺑﺎﺍﻻﻣﻴﺮ ﻀﺮﺒﺖ ) saya memukul semacam pukulan raja.
Lafadz (ﻀﺭﺑﺎ ) maf’ul muthlaq dari (ﻀﺮﺒﺖ ) dia menjelaskan macam pukulan dengan diidhofatkan kepada lafadz (ﺍﻻﻣﻴﺮ ) dan (ﺍﻻﻣﻴﺮ ) mudhofun ilaih.
Contoh dengan isyarat, kepada masdar (ﺍﻟﺿﺭﺐ ﺬﻟﻚ ﻀﺭﺑﺕ )  “Aku memukul semacam demikian pukulan “.
Lafadz (ﺬﻟﻚ ) jadi maf’ul muthlaq dari (ﻀﺭﺑﺕ ) dia bukan masdar tapi isyarat kepada masdar yang sesudahnya yaitu (ﺍﻟﺿﺭﺐ ) dia menjelaskan macam amilnya.
-    Kalau menjelaskan bilangan ailnya dengan lafadz ( ﻤﺭﺓ ) / ( ﻤﺭﺗﻴﻥ    ) /
( ﻤﺭﺍﺖ) satu kali/dua kali / beberapa kali.
Contoh ( ﺤﺩﺓ ﻭﺍ ﻀﺭﺑﺔ ﺿﺭﺑﺕ ) “ Aku memukul satu kali pukulan “
Lafadz (ﻀﺭﺑﺔ ) jadi maf’ul muthlaq dari (ﺿﺭﺑﺕ ) dia berfungsi menjelaskan bilangan amilnya.
Hasil fungsi dari maf’ul mutlaq ada 3 yaitu :
1.      Menegaskan Amil
2.      Menjelaskan macam amil.
3.      Menjelaskan bilangan amil

III.    BAB MAFUL MIN AJLIH ( PENYEBAB KEJADIAN )

Maf’ul min ajlih dinamai juga maf’ullah dan maf’ul liajlih
Undang- undangnya adalah :
ﺃﻟﻣﺼﺪﺭﺍﻟﻣﺬﻜﻭﺭﻋﻟﺔﻟﺤﺩﺚﺷﺎﺭﻜﻪﻔﻰﺍﻟﺯﻣﺎﻦﻮﺍﻟﻓﺎﻋﻞ  

Masdar yang disebutkan sebagai alasan bagi kejadian ( peristiwa ) yang sama waktu dan pelakunya.
Maksudnya : Maf’ul min jalih itu shighatnya adalah masadar dan masdar nitu gunanya sebagai alasan bagi kejadian ( fiil ), Waktu fiil dengan waktu masdar harus sama fail ( pelaku ) dari masdar dengan pelaku fiil harus sama.
Contoh : ﺇﺟﻼﻻﻟﻟﺷﻴﻎ ﻓﻣﺕ  ( aku berdiri karena memuliakan bagi syekh ( orang tua)
I’rabnya : ﻓﻣﺕ  Fiil dan fail
            ﺇﺟﻼﻻ Maf’ul min ajlih dia menjadikan sebab dari (    ﻓﻣﺕ ) ( berdiri ) Fail ( ﻗﻢ ) dengan fail (ﺇﺟﻼﻻ ) sama yaitu (     ﺕ   ) ( aku ) Waktu (ﻗﻢ ) dengan waktu (ﺇﺟﻼﻻ )  sama yaitu disaat terjadi berdiri saat itu terjadi memuliakan (ﻟﻟﺷﻴﻎ )jar dan majrur.
Hasil syarat dari maf’ul min ajlih
1.      Masdar
2.      Menjadi alasan bagi kejadian
3.      Sama failnya dan zamannya
Kalau kurang salah satu dari yang tiga ini mak dia harus dijarkan dengan lam ta’lil
( ﻻﻢﺍﻟﺗﻌﻟﻳﻝ )
Contoh yang tidak masdar firman Allah
ﺟﻣﻴﻌﺎ ﻣﺎﻔﻰﺍﻻﺮﺾ ﻫﻮﺍﻠﺫﻯﺨﻠﻖﻟﻜﻢ   
( Dia yang telah menjadikan bagi kamu apa yang ada dibumi keseluruhan )
Lafadz ( ﻠﮑﻢ ) ( kamu ) adalah menjadi sebab Allah menciptakan apa yang ada dibumi tapi dia bukan masdar karena itu dimaksudkan kedalamnya lam ta’lil.
Contoh yang tidak sama zamannya kata penyair
ﺍﻟﺳﺗﺮﺇﻻﻟﺒﺴﺔﺍﻟﻤﺗﻔﻀﻞ ﻟﺩﻯ * ﺛﻴﺎﺒﻬﺎ ﻟﻧﻮﻢ ﻧﺿﺕ ﻮﻘﺩ ﻔﺟﺋﺕ
( aku telah datang pada hal sungguh telah menanggalkan si perempuan akan pakaiannya karena akan tidur disamping penutup kecuali pakaian tipis)
Lafadz ( ﻧﻮﻡ ) ( tidur ) menjadi alasan bagi menanggalkan pakaian masdar tapi zamannya tidak sama karena zaman menanggalkan pakain lebih dahulu dari zaman tidur karena itu dijarkan dia dengan lam ta’lil jadi dia ( ﻟﻧﻮﻡ )
Contoh yang tidak sama failnya
ﻫﺎﻮﺯﻴﻧﺔ ﻮﺍﻟﺧﻴﻞﻮﺍﻟﺒﺨﺎﻞﻮﺍﻟﺤﻤﻴﺮﻟﺗﺮﻜﺑﻮ
 (Allah telah menciptakan kuda, bugal, keledai, agar kamu menungganginya dan mengendalikannya hiasan )
Lafadz   ( ﻫﺎ ﻟﺗﺮﻜﺑﻮ ) dengan takdir ( ﻻﻥﺗﺭﻜﺑﻮﻫﺎ ) dia menjadi alasan bagi penciptaan kuda, bugol, dan keledai. Tapi failnya berbeda karena fail dari penciptaan kuda, bugol, dan keledai adalah Allah. Sedangkan fail dari ( ﺗﺭﻜﺑﻮ ) adalah manusia karena itu dijarkan dengan lam ta’lil



4.     BAB MAF’ULFIH / ZHOROF ( LINGKUNGAN / WADAH )

    Maf’ulfih ini menurut orang Basrah nmanya adalah Zhorof ( wadah ) dari perbuatan karena perbuatan terjadi pada waktu itu atau pada tempat itu.
    Kalau perbuatan terjadi pada waktu itu dinamakan zhorof zaman. Kalau perbuatan terjadi pada tempat itu dinamakan zhorof makan.
    Undang maf’ulfih adalah ( ﻔﻰ ﻤﻌﻨﻰ ﻤﺎﻀﻤﻥ ) ( sesuatu yang mengandung ma’na (ﻔﻰ ) pada
    Hanya mengandung ma’na ﻔﻰ saja sedangkan huruf ﻔﻰ    nya tidak ada contoh ﺼﻤﺖﻴﻮﻢﺍﻠﺧﻣﺲ
( aku puasa pada hari kamis )
    I’rabnya :    ﺼﻤﺖ    fiil dan fail
            ﻴﻮﻢ    Maf’ulfih / Zohorof zaman karena perbuatan puasa terjadi pada waktu itu. Didalamnya terkandung ﻔﻰ yaitu pada hari sedangkan huruf ﻔﻰ    nya tidak ada hukumnya mansub tanda nasabnya fathah.
ﺃﻟﺨﻣﺲ  Mudhofan ilaih / mahraf hukumnya majrur tanda jarnya kasrah.
Contoh : ﺃﻤﺎﻣﻚ ﺠﻠﺴﺖ ( aku duduk dididepan )
I’rabnya :     ﺠﻠﺴﺖ    Fiil dan fail
                 ﻢ ﺃﻤﺎ    Maf’ul fih / zhorof makan sama dengan keterangan diatas
                    ﻚ    Mudhofun ilaih hukumnya dibina atas fathah pada tempat jar karena  isim dhomir.
    Semua isim zamn ( penunjuk waktu ) bisa dii’rabkan sebagai zhorof atau mafulfih baik yang mukhtas  ( ﻣﺧﺕﺼﻰ ) atau yang ma’dud ( ﻤﻌﺪﺩ ) atau yang mubham
( ﻣﺒﻬﻢ )
    Yang dimaksud dengan mukthas adalah sesuatu yang bisa menjadi jawab bagi            ﻣﺘﻰ   ( bilakah ) contoh ( ﻳﻮﻢﺍﻠﺧﻤﻳﺲ ) ( seminggu ) bisa menjadi jawab kalau ditanya orang bila kamu puasa ?
    Yang dimaksud dengan ma’dud adalah sesuatu yang bisa menjadi jawab bagi ﻜﻢ
( berapakah ) seperti ( ﺍﺴﺒﻮﻉ ) ( seminggu ) bisa menjadi jawab kalau ditanya orang berapa hari kamu diperjalanan ?
    Yang dimaksud dengan mubham adalah sesuatu yang tidak bisa menjadi jawab dari     (ﻜﻢ ) dan (  ﻣﺘﻰ ) seperti ( ﺤﻴﻥ ) (ketika) dan ( ﺃﻠﻮﻗﺖ ) (sewaktu- waktu)
    Isim makan (penunjuk tempat ) yang bisa dii’rabkan sebagai maf’ul fih atau zhorof haya yang mubham saja ang lain tidak bisa.

    Isim makan yang mubham ada tiga
1.      Isim jihat yang 6 ( arah yang eam )
a. ﻓﻮﻖ    ( diatas )
b. ﺗﺤﻖ    ( dibawah )
c. ﻴﻣﻴﻦ    ( sebelah kanan )
d. ﺃﻠﺷﻤﺎﻞ    ( sebelah kiri )
e. ﻮﺮﺍﺀ    ( dibelakang )
f. ﺍﻣﺎﻢ    ( didepan )
    2.    Isim muqadir ( ﻣﻗﺎﺪﻴﺮ ) = jarak seperti ( ﻔﺭﺳﺦ ) ( satu farsakh ) dan ( ﻣﻴﻝ ) ( satu mil )
    3.    Sesuatu yang dishighati ( diambil dari asdar amilnya )) contoh ::
          ﺰﻴﺩ   ﺠﻠﻴﺗﻰ ﻤﺠﻠﺲ  ( Aku duduk pada tempat duduk siZaid )
            ﻤﺠﻠﺲ    Isim makan / maf’ul fih dia juga bisa dii’rabkan dengan zhorof, karena lafdz ﻤﺠﻠﺲ     terambil dari     ﺠﻠﻮﺴﺎ    masdar dari amilnya  adalah ﺠﻠﺲ            ﺰﻴﺩ  mudhofunilaih



5. BAB MAF’UL MA’AH ( PENYERTA PERBUATAN )

    Undang – undang maf’ul adalah
ﺍﻟﻤﺻﺎﺤﺒﺔ ﺍﻟﻤﺴﺒﻮﻘﺔ ﺒﻓﻌﻝ ﺃﺒﺎﺀ ﺴﻢﻓﻳﻪ ﻤﻌﻧﻰﺍﻟﻓﻌﻞ ﻮﺤﺭﻮﻨﻪ) ﺇﺳﻢﺍﻠﻔﺿﻠﺔﺍﻟﻮﺍﻮ)     


(I’sim yang fudhah ( bukan pokok ) yang terletak sesudah waw (ﻮﺍﻮ )yang mempunyai arti beserta / bersama. Yang didahului oleh fiil atau oleh isim yang mempunyai ma’na fiil dan huruf fiil )
    Hasil syarat – syarat yang ak jadi maf’ul ma’ah itu
a.      Dia harus isim yang fudhlah
b.      Harus terletak sesudah waw yang bermakna beserta
c.       Harus didahului oleh fiil atau isim yang mempunyai ma’a fiil dan huruf fiil.

    Contoh yang didahului oleh fiil     ﺴﺭﺖﻮﺍﻟﻨﻳﻝ    ( aku berjalan beserta sungai nil )
    I’rabnya :     ﺴﺭﺖ    fiil dan fail
            ﻮ    Maiyah maksudnya waw ma’na ﻤﻊ    ( beserta )
            ﺍﻟﻨﻳﻝ    Maf’ul ma’ah dia penyerta dari perbuatan (  Fiil ) yaitu lafaz             ﺴﺭ        ( berjalan ) hukumnya mansub
    Contoh yang didahului oleh isim yang mempunyai ma’na fiil dan huruf fiil
(   ﺋﺭﻮﺍﻟﻨﻳﻝ    ﺃﻧﺎﺴﺎ) ( saya orang yang berjalan beserta  sungai nil )
    I’rab ﺍﻨﺎ    Mubtada.
        ﺴﺎﺋﺭ    Khabar isim yan mempunyai ma’na fiil dan huruf fiil, makna fi’ilnya yaitu berjalan huruf fi’il ﺳﻰ    fa fiil. Sain fiil ﺭ    lam fiil
( ﻮ    ) Maiyah
(ﺍﻟﻨﻳﻝ    ) Maf’ul maah. Hukumnya ansub.

VI.     BAB KHABAR KANA ( ﻜﺎﻥ    ) DAN SAUDARA- SAUDARANYA

    Telah berlalu penjelasan tentang kana (    ﻜﺎﻥ    ) dan saudara – saudaranya baahwa dia bekerja merofa’kan isim dan menasabkan khabar dan asal dariisim dan khabar itu mulanya adalah mubtada dan khabar yang marfu’ setelah masuk (ﻜﺎﻥ    ) khabarnya berubah jadi mansub contoh : (ﻗﺎﺋﻤﺎ  ﺯﻳﺪ    ﻜﺎﻥ). Semua ketentuannya sama dengan khabar mubtada dan khabar.

VII.    BAB ISIM INNA ( ﺇﻦ ) DAN SAUDARA – SAUDARANYA

    Ini juga sudah selesai pembahasan kita disana. Bahwa (     ﺇﻦ    ) dan saudara – saudaranya bekerja menasabkan isim dan merofa’kan khabar. Isimnya itu berasal dari mubtada dan khabarnya berasal dari khabar yan kedua – duanya narfu’ kemudian setelah masuk (   ﺇﻦ    ) mubtadanya berubah jadi mansub. Contoh
 (ﺰﻳﺪﺍﻗﺎﺋﻡ ﺇﻦ    )
    Karena dia berasal dari mubtada maka ketentuan – ketentuannya semuanya sama dengan ketentuan mubtada tanapa ada perbedaan.


VIII.    BAB HAL ( PENJELAS KEADAAN )

    Undang – undang hal adalah ( ﻛﻳﻑ ﺟﻮﺍﺐ ﻔﻰ ﻳﻗﻊ ﻓﺿﻟﺔ ﻮﺼﻑ )
Wasaf ( sifat ) yangdifudlah ( bukan pokok ) yan terletak menjadi jawab dari (ﻛﻳﻑ )=  bagaimana
    Hasil dari undang – undang bahwa syarat hal ada tiga : 
1.      Dia harus isim wasaf ( sifat ) / mustaq
2.      Dia harus fudhlah / jatuh sesudah sempurna kalam
3.      Bisa sebagai jawab dari pertanyaan (ﻛﻳﻑ ) bagaimana
4.      Hal mesti ,akirah
5.      Shahib hal itu harus ma’rifah
    Contoh ( ﻤﻛﺗﻮﻔﺎ ﻀﺮﺒﺖﺍﻟﻟﺹ ) = aku telah memukul pencuri hal keadan diikat.
    I’rabnya : (ﻀﺮﺒﺖ ) Fi’il dan fail, (ﺍﻟﻟﺹ    ) maf’ul bih / dia shahib hal ( yang mempunyai keadaan ), (     ﻤﻛﺗﻮﻔﺎ ) hal dia mansub tanda nasobnya fathah dia wasaf isim maf’ul dan dia bisa jadi jawab dari pertanyaan, bagaimana keadaan pencuri ketika dipukul ? Jawabnya diikat.
    Yang mempunyai keadaan disebut shahib hal, dalam contoh diatas shahib hal adalah lafadz (    ﺍﻟﻟﺹ ) = pencuri
    Yang akan jadi shahib hal itu adalah
1. Fail contoh ( ﺠﺎﺀﺰﻳﺩﺮﺍﻜﺑﺎ )
2. Maf’ul contoh ( ﺮﻜﺒﺖﺍﻠﻔﺭﺲﻤﺴﺮﺠﺎ )
3. Kalimat yang dijar dengan huruf contoh ( ﺠﺎﻟﺴﺔ ﻤﺮﺮﺕﺒﻫﻧﺪ )
4. Kalimat yang dijarkan dengan mudhaf dengan syarat mudhaf harus bagian dari mudhafun ilaih     ( ﺍﻤﺣﻴﺐﺃﺣﺪﮐﻢﺃﻥﻴﺎﮐﻞﻠﺣﻢﺍﺨﻴﻪﻤﻳﺗﺎ )
    Kalimat yang akan jadi hal nakirah sepeti contoh diatas, kalau ada hal ma’rifah maka kita harus mentakwilkannya kepada nakirah contoh ( ﺃﺪﺨﻠﻮﺍﺍﻻﻮﻞﻓﺎﺍﻻﻮﻞ ) “ Masiklah kamu hal keadaan satu persatu.

    I’rabnya : ( ﺃﺪﺨﻟﻮﺍ ) fiil amar, fa’ilnya adalah( ﺃﻧﺘﻢ ) ( ﺍﻻﻮﻝﻓﺎﺍﻻﻮﻞ ) menjadi hal dia ma’rifah maka ditakwilkan pada yang nakirah takwilnya adalah
( ﻣﻧﻓﺮﺪﺍ ) shahib halnya adalah fa’il dari ( ﺃﺪﺨﻠﻮﺍ ) yaitu (ﺃﻧﺗﻢ )
   

    Syarat yang akan menjadi hal shahib hal harus salah satu dari empat :
1. Ma’rifah Contoh ( ﺨﺷﻌﺎﺃﺒﺼﺎﺭﻫﻢﻤﺣﻴﺭﺠﻮﻦ ) = sambil menundukan pandangan mereka keluar.
I’rabnya : ( ﺨﺷﻌﺎ ) menjadi hal shahib halnya adalah fail dari ( ﻤﺣﻴﺮﺠﻮﻦ ) yaitu
( ﻫﻢ ) dia  ma’rifah ea isim dhamir ( ﺃﺒﺼﺎ ) fail dari ( ﺨﺸﻌﺎ ) dan (ﻫﻢ )mudhafun ilaih
2. Taknis ( ﻤﺣﺼﻳﺺ ) mengkhususkan contoh ( ﻔﻰﺃﺭﺑﻌﺔﺃﻴﺎﻢﺴﻮﺃﻠﻟﺴﺎﺋﻠﻴﻦ ) : pada empat hari sebagai jawaban bagi oran yan bertanya.
I’rabya ( ﻔﻰﺃﺭﺑﻌﺔ ) : jar dan majrur muta’alaq dengan ( ﺠﻌﻞ ) yang sebelumnya
( ﺃﻳﺎﻢ ) mudhafun ilaih ( ﺴﻮﺃ ) hal dari ( ﺃﺮﺒﻌﺔ ) dia nakirah tapi mengkhususkan
( ﻠﻟﺴﺎﺋﻠﻴﻦ ) jar dan majrur
3. Ta’mim ( ﺘﻌﻤﻳﻢ ) umum contoh ( ﻮﻤﺎﺃﻫﻠﮑﻨﺎﻤﻥﻗﺭﻴﺔﺇﻻﻫﺎﻨﺫﻮﻥ ) ( dan tidak kami hancurka satu kampung kecuali bagi yang sudah diberi perinatan )
I’rabnya :    ( ﻮ ) isti’naf ( permulaan ), ( ﻤﺎ ) nafi ( menidakkan ) ( ﺃﻫﻠﮑﻦﺍ ) fiil dan fail ( ﻤﻥ ) jar dan majrur pada mahal asab jadi maful bih, sohib hal ( ﺍﻫﺎ ) jar dan majrur jadi khabar muqaddam ( khabar yang didahulukan ) ( ﻤﻨﺬﺮﻮﻥ ) mubtada muakhar ( mubtada’ yang dikemudiankan ) jumlah mubtada’ dan khabar pada mahal nasab menjadi hal dari ( ﻗﺭﻴﺔ ) - ( ﻗﺭﻴﺔ )  shohib hal dia umum yaitu kampung mana saja.
4. Takhir ( kemudian ) dari hal contoh ( ﺍﻤﻴﺔﻤﻮﺣﺷﺎﻂﻟﻞﻴﻠﻮﺡﮐﺎﻨﻪﺨﻠﻞ )
( Bagi mayat puing hal keadaan sunyi menyatakan seolah – olah rusak )
I’rabnya ( ﺍﻤﻴﺋﺔ ) jar dan majrur khabar muqaddam, ( ﻤﻮﺣﺷﺎ ) hal yang didahulukan dari shahibnya ( ﻂﻠﻞ ), mubtada muakhar shohib hal terakhir dari halnya, ( ﻴﻠﻮﺡ ) fiil mudhari’ failnya adalah ( ﻫﻮ ) – ( ﮐﺎﻥ ) saudara ( ﺇﻥ ) kerjanya menasobkan isim dan merofa’kan khabar
( ﻩ ) isim dari (    ﮐﺎﻥ )
( ﺨﻠﻞ ) khabar dari (    ﮐﺎﻥ )    Untuk contoh nomor 2,3,4, shahib halnya nakirah boleh karena dia memfaedahkan takhsis, ta’mim dan takhir.
Hal dengan memandang kepada sifat terbagi kepada dua :
1. Muntaqilah ( ﻤﻧﺗﻗﻠﺔ ) berpindah maksudnya tidak selalu berada pada shahibnya seperti ( ﺠﺎﺀﺯﻴﺪﺮﺍﮐﺑﺎ ) = telah datang siZaid hal keadaan berkendaraan. SiZaid tidak selalu berkendaraan kadang – kadang dia berjalan kaki.
2. Lazimah ( ﻻﺯﻣﺔ ) mesti maksudnya selalu berada pada shahibnya.
    Contoh ( ﺪﻋﻮﺖﺍﷲﺴﻤﻴﻌﺎ ) = aku berdoa pada Allah hal keadaan mendengar.
Mendengar itu selalu ada pada Allah tidak pernah terpisah
3. Muthiah ( ﻤﻮﻂﮑﺔ ) → menjamidi mauruf dengan mustaq contoh :
 ( ﻔﻰﺘﻤﺜﺎﻠﻬﺎﻤﺷﺭﺍﺴﻊﻴﺎ ) hal memandang kepada zaman terbagi dua :
1. Muqaronah fi zaman ( ﻤﻗﺎﺭﻧﺔﻔﻰﺍﻠﺰﻤﺎﻥ ) artinya disertai zaman
    Contoh ( ﻫﺫﺍﺒﻌﻟﻰﺸﻴﺧﺎ ) = Ini suamiku hal keadaan tua
2. Muqaddarah ( ﻤﻗﺪﺭﺓ ) terkemudian contoh ( ﺃﺩﺧﻟﻮﺍﻫﺎﺨﺎﻠﺪﻳﻦ ) = masuklah kamu akan surga hal keadaan kekal. Kekal dalam sorga kemudian dari zaman masuk
3. Mahkiyah ( ﻣﺣﮑﻴﺔ ) zaman yang lewat contoh ( ﺠﺎﺀﺯﻴﺪﺃﻣﺲﺮﺍﮐﺑﺎ ) = telah datang siZaid kemarin sore hal keadaan mengandarai.
    Dalam kalimat, hal itu ada satu saja, ada yang lebih dari satu, contoh yan satu semua contoh diatas.
Contoh yang lebih dari satu ( ﻠﻗﻴﺗﻪﻤﺼﻌﺪﺍﻤﻧﺣﺿﺭﺍ ) = ( aku akan menemui dia hal keadaan naik hal keadaan menghadap ), dalam kalimat ini ada dua hal yaitu
( ﻤﺼﻌﺪﺍ ) dan ( ﻤﻧﺣﺿﺭﺍ ) dan ada dua shahib hal yaitu (    ﺖ ) fail dan ( ﻩ ) maf’ul, maka untuk masing – masingnya ditaksir satu buah hal.

10.     BAB TAMYIZ (PENJELAS ZAT / BENDA )

    Undang–undang tamyiz adalah( ﺍﻠﺬﺮﺍﺖﺇﺳﻢﻓﺿﻠﺔﻨﮑﺮﺓﺠﺎﻤﺪﻤﺪﻤﻓﺴﺮﺍﻤﺎﺍﻨﺒﻬﻢﻤﻥ ) isim fadlah yang nakirah yang jamid yang menjelaskan untuk yang dikeragui dari zat – zat )
    Hasil dari undang – undang bahwa syarat tamyiz ada lima.
1.      Isim
2.      Fadhlah
3.      Nakirah
4.      jamid
5.      Menjelaskan untuk yang dikeragui dari zat – zat
Contoh ( ﺍﺣﺪﻋﺷﺮﮐﻭﮐﺒﺎ ) ( sebelas bintang ) kalimat ( ﮐﻮﮐﻨﺎ ) penjelas dari kalimat
( ﺍﺣﺪﻋﺷﺭ )

Kegunaan tamyiz ada dua :
a.      Menjelaskan mufrad
b.      Menjelaskan untuk nisah ( pembangsaan )
1.      Yang menjelaskan mufrad ada dua
a.      Isim muqadir.
Isim muqadir ada tiga :
1.. Musahat ( ﻤﺴﺎﺣﺖ ) ukuran contoh ( ﺠﺮﻴﺐﻨﺨﻼ ) – ( sekantong nakhal ) kata ( ﻨﺨﻼ ) tamyiz dari ( ﺠﺭﻴﺐ )
2. Alkaylu ( ﺃﻠﮑﻴﻝ ) takaran contoh ( ﺼﺎﻉﺘﻤﺮﺍ ) – ( seliter tamar )
3. Wazan ( ﺍﻠﻮﺰﻥ ) timbangan contoh ( ﻤﻨﻮﻴﻦﻋﺴﻼ ) – ( dua sukat madu)
    b.     Isim bilangan contoh ( ﺃﺣﺪﻋﺷﺭﺪﺮﻫﻤﺎ ) sebelas dirham.
    Termasuk kedalam tamyiz bilangan tamyiz dari (ﮐﻢ ) istifhamiah dan (ﮐﻢ) khabariah. (ﮐﻢ ) istifhamiah adalah (ﮐﻢ) yang dipakai untuk bertanya erapa bilangankah (ﮐﻢ  ) khabariah adalah (  ﮐﻢ) yang berarti amat banyak.
    Kalau tamyiz dari (ﮐﻢ ) istifhamiah dimufrad dan dinasabkan, contoh
    ( ﮐﻢﻋﺒﺪﺍﻤﻠﮑﺖ )
    - ( berapa budakkah yang telah engkau miliki ), ( ﻋﺑﺪﺍ )jadi tamyi dari (ﮐﻢ ) dia mufrad dan dia.
    Kalau tamyiz dari (ﮐﻢ ) khabariah di khafadkan selama –lamanya.
    Contoh ( ﮐﻢﻋﺒﺪﻤﻠﮑﺖ )  – ( amat banyak budak yang telah aku miliki ),
    (ﻋﺒﺪ) jadi tamyiz dari (ﮐﻢ ) khabariah maka dikhafadkan dia.
    Kalau dia tamyiz dari sepuluh keatas dijama’kan, contoh :
    ( ﮐﻢﻋﺒﺪﻤﻠﮑﺖ ) – ( berapa banyak budak yang engkau miliki ? ) jawab.
    ( ﻋﺷﺮﺃﻋﺒﺪﻤﻠﮐﺖ ) – ( sepuluh budak yang telah aku miliki )
    ( ﻋﺒﻴﺪ ) dan ( ﺃﻋﺒﺪ ) jadi tamyiz maka dia dijama’kan. Yang mengkhafadka tamiyz itu adalah ( ﻤﻥ ) yang diidmarkan ( disembunyikan ).
     c. Sesuatu yang menunjukan atas mumasalah ( ﻤﻣﺎﺜﻠﺔ ) perumpamaan
    Contoh ( ﻮﻠﻮﺠﺋﻧﺎﻣﻤﺜﻠﻪﻣﺪﺩﺍ ) sekiranya kami datangkan perumpamaan sebanyak itu juga.
    I’rabnya : ( ﻮ ) isti’nafiah ( ﻟﻭ ) huruf syartiyah ( ﺠﺋﻧﺎ ) fiil dan fail
    ( ﻤﻣﺜﻞ ) jar dan majrur ( ﻣﺪﺩﺍ ) tamyiz.
     d. Sesuatu yang menunjukan yang lain contoh ( ﺇﻥﻠﻧﺎﻏﻴﺭﻫﺎﺇﺑﻼ ) – ( sesungguhnya bagi kami ada yan lain unta )
    I’rabnya : (ﺇﻦ ) amil nawasekh huruf taukid ( ﻠﻧﺎ ) khabar muqaddam dari

    ( ﻏﻴﺮ ) , ( ﻏﻴﺮ ) isim ( ﺇﻦ ) dari ( ﻫﺎ ) mudhafun ilaih ( ﺇﺒﻼ ) tamyiz.
2.    Menjelaskan untuk nisbah ada dua
a. Muhawwal ( ﻤﺤﻮﻝ ) yang dipalingkan
b. Ghairu muhawal ( ﻏﻴﺭﻤﺣﻮﻝ ) tidak dipalingkan
        a. Muhawwal ada tiga
           1. Muhawwal dari fa’il maksudnya tamyiz itu mulanya adalah fa’il.
          Contoh (ﻠﺮﺃﺲﺷﻴﺑﺎ ﺇﺳﺘﻌﻞﺍ ) – ( telah cemerlang  kepala nisbah uban )
              I’rabnya ( ﺇﺳﺘﻌﻞ ) fiil madhi ( ﺍﻠﺮﺃﺲ ) fail ( ﺷﻴﺒﺎ ) tamyiz
        Asal dari contoh itu adalah ( ﺇﺴﺘﻌﻞﺸﻴﺐﺍﻟﺭﺃﺲ ) – ( telah   cemerlang uban kepala ) dijadikan mudhafun ilaih jadi fa’il dan fa’il dijadikan tamyiz gunanya supaya timbul keraguan karena kalau dikatakan ( ﺇﺴﺘﻌﻞﺍﻟﺭﺃﺲ ) – ( telah cemerlang kepala ) tentu akan ragu kita apa yang membuat cemerlang maka didatangkan lafadz ( ﺷﻴﺒﺎ ) menjelaskan.
        Menyebutkan sesuatu sesudah ada keraguan akan lebih mantap dalam jiwa.
                   2. Dipalingkan dari maf’ul contoh ( ﻮﻗﺠﺮﻧﺎﺍﻻﺭﺾﻋﻴﻮﻦﺍﻻﺮﺾ ) – ( telah kami pancarkan akan bumi nisbah mata air )
        I’rabnya ( ﻮ ) ataf ( ﻓﺠﺮﻧﺎ ) fi’il dan fa’il ( ﺍﻻﺮﺾ ) maf’ul bih
        ( ﻋﻴﻮﻨﺎ  ) tamyiz. Asalnya adalah ( ﻮﻓﺠﺮﻨﺎﻋﻴﻮﻦﺍﻻﺭﺾ ) – ( telah kami pancarkan akn bumi nisbah mata air. Dijadikan mudhafun ilaih menjadi mf’ul dan maf’ul jadi tamyiz.
                   3. Dipalingkan dari mubtada contoh ( ﺰﻴﺪﺃﮐﺜﺮﻤﻨﻚﻋﻟﻤﺎ ) ( siZaid lebih banyak dari engkau nisbah harta )
        I’rabnya : ( ﺯﻳﺪ ) mubtada
                      (    ﺍﮐﺛﺮ ) khabar
                      (    ﺍﻠﻧﺎﺲ ) jar dan majrur
                      (    ﻋﻠﻣﺎ ) tamyiz
        Asal dri kalimat itu ( ﻋﻠﻢﺰﻴﺩﺃﮐﺜﺭﻤﻧﻚ ) ( ilmu sizaid lebih banyak dari engkau) dijadikan mudhofun ilaih jadi mubtada dan mubtada jadi tamyiz tujuannya sama dengan diatas
b.    Goiru muawwal yaitui tidak dipalingkan dari apapun meman dari dasarnya dia sudah jadi tamyiz contoh :
( ﺰﻳﺪﺃﮐﺭﻢﺍﻠﻧﺎﺲﺮﺠﻼ ) siZaid adalah semulia – mulia manusia, nisab laki – laki.
                ( ﺯﻴﺪ ) Mubtada
                ( ﺃﮐﺮﻢ ) Khabar
                ( ﺍﻟﻧﺎﺲ ) Mudhafun ilaih
                ( ﺮﺠﻼ ) Tamyiz 
    Kadang – kadang ada hal dan tamyi gunanya sebagai penguat ( taukid )
Contoh hal sebagai penguat ( ﻻﺘﻌﺜﻮﻔﻰﺍﻻﺮﺾﻤﻓﺴﺪﻳﻦ ) ( janganlah kamu berjalan dimuka bumi hal keadaan sombong ). Lafadz ( ﻤﻓﺴﺪﻴﻦ ) menjadi hal tapi faedahnya mempertegas )
Contoh tamyiz sebagai penguat (ﺪﻴﻥﻤﺣﻤﺪﻤﻥﺨﻳﺮﺃﺪﻴﺎﻥﺍﻟﺑﺭﻴﺔ ﺒﺎﻥ  ﻋﻠﻤﺖ ﺪﻳﻧﺎﻮﻠﻗﺪ ) ( demi sungguh aku mengetahui bahwasanya agama Muhammad sebaik –baiknya agama ketuhanan agama ) lafadz ( ﺪﻴﺒﺎ ) I’rabnya jadi tamyiz tapi gunanya untuk mempertegas ( taukid / penguat )

10.    BAB ISTISNA ( PENGECUALIAN )

Istisna artinya pengecualian
Artinya mengeluarkan sesuatu dari hukum yang ditetapkan sebelumnya
Contoh : ( ﻗﺎﻡﺍﻠﻗﻮﻢﺇﻻﺰﻴﺪﺍ ) ( telah berdiri kaum kecuali siZaid )
Menetapkan hukum berdiri pada kaum keudian mengeluarkan siZaid dari hukum berdiri, keluarnya siZaid dari berdiri itu namanya istisna, yang dikeluarkan atau dikecualikan dari hukum sebelumnya namanya adalah mustasna.
Alat yan dipakai untuk mengeluarkan atau mengecualikan namanya adat istisn sesuatu yang dari dia itu dikeluarkan mustasna namanya mustasna minhu, dalam contoh
( ﺍﻠﻗﻮﻢﺍﻻﺰﻴﺪﺍﻗﺎﻡ ) ( telah berdiri kaum kecuali siZaid ) lafadz ( ﺍﻠﻗﻮﻡ ) adalah mustasna minhu (ﺇﻻ )   adalah adat istisna ( ﺰﻴﺪﺍ ) mustasna.
Adat istisna ada 8 yaitu :
    1. (ﺇﻻ ) 
    2. ( ﻏﻴﺮ )
    3. ( ﺴﻮﻯ )
    4. ( ﻠﻴﺲ )
    5. ( ﻻﮑﻮﻦ )
    6. ( ﺨﻼ )
    7. ( ﻋﺩﺍ )
    8. ( ﺣﺎﺸﺎ )
Termasuk didalm lafadz ( ﺴﻮﻯ ) yaitu lafadz (ﺴﻮﻯ ) dan ( ﺴﻮﺍﺀ )

    Mustasna denan (ﺇﻻ ) wajib nasob kalau kalam ( pembicaran ) yang sebelum (ﺇﻻ )  itu tam lagi maujab ( ﺘﺎﻤﺎﻮﻤﻮﺠﺒﺎ )
Yang dimaksud dengan kalam tam adalah mustasna minhu disebutkan sebelum yang dimaksud dengan maujab adalah tidak didahului oleh nafi atau sabah nafi ( yang menyerupai nafi ) yang sabah nafi yaitu nahi dan istifham.
Contoh : ( ﻓﺴﺠﺪﺍﺍﻤﻼﮑﺔﮐﻠﻬﻢﺇﺒﻠﻴﺲ ) ( maka telah sujud malaikat keseluruhannya kecuali iblis )
I’rabnya : ( ﻒ ) isti’nafiah
         ( ﺴﺠﺪ ) fiil madhi
        ( ﺍﺍﻤﻼﮑﺔ) fail dia mustasna minhu
             ( ﮐﻝ ) taukid
         ( ﻫﻢ ) mudhafun ilaih
                 (ﺇﻻ ) adat istisna
             (ﻠﻴﺲ ﺇﺑ ) mustasna dia mansub karena kalam sebelumnya tam lagi maujab.

Mustasna terbagi dua :
1. Musttasil yaitu sejenis mustasna dengan mustasna minhu,
    Contoh : ( ﻗﺎﻢﺍﻠﻘﻮﻢﺇﻻﺯﻳﺪﺍ ) mustasna minhunya kaum mereka manusia dan
    Mustasnanya siZaid juga manusia.
2. Munqoti’ tidak sejenis mustasna dengan mustasna minhu
    Cotoh : ( ﻗﺎﻢﺍﻠﻗﻮﻢﺇﻻﺣﻤﺎﺮﺍ ) ( telah berdiri kaum kecuali keledai ), mustasna
    Minhu kaum manusia, mustasna leledai jenis manusia.
    Bila kalam yang sebelum (ﺇﻻ ) itu tidak maujab ( ddahului leh nafi atau sabah      nafi ), kalau mustasnanya muttasil boleh dua cara.
        1. Mengikut kepada mustasna minhu jadi badal ba’da minkul ( ﺒﻌﺾﻣﻥﮐﻞ )
        2. Mansub menurut hukum ashal yaitu mustasna
       Contoh : ( ﻤﺎﻓﻌﻠﻮﺍﻩﺇﻻﻗﻠﻴﻝﻤﻧﻬﻢ ) ( tidak memperbuat mereka kecuali sedikit dari mereka )
       I’rabnya ( ﻤﺎ ) huruf nafi
                  (ﻓﻠﻌﻠﻮﺍ ) fi’il madhi fa’ilnya waw ( ﻮﺍﻮ ) dia mustasna minhu
                  (ﺇﻻ ) adat istisna
                  ( ﻓﻠﻴﻝ )  kalau dibaca ( ﻓﻠﻴﻝ ) rofa’ I’rabnya jadi badal dari fa’il
            ( ﻓﻠﻌﻠﻮﺍ ) dan kalau dibaca ( ﻗﻠﻴﻼ ) nasab I’rabnya jadi mustasna
                ( ﻤﻧﻬﻢ ) jar dan majrur
       Kalau mustasnanya muntaqi’
    - Menurut ahli Hijaz wajib nasab contoh ( ﻤﺎﻓﻴﻬﺎﺃﺣﺪﺇﻻﺣﻤﺎﺭﺍ ) ( tidak ada didalamnya salah seorang kecuali keledai )
    - Menurut banu tamim boleh nasab dan boleh mengikut jadi badal dan boleh juga ( ﺣﻤﺎﺮﺍ ) jadi mustasna, dan boleh juga ( ﺣﻤﺎﺮ ) jadi badal.

Kalau kalam sebelumnya tidak tam artinya terdahulu mustasna dari mustasna minhu wajib nasab baik muttasil maupun munqati’
Contoh ( ﻤﺎﻓﻴﻬﺎﺇﻻﺣﻤﻠﺮﺍﺍﺣﺪ ) dan ( ﻣﺎﻗﺎﻢﺇﻻﺰﻴﺪﺍﺍﻠﻗﻮﻡ ) tidak boleh disini mengikut jadi badal karena yang mengikut tidak boleh terdahulu dari yang diikut
Kalau yang sebelum (ﺇﻻ )  itu didahului oleh nafi dan mustasna tidak disebutkan sebelumnya maka yang sesudah(ﺇﻻ )   diberikan kepadanya apa yang menjadi hak sebelum (ﺇﻻ )  kalau yang sebelum (ﺇﻻ )  berkehendak kepada yang marfu’ dirofa’kan yang sesudah (ﺇﻻ )
Contoh ( ﻤﺎﻴﺎﻢﺇﻻﺰﻴﺪ ) diberikan rofa’ pada (ﺰﻴﺪ ) karena yang sebelum ( ﺰﻴﺪ )
Berkehendak pada yang marfu’ yaitu fa’il
Kalau yang sebelum (ﺇﻻ )  berkehendak kepada yang mansub maka dinasabkan yng sesudah (ﺇﻻ ) contoh  ( ﻤﺎﺮﺍﻱﺇﻻﺰﺒﺪﺍ ) diberikan nasab kepada ( ﺰﻴﺪﺍ ) karena yang sebelum (ﺇﻻ )  berkehendak kepada yang mansub yaitu maf’ul bih
Mustasna yang seperti ini disebut mustasna mufariq ( menyelesaikan )
Karena yang sesudah (ﺇﻻ )  menyelesaikan kehendak yang sebelum (ﺇﻻ )

    Hukum mustasna dengan selain (ﺇﻻ ) ada 3 macam :
1. Dikhofadkan selama – lamanya yaitu mustasna dengan ( ﻏﻴﺮ ) dan (    ﺴﻭﻯ )
    Contoh : ( ﻗﺎﻡﺍﻟﻗﻮﻢﻏﻴﺮﺰﻴﺪ ) dan ( ﻗﺎﻢﺍﻠﻗﻮﻢﺴﻮﺰﻴﺪ ) sedangkan bacaan lafadz
    ( ﻏﻴﺮ )
    Dan ( ﺳﻭﻯ ) itu sama dengan bacaan mustasna yang sesudah ( ﺇﻻ ) keseluruhannya.
3.    Dinasabkan selama – lamanya yaitu mustasna dengan ( ﻠﻴﺲ ) – ( ﻻﻳﮑﻮﻦ ) –
    ( ﻣﺎﺨﻼ )
            ( ﻤﺎﻋﺩﺍ )
        Contoh ( ﻗﺎﻤﻮﺍﻟﻴﺲﺯﻴﺪ ) dan (ﻘﺎﻤﻮﺍﻻﻴﮑﻮﻥﺯﻴﺪ ) dan ( ﻘﺎﻤﻮﺍﻤﺎﺧﻼﺯﻴﺪ ) dan
        ( ﻘﺎﻤﻮﺍﻤﺎﻋﺩﺍﺯﻴﺪ )
  
- Nasab yan sessudah ( ﻟﻴﺲ ) dan ( ﻻﻴﮏﻮﻦ ) adalah jadi khabar dari keduanya dan isim dhomir mustatir
    Nasab yang sesudah ( ﻤﺎﺧﻼ ) dan  ( ﻤﺎﻋﺪﺍ ) adalah jadi maf’ul dari keduanya dan failnya domir mustatir yang kembali pada masdar amilnya dalam contoh diatas amilnya ( ﻘﺎﻢ ) masdarnya ( ﺍﻟﻗﻴﻟﻢ )
3. Boleh nasab dan boleh khofad yaitu yang sesudah ( ﺧﻼ ) - ( ﻋﺪﺍ ) – ( ﺣﺎﺵ ) kalau kita menginginkan dia huruf adalah huruf khofad maka yang sesudahnya dikhofadkan jadi jar dan majrur.
    Kalau kita menginginkan dia sebagai fi’il yaitu fi’il madhi maka yang sesudahnya dinasabkan jadi maf’ul failnya dhomir mustatir contoh : (    ﺧﻼﺯﻴﺩﻗﺎﻢﺍﻟﻗﻮﻡ ) dan ( ﻘﺎﻢﺍﻟﻗﻮﻢﻋﺪﺍﺯﻴﺪ ) dan
    ( ﻗﺎﻢﺍﻟﻗﻮﻢﺣﺎﺶﺯﻴﺪ ) boleh nasab boleh jar
    Boleh nosab dan jar ini selama tidak didahului oleh ( ﻤﺎ ) kalau ada ( ﻤﺎ ) yang mendahuluinya wajib nasab karena dia sudah pasti fi’il sebab ( ﻤﺎ ) tidak pernah masuk pada huruf jar

11.    ISIM LA (ﻻ) YANG MENAFIKAN JENIS

     La (ﻻ) itu bisa dikatakan la nafiatul jenis bila ada tiga syarat
    1. La (ﻻ) itu menafikan bagi jenis.
    2. Ma’mulnya ( yang dimasukinya ) nakirah
    3. Isimnya terdahulu dari khabarnya
    Kalau kurang salah satu syarat yang tiga ini bukan (ﻻ) nafiyatul jenis. Isim la
    (ﻻ)
     itu terdiri dari salah satu yan tiga
    1. Diidofatkan ( ﻤﻀﺎﻒ )
    2. Sabah mudhof ( ﺸﺒﻪﺍﻠﻣﺿﺎﻒ )
    3. Mufrad
    Kalau isim la (ﻻ) itu mudhof atau sabah mudhof maka dinosabkan
    Contoh mudhof (ﻤﻤﻗﻮﺖ ﻻﺻﺎﺣﺐﻋﻟﻢ ) ( tidak ada yan mempunyai ilmu dibenci     )
    I’rabnya : (ﻻ) Nafiatul jenis
             ( ﺺﺎﺣﺐ ) isim la (ﻻ) diidhofatkan pada ( ﻋﻟﻢ )
             ( ﻤﻤﻗﻮﺖ ) khabar la (ﻻ)
    Contoh sabah mudhof ( ﻻﻗﺑﻴﺣﺎﻔﻌﻟﻪﻤﻤﺪﻮﺡ ) ( tidak ada buruk perbuatan dipuji )
    I’rabnya : (ﻻ) Nafiatul jenis
( ﻗﺑﻴﺣﺎ ) iaim la (ﻻ) dia sabah mudhof amsilah mubalaqah berkehendak pada fail
            ( ﻔﻌﻞ ) fail
            ( ﻩ ) mudhofun ilaih
            ( ﻤﻤﺪﻮﺡ ) khabar la (ﻻ)
- Kalau isim la (ﻻ) itu mufrad / tidak diiddofatkan maka isim (ﻻ) itu dibina dengan apa dia di nasabkan.
-     Kalau isim mufrad dinasabkan dengan fathah maka dia dibina atas fathah
    Contoh ( ﻻﺭﺠﻞﺎﻔﻰﺍﻠﺩﺍﺭ )
-     Kalau tasniah dinasabkan dengan ya maka dia dibina atas ya
    Contoh ( ﻻﺭﺠﻠﻴﻥﻋﻧﺪﻱ )
-    Kalau jama’ muzakar yang salim dinasabkan dengan ya maka dia dibina atas ya
    Contoh ( ﻻﻤﺳﻠﻤﺑﻥﻔﻰﺍﻟﺑﻴﺕ )
-    Kalau jama’ mua’nast yang salim dinasabkan dengan kasrah maka dia dibina atas kasrah
    Contoh ( ﻻﻤﺳﻠﻣﺎﺕﻔﻰﺍﻠﻔﺿﻞ )
-    Kalau berulang –ulang la (ﻻ) masuk pada nakirah maka pada nakirah yang pertama boleh fathah boleh rofa’
-    Kalau kita menfathahkan yang pertama maka nakirah yang kedua boleh tiga cara yaitu fathah, rofa’ dan nasab.
    Contoh : ( ﻻﺣﻮﻞﻮﻻﻘﻮﺓﺇﻻﺑﺎﺍﷲ ) ( tiada daya dan tiada kekutan kecuali dengan Allah )
- Kalau kita baca (ﺣﻮﻞ ) dengan fathah maka (ﻘﻮﺓ ) boleh dibaca dengan (ﻘﻮﺓ ) dan boleh juga (ﻘﻮﺓ )
-     Kalau kita baca yang pertama rofa’ (ﻻﺣﻮﻞ ) maka yang kedua boleh dibaca rofa’ dan fathah maka boleh dibaca ( ﻮﻻﻘﻮﺓ ) dengan fathah dan boleh juga ( ﻮﻻﻘﻮﺓ )
    Dengan rofa’ tidak boleh nasab
-    Kalau kita berulang –ulang la (ﻻ) beserta nakirah yang kedua maka yang pertama hsrus dibaca fathah dan yang kedua boleh nasab dan boleh rofa’
    Contoh : ( ﻻﺣﻮﻞﻮﻘﻮﺓ ) dan boleh juga ( ﻻﺣﻮﻞﻮﻘﻮﺓ )

Bila isim la itu diberi sifat / na’at dan tidak berbatas antara dia dengan na’atnya maka na’atnya boleh rofa’ dan boleh nasab dan boleh fathah.

Contoh ( ﻻﺭﺠﻞﻈﺭﻴﻒﻓﻰﺍﻠﺪﺍﺭ ) ( tidak ada laki – laki yang mulia dirumah )
I’rabnya : (ﻻ) Nafiatul jenis
         (ﺭﺟﻞ ) isim (ﻻ)
              ( ﻇﺮﻴﻒ ) Na’at dari (ﺭﺟﻞ ) boleh dibaca ( ﻇﺮﻴﻒ ) dan boleh ( ﻇﺮﻴﻒ )  dan boleh juga ( ﻇﺮﻴﻒ ) 
Kalau antara isim (ﻻ) dengan na’at berbatas boleh rofa’ dan nasab dan tidak boleh fathah.
Contoh : ( ﻻﺭﺠﻞﻓﻰﺍﻠﺪﺍﺭﻇﺮﻴﻒ ) ( tidak ada silaki – laki dikampung yang mulia )
I’rabnya : (ﻻ) nafiatul jenis
        (ﺭﺟﻞ ) isim la
        ( ﻓﻰﺍﻠﺪﺍﺭ ) jar dan majrur pembatas antara pembatas antara na’at dan man’ut
( ﻈﺮﻴﻒ ) Na’at dari ( ﺭﺟﻞ ) maka (ﻇﺮﻴﻑ ) boleh dibaca rofa’ dan boleh dibaca (ﻇﺮﻴﻑ ) dan tidak boleh dibaca ( ﻇﺮﻴﻑ )

12.    BAB MUNADA ( YANG DIPANGGIL )

Undang – undang munada’ adalah ( ﺍﻠﻤﻁﻠﻮﺐﺈﻗﺑﺎﻠﻪﺣﺠﺮﻒﻣﺣﺻﻮﺺ )
Artinya : Orang yang dipanggil menghadap dengan huruf yang tertentu.
Huruf yan dipakai untuk memanggil namanya huruf nida
Huruf nida ada 7 :
1.    ( ﺃ )
2.    ( ﺃﻯ )
3.    ( ﻴﺂ )
4.    ( ﺍ )
5.    ( ﺃﻴﺎ )
6.    ( ﻫﻴﺎ )
7.    ( ﻭﺍ )

Pemakaiannya : ( ﺃﻯ ) dan ( ﺃ ) untuk memanggil yang dekat
            ( ﺃﻴﺎ ), ( ﻫﻴﺎ ) dan ( ﺍ ) untuk yang jauh
                     ( ﻴﺎ ) untuk umum yang dekat dan yang jauh
             ( ﻮﺍ ) untuk nudbah ( ﺒﺔ ﻨﺪ ) panggilan minta tolong melepaskan dari
                Kesulitan

    Munada termasuk kedalam golongan maf’ul bih karena asal dari munada adalah maf’ul bih contoh ( ﻳﺎﻋﺒﺪﺍﷲ ) asalnya ( ﺃﺪﻋﻮﺍﺒﺪﺍﷲ ) ( aku merayu akan Abdullah )
I’rabnya ( ﺃﺩﻋﻮ ) fi’il mudhori’, fa’ilnya ( ﺃﻨﺎ ) dan ( ﻋﺒﺩﺍﷲ ) maf’ul bih
Caranya : dihazafkan (ﺃﺩﻋﻮ ) diganti dengan ( ﻳﺎ ) jadi dia (ﻳﺎﻋﺒﺪﺍﷲ )
Munada yang dinasabkan ada pada 3 tempat :
1. Bila munadanya mudhof / diidofatkan contoh (ﻳﺎﻋﺒﺪﺍﷲ ) ( wahai Abdullah )
    I’rabnya : (     ﻳﺎ ) huruf nida
                   (ﻋﺒﺩ ) Munada dia mansub dan dia diidofatkan pada (ﺍﷲ )
                   (ﺍﷲ ) Mudhofun ilaih
2. Bila munadanya sabah mudof / menyerupai mudof contoh ( ﻴﺎﻤﺣﻤﻮﺪﺍﻓﻌﻠﻪ ) wahai orang yan dipuji perbuatannya )
    I’rabnya : (ﻳﺎ ) Huruf nida
                    ( ﻤﺣﻤﻮﺪﺍ ) munada dia sabah mudof dia mansub
        ( ﻓﻌﻞ ) naib fail dari (ﻤﺣﻤﻮﺪﺍ ) karena dia isim maf’ul    berkehendak pada naib fail
        ( ﻩ ) mudofun ilaih
3. Bila munadanya nakirah yang tidak dimaksud / lafadz umum yang tidak tertentu tujuannya. Contoh perkataan orang buta.
    ( ﻴﺎﺭﺟﻞﺨﺬﺒﻳﺪﻯ ) ( wahai laki – laki pegang tanganku )
    I’rabnya : ( ﻳﺎ ) huruf nida
                   (ﺭﺟﻞ ) munada mansub karena dia nakirah yang tidak dimaksud sebab orang orang buta tidak mengetahui seseorang yang dia maksud
            (ﺨﺬ ) fi’il amar fa’ilnya ( ﺃﻧﺕ )
            (ﺒﻳﺪﻯ  ) jar dan majrur
    Yang dimaksud sabah mudof  ( ﻤﺎﻋﻣﻞﻔﻴﻣﺎﺑﻌﺪﻩﺃﻠﺮﻔﻊﺃﻮﺍﻟﻧﺼﺐﺃﻮﺍﻠﺟﺮ )
    ( sesuatu yang beramal kepada yang sesudahnya baik rofa’ atau nasab atau jar )
    Kalau munada itu mufrad ma’rifah maka dibina dengan apa dirofa’kan ketika mu’rab. Contoh ( ﻴﺎﺯﻴﺪ ) dibina atas domah karena ketika mu’rab dia dirofa’kan dengan dhomah.
    Dan (ﻴﺎﺯﻴﺪﺍﻥ ) dibina atas alif karena ketika mu’rab dirofa’kan dengan alif dan (ﻴﺎﺯﻴﺪﻮﻥ ) dibina atas waw karena ketika mu’rab dirafa’kan dengan waw.
    Kalau munada diidofatkan kepada ya mutakallim ( ﻴﺎﺀﺍﺍﻤﺘﮑﻟﻢ ) seperti (ﻴﺎﻏﻼﻤﻰ ) maka boleh 6 bacaan
        1. Dengan menskinkan ya seperti (ﻴﺎﻏﻼﻤﻰ )
        2. Dengan menghazafkan ya seperti (ﻴﺎﻏﻼﻢ  )
        3. Dengan mendhmahkan huruf yang sebelum ya dan menghazafkan ya ( ﻴﺎﻏﻼﻢ )
        4. Dengan memfathahkan ya seperti : ( ﻴﺎﻏﻼﻤﻰ )
        5. Dengan menukar yang kasrah jadi fathah dan menukar ya jadi alif   ( ﻴﺎﻏﻼﻤﺎ )
        6. Dengan memfathahkan yang sebelum ya dan menghazafkan ya ( ﻴﺎﻏﻼﻢ )
Apabila munada itu ( ﺃﻡ ) dan ( ﺃﺐ ) yang diidofatkan kepada ya mutakallim boleh 6 bacaan.
1.  Mengganti ya jadi ta dikhasrahkan (ﻴﺎﺃﺑﺕ ) - ( ﻴﺎﺃﻤﺖ )
2.  Mengganti ya jadi ta di fathahkan ( ﻴﺎﺃﺑﺕ )
3.  Menetapkan ya dan mensakinkannya (ﻴﺎﺃﻤﻰ ) – ( ﻴﺎﺃﺍﻲ )
4.  Memfathahkan yang sebelum ya dan menukar ya jadi alif ( ﻴﺎﺃﺒﺎ ) – ( ﻴﺎﺃﻤﺎ )
5.  Dengan ta dan ya (    ﻴﺎﺃﻤﻰ ) – ( ﻴﺎﺃﺍﻰ )
6.  Dengan ta dan menukar ya jadi alif  ( ﻴﺎﺃﺒﺘﺎ ) – ( ﻴﺎﺃﻤﺗﺎ )
Kalau ada yang mengikut kepada munada yang dibina baik na’at, ahtaf, taukid, atau badal maka boleh dibaca rofa’ dan boleh dibaca nasob contoh ( ﻴﺎﺰﻴﺪﺍﻠﻅﺭﻳﻒ ) kalau dibaca (ﺍﻠﻅﺭﻳﻒ ) dengan rofa’ na’at atas lafadz munada kalau dibaca (ﺍﻠﻅﺭﻳﻒ ) dengan nasab na’at atas mahal munada.
Contoh takkid ( ﻴﺎﺗﻣﻴﻢﺃﺣﻤﻌﻭﻥ ) dan boleh juga ( ﻴﺎﺘﻤﻴﻢﺃﺠﻤﻌﻴﻥ )
Contoh bayan ( ﻴﺎﺎﺴﻌﻴﺪﮐﺮﺯ ) dan boleh juga ( ﻴﺎﺴﻌﻳﺪﮐﺮﺰﺍ )
-          Kalau berulang munada mufrad yang diidofatkan seperti
        ( ﻴﺎﺰﻴﺪﺰﻴﺩﺍﻠﻴﻌﻤﻼﺖ )
      Maka untuk yang pertama boleh dibaca domah dan boleh dibaca fathah
    - Kalau yang pertamanya dibaca dhomah maka dia pada takdir adalah munada mufrad maka yang kedua I’rabnya boleh munada yang dihazafkan huruf nidanya dan boleh juga jadi athaf bayan dan boleh juga jadi maf’ul dari
       ( ﺃﻋﻰ ) yang ditakdirkan
    - Kalau dibaca fathah yang pertama atas asal yaitu
       ( ﺍﻠﻴﻌﻤﻼﺖﻴﺎﺯﻴﺪﺍﺍﻠﻴﻌﻤﻼﺖﺰﻴﺪ )

13    BAB KHABAR KADA DAN SAUDARA - SAUDARANYA

   Kada dan saudara- saudaranya dinamakan af’al muqorobah ( ﺃﻓﻌﻞﺍﺍﻤﻘﺮﻨﺔ )
Perbuatan – perbuatan yang sudah dekat dia terbagi pada tiga :
1. Dipakai untuk menunjukan sudah dekat khabar dia ada tiga yaitu :
    ( ﮐﺎﺪ ) – ( ﮐﺭﺏ ) – ( ﺃﻮﺸﺎك ) ma’nanya hampir

2. Dipakaikan untuk menunjukan harapan dia ada tiga yaitu :
    ( ﺣﺮﻯ ) –( ﺇﺨﻟﻮﻠﻖ )  – ( ﻋﺲ ) ma’na mudah – mudahan
3. Dipakaikan untuk menunjukan memulai yaitu :
    ( ﻋﻠﻖ ) –( ﺠﻌﻞ )  – ( ﺃﺨﻨ ) – ( ﻘﺎﻢ ) – ( ﻫﻠﻬﻞ ) – ( ﻫﺐ ) – ( ﺃﻨﺷﺄ ) – ( ﻄﻔﻖ )

Kada ( ﻜﺎﺪ ) dan keseluruhan saudara – saudarnya beramal merofa’kan isim dan menasobkan khabar sama dengan kana ( ﮐﺎﻥ ) bedanya
Khabar kada ( ﻜﺎﺪ )   wajib jumlah fi’liyah dan fi’ilnya wajib fi’il mudhori’
Contoh ( ﮐﺎﺪﺯﻴﺩﻴﻗﺮﺃ ) ( telah hampir siZaid membaca )
I’rabnya : ( ﻜﺎﺪ )  af’al muqorobah kerjanya merofa’kan isim menasobkan khabar
                ( ﺰﻴﺪ ) isim dari( ﻜﺎﺪ )   marfu’
                (    ﻴﻘﺮﺃ ) fi’il mudhori’ failnya ( ﻫﻮ ) jumlah fi’il dan fa’il pada mahal nosab jadi khabar ( ﻜﺎﺪ )
    Memasukan ( ﺃﻥ )  masdar iyah kedalam khabar ( ﻜﺎﺪ )  dan saudaranya ada empat :
1. Wajib memasukan( ﺃﻥ )   yaitu pada khabar ( ﺣﺮﻯ ) dan ( ﺇﺨﻟﻮﻠﻖ )
2. Terlarang memasukkan ( ﺃﻥ ) yaitu pada khabar ( ﻋﻠﻖ )- ( ﺠﻌﻞ )-( ﺃﺨﺬ )-( ﻘﺎﻢ )-( ﻫﻠﻬﻞ )-( ﻫﺐ )-( ﺃﻨﺸﺎ )-( ﻄﻔﻖ )
3. Biasa / sering masuk pada khabar – ( ﺇﺨﻠﻮﻠﻖ ) dan ( ﻋﺲ )
4. Sedikit masuk pada khabar ( ﻜﺎﺪ )  dan ( ﻜﺮﺐ )





14    BAB KHABAR MA ( ﻣﺎ ) HIJAZIAH

- Ma Hijziah (    ﻤﺎﺣﺠﺎﺯﻴﺔ ) maksudnya  ( ﻣﺎ ) yang khusus mengamalkan / memakainya penduduk Hijaz
- Ma Jijaziah ini bekerja sama dengan kerja ( ﻟﻴﺱ ) yaitu merofa’kan isim dan menasobkan khabar. Contoh ( ﻤﺎﻫﺫﺍﺒﺷﺮﺍ ) ( tidak ada ini manusia )
    I’rabnya : ( ﻣﺎ )  Hijaziah huruf nafi bekerja merofa’kan isim menasobkan khabar
         ( ﻫﺬﺍ ) isim dari ( ﻣﺎ )  hukumnya dibina atas sukun pada tempat rofa’
         ( ﺑﺸﺮﺍ ) khabar dari ( ﻣﺎ )  hukumnya mansub
Ma hijaziah ini bisa beramal kalau terpenuhi syarat yang tiga
1.      isimnya wajib dahulu dari khabarnya
2.      tidak terdapat didalamnya ( ﺇﻥ ) zaidah / ( ﺇﻥ ) tambahan
3.      khabar tidak dimasuki oleh ( ﺇﻻ )

15.   BAB MENGIKUT BAGI YANG MANSUB

    Sudah berlalu pembicaraan kita bahwa yang mengikuti ada 4 yaitu :
1.      Na’at
2.      Athof
3.      Taukid
4.      Badal
    Yang empat ini bila matbu’ ( yang diikutinya ) mansub maka di akan mansub pula.
Contoh na’at mansub ( ﺭﺃﺖﺰﻴﺪﺍﺍﻠﻌﺎﻘﻞ )
Contoh ataf mansub ( ﺭﺃﻴﺖﺰﻴﺪﺍﻮﻋﻣﺮﺍ )
Contoh taukid mansub ( ﺮﺃﻴﺖﺯﻴﺪﺍﻨﻔﺴﻪ )
Contoh badal mansub ( ﺮﺃﻴﺖﺯﻴﺪﺍﺍﺨﺎﻙ )

    Yang menasabkan na’at, atof, dan taukid adalah yang menasabkan matbu’ atau yang diikutinya.
Yang menasobkan badal adalah : ditakdir kalimat yang sama dengan menasabkan matbu’nya, dalam contoh ( ﺮﺃﻴﺖﺯﻴﺪﺍﺍﺨﺎﻙ )
Maka yang menasobkan ( ﺯﻴﺩﺍ ) adalah ( ﺮﺃﻴﺖ ) sedangkan yang menasobkan 
( ﺍﺟﺎﻙ ) adalah ( ﺮﺃﻴﺖ ) yang ditakdirkan.





ISIM – ISIM YANG MAJRUR

Isim – isim yang diarkan ada 5 :
1.      dijarkan dengan huruf
2.      dijarkan idhofat
3.      dijarkan dengan sebab mengikuti kepada yang majrur
4.      dijarkan dengan sebab mujawarah ( harkat yang berdekatan )
5.      dijarkan dengan sebab tawahum ( dugaan )

a.    Yang dijarkan dengan huruf sudah berlalu pembahasan kita pada tanda – tanda isim
b.    Majrur dengan idhofat ( mudofun ilaih dijarkan oleh mudhof )
    Mudhof terbagi kepada dua :
1.      Idofat lafzi
2.      idofat maknawi
1) idofat lafzi yaitu  modof sifat dan mudofun ilaih ma’mul dari sifat itu dia ada tiga :
a. idofat isim fa’il kepada fa’ilnya contoh ( ﻫﺫﺍﻀﺎﺭﺐﺰﻴﺪﺍﻻﻥ )
( ini orang yang memukul sizaid sekarang )
I’rabnya : ( ﻫﺰﺍ ) mubtada
                 (ﻀﺎﺭﺐ ) khabar dia isim fa’il atau sifat berkehendak kepada fai’il, mudhof
                 (ﺰﻴﺪ  ) mudhofun ilaih fa’il dari (ﻀﺎﺭﺐ  )
                 (ﺍﻻﻥ  ) zhorof zaman
b. Idofat isim maf’ul kepada naib fa’ilnya, contoh ( ﻫﺬﺍﻤﻌﻤﻮﺮﺍﻠﺪﺍﺮﻏﺪﺍ ) ( ini orang meramaikan kampung besok )
I’rabnya : ( ﻫﺰﺍ )  Mubtada
                 (ﺍﻤﻌﻤﻮﺮ  ) khabar isim maf’ul /isim yan berkehendak kepada naib fa’il mudhof.   
                 (ﺍﻠﺪﺍﺮ  ) naib fa’il, mudhofun ilaih
                 (ﻏﺪﺍ  ) zoraf zaman
c.Idofat sifat musyabbahah kepada fa’ilnya contoh (ﻫﺰﺍﺮﺠﻞﺣﺴﻥﺍﻠﻮﺟﻪ ) ( ini laki-   laki yang baik wajahnya )
I’rabnya : ( ﻫﺰﺍ )   mubtada
                 (ﺮﺠﻞ  ) khabar
                 (ﺣﺴﻥ  ) na’at sifat musyabbahah berkehendak kepada fa’il dia mudof
                 (ﺍﻠﻮﺟﻪ  ) mudhofun ilaih dia fa’il dari (ﺣﺴﻥ  )
2 ). Idhofat ma’nawi ada tiga macam :
a. Bahwa tidak ada mudof sifat dan mudhofun ialih ma’mul dari mudof
b. Bahwa ada mudhof sifat dan mudhofun ilaih bukan ma’mul dari sifat itu
c. Mudafun ialih ma’mul bagi mudaf, dan mudof bukan sifat
- Faedah dari mudof ini kalau mudhofun ilaih ma’rifah maka dia berfungsi mema’rifahkan mudof, contoh ( ﻋﻼﻢﺰﻴﺪ ) ( budak siZaid )
( ﻏﻼﻢ ) pada asalnya nakirah karena diidofatkan kepada (ﺰﻴﺪ ) yang ma’rifah dia jadi ma’rifah
Kalau mudhafun ilaihnya nakirah dia berfungsi mengkhususkan mdhof contoh
 ( ﻏﻼﻢﺇﻤﺮﺃﺓ ) ( budak siperempuan ), ( ﻏﻼﻢ )  maka dia menjadi khusus budak – budak milik perempuan.
- Untuk idhofat ma’nawi ini ada tiga pembagian
  1. Mengandung ma’na ( ﻔﻰ ) pada
      Isyaratnya kalau mudhafun ilaih merupakan zaraf  atau wadah bagi mudhof contoh ( ﻤﮑﺮﺍﻠﻴﻞ ) ( gelap pada malam )
  2. Menandung makna ( ﻤﻦ ) dari
    Syaratnya kalau mudhofun ilaih sumber dari mudhof dan mudhofun ilaih bisa menjadi khabar dari mudhof contoh ( ﺨﺎﺘﻢﺣﺪﻴﺪ ) ( cincin dari besi ) dan bisa
    ( ﺍﻠﺨﺎﺘﻢﺣﺪﻴﺪ ) ( cincin adalah besi )
  3. Mengandung makna ( ﺍﻠﻼﻢ ) ( bagi / untuk )

    Syaratnya kalau mudhofun ilaih dari mudhof contoh ( ﻴﺪﺰﻴﺪ ) ( tangan milik Zaid )
-          Idhofat tidak boleh berhimpun dengan tanwin dan nun tanda I’rab dan alif lam
-          Idhofat dengan tanwin tidak boleh berhimpun karena idhofat menunjukan
-          Kurang isim sedangkan tanwin menunjuk sempurna isim antara kurang dan sempurna tidak mungkin berhimpun
-          Idhofat dengan nun tanda I’rab tidak boleh berhimpun karena nun tanda I’rab kedudukannya sama dengan tanwin
-          Idhofat dengan alif lam tidak boleh berhimpun karena kedua – duanya untuk ma’rifah dalam satu kalimat tidak boleh ada dua tanda ma’rifah
-          Boleh berhimpun antara alif lam dengan idhofat kalau mudhof sifat dan mudhofun ilaih ma’mul dari sifat itu
Hal yang seperti ini terdapat pada 5 tempat :
1. Bahwa ada mudhofnya mutsanna contoh ( ﺍﻠﻀﺎﺮﺒﺎﺰﻴﺪ ) ( dua orang yang memukul siZaid ) lafadz (ﺍﻠﻀﺎﺮﺒ ) dia mudhof tapi pakai alif lam boleh karena dia sifat dan ( ﺰﻴﺪ    ) mudhofun ilaih ma’mul dari (ﺍﻠﻀﺎﺮﺒ  ) dan gia musanna
2. Bahwa ada mudhofnya jama’ muzakar yang salim contoh (ﺍﻠﻀﺎﺮﺒﻮﺍﺰﻴﺪ  )
( beberapa orang yng memukul siZaid ) halnya sama dengan diatas
3. Bahwa ada mudhofun ialihnya memakai alif lam contoh (ﺍﻠﻀﺎﺮﺐﺍﻠﺮﺠﻞ ) ( orang yang memukul si laki - laki ) lafadz (ﺍﻠﻀﺎﺮﺐ ) mudhof pakai alif lam boleh dia sifat yang diidhofatkan pada ma’mulnya dan dia memakai alif lam
4. Bahwa ada mudhofun ilaih diidhofatkan kepada sesuatu yang memakai alif lam contoh (ﺍﻠﻀﺎﺮﺐﺮﺃﺲﺍﻠﺮﺟﻞ  ) ( orang yang memukul kepala silaki – laki )
(ﺍﻠﻀﺎﺮﺐ  ) mudhof pakai alif lam dia sifat yang diidhofatkan kepada ma’mulnya
(ﺮﺃﺲ ) yang diidhofatkan kepada ( ﺍﻠﺮﺠﻝ ) yang memakai alif lam boleh
6.      Bahwa ada mudhofun ilaih diidhofatkan kepada dhomir yang kembali kepada sesuatu yang memakai alif lam ( ﻤﺮﺭﺖﺒﺎﻠﺮﺠﻞﺍﻠﻀﺎﺮﺐﻏﻼﻤﻪ ) ( aku bertemu dengan silaki – laki yang memukul budaknya si laki – laki  ) lafadz ( ﺍﻟﻀﺎﺭﺐ ) mudhof pakai alif lam boleh karena dia sifat yang diidhofatkan kepada ma’mulnya yangdiidhofatkan kepada ma’mulnya yang diidhofatkan kepada dhomir yang kembali kepada kalimat yang memakai alif lam yaitu dhomir ( ﻩ ) kembali kepada lafadz
7.      (    ﺍﻠﺮﺠﻞ ) yang memakai alif lam


III.   Majrur dengan sebab mengikuti kepada yang majrur telah berlalu pembicaraan yaitu na’at, athaf, taukid, badal.
Kalau yang diikuti ( ﻤﺗﺒﻮﻉ ) nya yang empat ini majrur maka dia dijarkan
IV.          Majrur dengan harkat mujawarah maksudnya harkat yang berdekatan
Contoh ( ﻫﺬﺍﺠﺣﺮﻀﺐﺧﺭﺐ ) ( ini lobang tanah yng runtuh )
I’rabnya : (ﻫﺬﺍ ) mubtada
         (  ﺠﺣﺮ ) khabar mudhof
         (ﻀﺐ  ) mudhofun ilaih
         (ﺧﺭﺐ ) na’at dari (  ﺠﺣﺮ )  sepantasnya dia baca (ﺧﺭﺐ ) rofa’ karena man’utnya rofa’, tapi dibaca (ﺧﺭﺐ ) dengan jar boleh karena harkat erdekatan dengan (ﻀﺐ  )  yang majrur.
V.    Majrur dengan tawahum maksudnya diduga disitu ada maksud huruf jar ( ﺍﺑﺎﺀ )
Kedalam khobar ( ﻠﻴﺲ ) contoh ( ﻠﺳﺕﻘﺎﺋﻤﺎﻮﻻﻘﺎﻋﺪ ) ( aku bukan orang yang berdiri dan bukan orang yang duduk ) lafadz ( ﻘﺎﻋﺪ ) yan majrur diathofkan pada lafadz ( ﻘﺎﺋﻣﺎ ) yang mansub karena dia khobar ( ﻠﻴﺲ )  yang sepantasnya dbaca ( ﻘﺎﻋﺪ )  karena khobar dari ( ﻠﻴﺲ )  yang ditakdirkan tetapi dia dibaca ( ﻘﺎﻋﺪ ) dengan jar maka jarnya disini diduga ada huruf jar yang ditakdirkan lengkapnya kalimat itu (ﻠﺴﺖﻗﺎﺋﻣﺎﻮﻠﺴﺖﺒﻗﺎﻋﺪ )
   
ISIM YANG BERAMAL SEPERTI FIIL    
    Isim yang beramal seperti fiil maksudnya isim yang bekerja merofa’kan fa’il atau menasabkan maf’ul.
Isim yang beramal seperti fiil ini ada 7 :
1.      Isim fiil
2.      Masdar
3.      Isim fail
4.      Isim maf’ul
5.      Amsilah mubalaghah
6.      Sifat musyabbahah
7.      Isim tafdil






1).    ISIM FIIL
      Isim fiil adalah kalimat yang menunjukan ma’na fiil dan tidak menerima tanda – tanda fiil.
Isim ada tiga :
1. Isim fiil madi contoh ( ﻫﻴﻬﺎﺖ ) ma’nanya ( ﺑﻌﺪ ) artinya telah jauh
(ﺒﺎﻠﻌﻘﻳﻖﻨﻮﺍﺼﻠﻪ ﻓﻬﻴﻬﺎﺖﻓﻬﻴﻬﺎﺖﺍﻠﻌﻗﻴﻖﻮﻤﻥﺑﻪ٭ﻮﻫﻴﻬﺎﺖﺨﻞ )
( ﻫﻴﻬﺎﺕ ) isim fiil madhi merofa’kan fail, failnya adalah ( ﺍﻠﻌﻗﻴﻖ )

2. Isim fiil amar contoh (ﺼﻪ ) dengan makna ( ﺍﺴﮑﺖ ) diamlah engkau
( ﺇﺫﻗﻠﺕﻠﺼﺎﺣﺑﻚﻮﺍﻻﻤﺎﻢﻴﺠﻁﺐﺼﻪﻓﻗﺪﻠﻐﻮﺖ )
Lafadz (ﺼﻪ ) Isim fiil amar merofa’kan fail yaitu dhomir ( ﺃﻧﺖ ) yang ditakdirkan

3. Isim fiil mudhori’ Contoh ( ﺼﻪ ) dengan ma’na ( ﺃﻋﺠﺐ ) aku tercengang
( ﻭﻴﮑﺎﻨﻪﻻﻴﻓﻠﺡﺍﻠﮑﺎﻓﺮﻮﻦ )
Lafadz ( ﻮﻯ ) isim fiil mudhori’ merofa’kan fail yaitu dhomir ( ﺍﻨﺎ ) yang ditakdirkan
Ketentuan –ketentuan isim fiil
1.      Tidak boleh berakhir dari ma’mulnya
2.      Kalua dia mengandung makna tolab ( tuntutan ) leh menjazamkan fiil mudhori’ yang jadi jawabnya.
3.      Tidak mensobkan fiil yang sesudah fa jawab

2.      MASDAR ( KATA DASAR ) 
Masdar adalah ( ﺍﻻﺴﻢﺍﻠﺪﺍﻞﻋﻠﻰﺍﺣﺪﺚﺍﺠﺎﺮﻯﻋﻠﻰﺍﻠﻓﻌﻞ )
( isim yang menunjukan atas kejadian yang berlaku atas perbuatan )
Masdar bisa beramal seperti fiil dengan 8 syarat :
     1. ( ﺍﻦ ) atau ( ﻤﺎ ) beserta fiilnya bisa menempati tempat masdar itu,
         Contoh : ( ﺃﻋﺠﺒﻲﻀﺮﺒﻚﺰﻴﺪ ) bisa dikatakan (ﺃﻋﺠﺒﻲﺍﻦﻀﺮﺒﻚﺰﻴﺪ )
     2. Tidak dimasuki oleh ya tasgir atau ya yang bermakna kecil
     3. Tidak ada ditukar dengan dhomir maka tidak boleh dalam
          Contoh : (ﻀﺮﻟﻰﺰﻴﺪﺍﺣﺴﻦﻮﻫﻮﻋﻤﺮﺍﻓﺒﻴﺡ ) lafadz (ﻫﻮ ) pengganti    lafadz
    (ﻀﺮﻟﻰ) yang diatafkan kepada ( ﻀﺮﻟﻰ ) diawal ini tidak boleh
     4. Dia tidak boleh dibatasi maka tidak boleh ( ﺃﻋﺠﺒﻯﺿﺮﻨﻙ ) ( mencenangkan padaku satu pukulan engkau )
     5. Tidak boleh diberi naat sebelum beraal maka tidak boleh
    ( ﺍﻠﺸﺪﻴﺪﺰﻴﺪﺍ ) lafadz ( ﺍﻠﺸﺪﻴﺩ )  naat ( ﻀﺮﺐ ) dan ( ﺯﻴﺪﺍ ) maf’ul dari
     ( ﺿﺮﺐ ) ini tidak boleh
      6. Masdar itu tidak boleh dihazabkan
      7. Tidak boleh berbatas oleh ma’mulnya
      8. Tidak boleh kemudian dari ma’mulnya

Cara beramal masdar ada 3 yaitu :
1. Diidofat pada ma’mulnya ini yang banyak, ini terbagi dua :           
    a. Idhofat pada fail contoh ( ﻮﻠﻮﻻﺪﻓﻊﺍﷲﺍﻟﻧﺎﺲ )

       I’rabnya : ( ﻮ ) isti’naf
                 ( ﻠﻮﻻ ) syartiah
                   (ﺪﻓﻊ ) masdar, mudof
                   ( ﺍﷲ ) mudhofun ilaih fail dari ( ﺪﻓﻊ )
                        ( ﺍﻠﻧﺎﺲ ) maf’ul bih dari ( ﺪﻓﻊ )
    b. Idofat pada maf’ul contoh :  ( ﺣﺝﺍﻠﺒﻴﺖﻤﻦﺍﺴﺘﻂﺎﻉ )
        I’rabnya : ( ﺣﺝ ) Masdar, mudof
                  ( ﺍﻠﺒﻴﺕ ) Mudhofun ilaih maf’ul dari ( ﺣﺝ )
                  ( ﻤﻦ ) fail
                  ( ﺍﺴﺘﻂﺎﻉ ) fiil madhi failnya ( ﻫﻮ )
2. Diberi tanwin contoh ( ﺃﻮﺇﻃﻌﺎﻢﻔﻰﯿﻮﻢﺫﻯﻣﺴﻐﺒﺔﻴﺘﻴﻤﺎ )
3. Dima’rifahkan dengan alif lam ( ﻋﺠﺑﺖﻤﻥﺍﻠﺭﺯﻖﺍﻤﺴﻰﺍﻫﻪ ) lafadz ( ﺍﻠﺮﺯﻖ )
    Masdar pakai alif lam idofat kepada failnya yaitu ( ﺍﻤﺴﻰ ) pakai alif lam





4. ISIM FAIL       

Isim fail yaitu ( ﺍﻠﻮﺼﻮﺍﻠﺩﺍﻞﻋﻠﻰﺍﻠﻓﺎﻋﻞﺍﺠﺎﺭﻯﻋﻟﻰﺣﺮﮐﺎﺖﺍﻤﺿﺎﺮﻉﻮﻤﮑﻨﺎﺘﻪ )
( sifat yang menunjukan atas orang yang melakukan perbuatan yang berlaku atas berkat mudhori’ dan sakin mudhori’ )
Isim fail adakalanya pakai alif lam, adakalanya pakai alif lam.
- Kalau pakai alif lam beramal tanpa ada syarat, contoh ( ﺠﺎﺀﺍﻠﻀﺎﺮﺐﺰﻴﺪﺃﻤﺲ )
I’rabnya : ( ﺠﺎﻋ ) fiil madhi
            ( ﺍﻠﺿﺎﺭﺐ )     fail dia isim fail beramal sama dengan fiil
            ( ﺰﻴﺩﺍ ) maf’ul bih dari ( ﺍﻠﻀﺎﺮﺐ ) failnya adalah ( ﻫﻮ )

            ( ﺃﻤﺲ ) zorof
- Kalau pakai alif lam beramal dengan dua syarat.
    1. Makna harus hal atau istiqbal / sekarang atau yang akan datang
    2. Mengandung nafi atau istifham atau mubtada atau mausuf.

4.  ISIM MAF’UL  
       Isim maf’ul sama dengan isim fail dalam masalah beramal dan syarat beramal, bedanya hanya kalau isim fail merofa’kan sedangkan isim maf’ul  merofa’kan naib fail.


5.   AMSILAH MUBALAGAH

    Amsilah mubalagah adalah ini sebenarnya adalah isim fail lalu dirobah timbangannya untuk tujuan ma’na mubalagah ( bersangatan ) timbangan amsilah mubalagah ada 5 yaitu :
1. ( ﻓﻌﺎﻞ )
2. ( ﻓﻌﻮﻝ )
3. ( ﻤﻓﻌﺎﻝ )
4. ( ﻓﻌﻴﻞ )
5. ( ﻓﻌﻝ )
    Karena dasar amtsilah mubalagah adalah isim fail maka ketentuan beramalnya sama dengan isim fail.



6.    SIFAT MUSYABBAHAH 
     Sifat musyabahhah yaitu :
       ( ﺍﺣﺪﺚﺍﻠﺼﻔﺔﺍﺍﻤﺼﻭﻏﺔﻠﻐﻴﺭﺍﻠﺘﻓﻀﻴﻞﻻﻓﺎﺪﺓﻨﺴﺒﺔﺍﺤﺪﺚﺍﺍﻰﻤﻮﺼﻮﻓﻬﺎﺪﻮﻦﺍﻓﺎﺪﺓ )
       ( sifat yang dibentuk selain tafdil untuk memfaedah nisbah kejadian kepada mausufnya bukan memfaedahkan kejadian )
Contoh: ( ﻤﺭﺮﺕﺑﺭﺠﻝﺣﺴﻦﺍﻠﻮﺠﻪ ) (aku bertemu dengan silaki– laki yang baik wajahnya)
Lafadz ( ﺣﺴﻦ ) sifat musabahah dia hanya nisbah kejadian bukan kejadian karena baik bukanlah kejadian.
    Sifat musyabbahah ini beramal sama dengan fi’il karena dia serupa dengan isim fail. Letak penyerupaannya adalah sama- sama bisa dita’niskan di tasniyahkan dan dijama’kan. Contoh : ( ﺤﺴﻧﺔ ) ( ﺤﺴﻥ )
     ( ﺣﺴﺘﺎﻦ )  ( ﺣﺴﻨﺎﻦ )
        ( ﺣﺴﻨﺎﺖ )  ( ﺣﺴﻨﻮﻦ )
Sama dengan isim fail ( ﻀﺎﺮﺒﺔ )     ( ﺿﺎﺮﺏ )
                ( ﻀﺎﺮﺒﺘﺎﻥ )    ( ﻀﺎﺮﻨﺎﻦ )
                ( ﻀﺎﺮﺑﺎﺖ )    ( ﻀﺎﺭﺒﻮﻦ )
Tetapi sifat musyabbahah hanya menasobkan satu musyabbahah :
    Perbedaan anatar isim fail dengan siaft musyabbahah :
1.      Sifat musyabbahah kadang – kadang berlaku harkat mudhori’ dan sakin mudhori’ kadang – kadang tidak sedangkan isim fiil mesti berlaku harkat mudhori’ dan sakin mudhori’
2.      Isim fail menunjukan kejadian, sifat musyabbhah menunjukan tetap.
3.      Isim fail ada untuk zaman madhi ( yang berlaku ), hal ( sekarang ) istiqbal   (yang akan datang ) sedangkan sifat musyabbahah hanya uantuk hal selama – lamanya.
4.      Tidak boleh mendahulukan ma’mul sifat musyabbahah dan boleh mendahulukan ma’mul isim fail.
5.      Ma’mul sifat musyabbahah tidak ajnaby / yang lain sedangkan isim fail ada.
Untuk ma’mul sifat musyabbahah ada 3 keadaan :
1. Rofa’ contoh : ( ﻤﺮﺭﺖﻨﺮﺠﻝﺤﺴﻦﻮﺠﻬﻪ ) lafadz ( ﻮﺠﻬﻪ ) dibaca rofa’.  I’rabnya boleh jadi dari ( ﺣﺴﻦ ) dan boleh juga jadi badal dari dhomir yang mustatir pada
(ﺣﺴﻦ )
2. Nasob, contoh ( ﻤﺭﺮﺖﻨﺮﺠﻝﺤﺴﻦﻮﺠﻬﺎ ) lafadz ( ﻮﺠﻬﺎ ) dibaca nasob, I’rabnya boleh jadi tamyiz atau sabah ( menyerupai  / maf’ul ) kalau dibaca ( ﺍﻠﻮﺠﻪ ) dengan nasab ma’rifah maka I’rabnya hanya sabah maf’ul sebab tamyiz  (        ) tidak ada ma’rifah.
3. Jar contoh ( ﻤﺮﺭﺖﻨﺮﺠﻞﺤﺴﺐﻮﺠﻬﻪ ) dibaca jar I’rabnya mudhofun ilaih yaitu idhofat sifat kepada mausuf.
Diantara bacaan yang tiga ini pendapat yang kuat adalah rofa’ kemudian nasob terakhir jar.


7. Isim tafdhil
Isim tafdhil yaitu : ( ﺍﻠﺼﻓﺔﺍﻟﺩﺍﻠﺔﻋﻠﻰﺍاﻤﺴﺎﺮﮐﺔﻭﺍﻠﺯﻴﺎﺪﺓ )
( Sifat – sifat yang menunjukan atas berserikat dan berlebih )
Maksudnya ada dua atau lebih yang mempunyai sifat yang sama tapi salah satunya lebih dari yang lain contoh : ( ﺰﻴﺪﺃﻋﻠﻢﻤﻥﻋﻤﺭ ) ( SiZaid lebih mengetahui dari siUmar )
Keduanya sama – sama mengetahui hanya saja pengetahuan siZaid lebih dari si Umar.
Bagi isim tafdhil ada tiga keadaan yaitu :
1.      Dimufradkan dan ditazkirkan selama- lamanya. Ini ada dua tempat yaitu :
a. Bila sesudahnya ( ﻤﻦ ) yang menjarkan contoh : ( ﺰﻴﺪﺃﻓﻀﻞﻤﻥﻋﻤﺭ )
    ( ﻫﻨﺪﺍﻓﻀﻝﻤﻦﻓﺎﻄﻤﺔ ) ( ﻫﻨﺪﺍﻦﺃﻓﻀﻞﻤﻦﻋﻤﺮ )
b. Bila dia diidhofatkan kepada nakirah contoh : ( ﺰﻴﺪﺃﻓﻀﻝﺮﺠﻝ )
     ( ﻫﻨﺪﺃﻓﻀﻝﺍﻤﺮﺍﺓ )  ( ﺍﻫﻨﺪﺍﺖﺃﻓﻀﻝﻨﺴﻮﺓ )

2.      Mutabaqah ( sesuai ) dengan mausufnya ini kalau dia pakai alif lam.
( ﺰﻴﺪﺃﻻﻓﻀﻝ ) ( ﺍﻠﺰﻴﺪﺍﺬﺃﻻﻓﻀﻼﻦ ) ( ﺍﻠﺰﻴﺪﻮﻦﺃﻻﻓﻀﻠﻮﻦ ) ( ﻫﻨﺪﺍﻠﻓﻀﻠﻰ )
      3.     Boleh sesuai dengan mausufnya boleh tidak, ini kalau dia diidhofatkan pada yang ma’rifah. Contoh : ( ﺍﻠﺰﻴﺪﺍﻦﺃﻓﻀﻞﺍﻠﻘﻮﻢ )   dengan mufrad ( ﺃﻓﻀﻝ ) dan boleh juga ( ﺍﻠﺰﻴﺪﺍﻦﺃﻓﻀﻼﺍﻠﻘﻮﻢ ) dengan tasniyah ( ﺃﻓﻀﻼ )
        Isim tafdhil tidak pernah menasabkan maf’ul bih.
        Ahli nahwu sepakt bahwa isim tafdhil bisa merofa’kan domir mustatir tapi kalau merofa’kan isim zohir ada yang berpendapat tidak bisa. Dalil bagi orang yang mengatakan bisa.


        ( ﻤﺎﺮﻴﺖﺮﺟﻼﺃﺣﺳﻦﻔﻰﻋﺒﻪﺃﻠﮑﺣﻞﻤﻨﻪﻔﻰﻋﻴﻦﺰﻴﺪ )
        Lafadz ( ﺃﻟﮑﺣﻞ ) fail dari ( ﺍﺣﺴﻦ ) Isim zohir.       




        
  







































































































DAFTAR ISI


BAB KALAM.......................................................................................1
JAZAM FI’IL........................................................................................8
BAB I’RAB...........................................................................................
BAB ISM – ISIM YANG MARFU’.....................................................
BAB FA’IL...........................................................................................
PEMBAGIAN FA’IL..............................................................................
KETENTUAN FA’IL.............................................................................
BAB NAIB AL FA’IL............................................................................
BAB MUBTADA..................................................................................
KETENTUAN MUBTADA..................................................................
NAKIRAH MUFIDAH...........................................................................
BAB KHABAR......................................................................................
KETENTUAN KHABAR...................................................................
ISIM KANA...........................................................................................
KHABAR INNA....................................................................................
ZHANNA DAN SAUDARA – SAUDARANYA.................................
MENGIKUTI ADA YANG MARFU’...................................................
NA’AT......................................................................................................
ATAF...................................................................................................
TAUKID..........................................................................................
BADAL..............................................................................................
BAB ISIM- ISIM YANG MANSUB.................................................... 
MAF’UL BIH..........................................................................................
MAF’UL MUTHLAQ.............................................................................
MAF’UL MIN AJLIH.............................................................................
MAF’UL FIH........................................................................................
MAF’UL MA’AH.....................................................................................
KHABAR KANA...............................................................................
ISIM INNA...........................................................................................
HAL.......................................................................................................
TAMYIZ................................................................................................
ISTISNA..................................................................................................
ISIM LA....................................................................................................
MUNADA...............................................................................................
KHABAR KANA DAN SAUDARA-SAUDARANYA.........................
KHABAR MA HIJAZIYAH...................................................................
MENGIKUT BAGI YANG MANSUB..................................................
ISIM – ISIM YANG MAJRUR...............................................................
ISIM YANG BERAMAL SEPERTI AMALAN FI’IL.............................
ISIM FI’IL...............................................................................................
MASDAR................................................................................................
ISIM MAF’UL........................................................................................
AMTSILAH MUBALAGAH..................................................................
SIFAT MUSYABAHAH..........................................................................


1 komentar:

  1. SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<






    SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
    DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
    HANYA DENGAN MENPROMOSIKAN WETSITE KIYAI KANJENG DIMAS DI INTERNET SAYA BARU MERASA LEGAH KARNA BERKAT BANTUAN BELIU HUTANG PIUTAN SAYA YANG RATUSAN JUTA SUDAH LUNAS SEMUA PADAHAL DULUHNYA SAYA SUDAH KE TIPU 5 KALI OLEH DUKUN YANG TIDAK BERTANGUNG JAWAB HUTANG SAYA DI MANA MANA KARNA HARUS MENBAYAR MAHAR YANG TIADA HENTINGNYA YANG INILAH YANG ITULAH'TAPI AKU TIDAK PUTUS ASA DALAM HATI KECILKU TIDAK MUNKIN SEMUA DUKUN DI INTERNET PALSU AHIRNYA KU TEMUKAN NOMOR KIYAI KANJENG DI INTERNET AKU MENDAFTAR JADI SANTRI DENGAN MENBAYAR SHAKAT YANG DI MINTA ALHASIL CUMA DENGAN WAKTU 2 HARI SAJA AKU SUDAH MENDAPATKAN APA YANG KU HARAPKAN SERIUS INI KISAH NYATA DARI SAYA.....

    …TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…

    **** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
    1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
    2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
    3.JUAL TUYUL MEMEK / JUAL MUSUH
    4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..

    …=>AKI KANJENG<=…
    >>>085-320-279-333<<<

    BalasHapus