This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 6 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 7 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 8 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 9 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 10 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 11 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 12 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 13 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 14 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 15 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 16 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 23 Maret 2015

Kutukan Wayne Rooney di Anfield masih berlanjut

LIVERPOOL, KOMPAS.com - Kutukan Wayne Rooney di Anfield masih berlanjut. Penyerang Manchester United tersebut kembali gagal mencetak gol saat melawan Liverpool, pada pertandingan lanjutan Premier League, Minggu (22/3/2015).
Padahal, pemain asal Inggris tersebut memiliki peluang emas untuk mengakhiri kutukan Anfield saat mengeksekusi penalti pada menit ke-90+4. Namun, bola hasil tembakan Rooney yang diarahkan ke kiri berhasil dimentahkan oleh kiper Simon Mignolet.

Dengan demikian, Rooney memperpanjang kutukannya sejak terakhir kali mencetak gol di Anfield pada Januari 2015. Saat itu, MU menang 1-0.
Kegagalan Rooney tak mengubah kegembiraan suporter MU atas keberhasilan meraih kemenangan 2-1 atas Liverpool. Dua gol Setan Merah diciptakan Juan Mata. Sementara gol tunggal Liverpool ditorehakan Daniel Sturridge.

Lee Kuan Yew, Bapak Bangsa Singapura Meninggal Dunia


23/03/15, 05:51 WIB
Foto: Reuters
SINGAPURA - Lee Kuan Yew, perdana menteri pertama dan peletak dasar Singapura modern, meninggal dunia dalam usia 91 tahun. Negarawan yang mengubah kota pelabuhan kecil pos militer Inggris menjadi pusat perdagangan dan keuangan global tersebut meninggal di Singapore General Hospital pada Senin (23/3) pukul 03.18 waktu setempat.
"Dengan kesedihan mendalam, perdana menteri mengumumkan meninggalnya Bapak Lee Kuan Yew, bapak pendiri Singapura," ungkap Kantor Perdana Menteri Singapura dalam pernyataan resminya.
Bagi warga Singapura, Lee yang memerintah dengan tangan besi itu adalah negarawan sekaligus pahlawan. Dalam tiga hari terakhir, ratusan orang meninggalkan karangan bunga mendoakan Lee. Dia sebelumnya dirawat karena menderita  pneumonia atau gangguan paru-paru.
Sebelum akhirnya mengundurkan diri karena alasan kesehatan pada 1990, ayah PM Lee Hsien Loong sudah memimpin Singapura selama 31 tahun. Namun Lee tetap berpengaruh di Negara Kota itu hingga dia menutup usia. (Reuters/sof)

Densus 88 Tangkapi Terduga Antek ISIS


Berperan Rekrut Anggota, Propaganda, dan Penyandang Dana
23/03/15, 07:10 WIB
AMANKAN PENGGELEDAHAN : Anggota Tim Densus 88 berjaga-jaga saat dilakukan penggeledahan terhadap kediaman M. Fachri alias Tuah Febriwansyah, 47, di Perumahan Bhakti Jaya, Setu, Tangerang Selatan (22/3). Nunung Purnomo/Satelit News
JAKARTA – Para simpatisan dan antek kelompok teroris yang berkedok simbol-simbol Islam, ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), kini tak lagi bisa hidup tenang di Indonesia. Pasukan khusus pemberantas teroris yang tergabung dalam Densus 88 Antiteror kini menjadikan mereka buruan nomor satu.
Bekerja sama dengan Polda Metro Jaya, Densus 88 meringkus lima terduga anggota ISIS. Mereka adalah M. Fachri (MF), Aprianul Henri (AP), Engkos Koswara atau Jack (EK/J), Amin Mude (AM), dan Furqon (F) pada Sabtu malam (21/3).
Keesokan harinya operasi dilanjutkan dengan penggeledahan empat rumah terduga anggota ISIS untuk mendapatkan sejumlah bukti.
Wakapolri Komjen Badrodin Haiti menjelaskan, sebenarnya lima terduga anggota ISIS itu sudah dipantau lama. Penangkapan dilakukan karena bukti keterlibatan mereka dinilai sudah cukup. ”Semoga saja bisa dipidanakan nanti, mungkin pakai UU Terorisme,” paparnya saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma untuk melepas rombongan Presiden Jokowi ke Jepang Minggu (22/3).
Harapannya, dengan penggeledahan yang dilakukan di empat rumah itu, Polri bisa menemukan berbagai bukti kuat. Dengan demikian, mereka benar-benar bisa dijerat dengan pidana. ”Tunggu saja, semua masih didalami,” paparnya.
Berdasar pantauan Jawa Pos, penggeledahan pada Minggu siang kemarin dilakukan empat tim. Mereka serempak menggerebek rumah di Perumahan Legenda Wisata, Cibubur, Bogor, dan Perumahan Puri Cendana, Kompleks Taman Semeru Blok B17, Tambun, Bekasi. Lalu, Jalan Baru LUK No 1 RT 05, RW 07, Kelurahan Bhakti Jaya, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, dan Jalan Perdana Petukangan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Di Perumahan Legenda, rumah milik Amin Mude (AM) digerebek sekitar pukul 12.20. Sebelumnya AM ditangkap di depan Cibubur Junction. Di rumah tipe 45 dan dicat hijau pupus itu, Densus 88 datang dengan membawa senjata lengkap. Tidak berapa lama, mereka keluar dengan membawa sejumlah dokumen. Saat penggeledahan, tampak istri AM dan dua anaknya yang masih kecil. Istrinya terlihat sesenggukan dan dua anaknya hanya terdiam.
AM pernah ditangkap karena terlibat pengiriman WNI ke ISIS yang pernah dipergoki di Bandara Seokarno-Hatta beberapa bulan lalu. Namun, dia lantas dilepaskan karena tidak ada bukti pelanggaran pidana.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan irit bicara terkait penggerebekan tersebut. ”Ini terkait ISIS, pengiriman WNI ke ISIS. Ada tiga tempat lain yang juga digeledah,” ujarnya saat keluar dari rumah AM.
Bersamaan dengan penggledahan di rumah AM, tim Densus 88 menggeledah sebuah rumah di RT 05, RW 07, Kelurahan Bhakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Rumah tersebut milik M. Fachri (MF) alias Tuah Febriwansah yang diduga sebagai anggota jaringan ISIS.
Pantauan Satelit News (Jawa Pos Group), penggeledahan dimulai lebih pagi, pukul 10.30. Densus 88 langsung mendobrak pintu rumah hingga rusak. Setelah mendapati pintu rumah terbuka, petuga merangsek dan menggeledah seluruh isi rumah. Rumah bercat biru muda tersebut tampak sepi. Hanya ada seorang perempuan berkerudung dan empat anak yang sedang menonton televisi.
Saat penggeledahan berlangsung, ketua RT setempat mendampingi. MF ditangkap lebih dahulu. Penangkapan dilakukan di Jalan Bhakti Jaya. Saat itu tersangka yang diduga kuat sebagai panyandang dana kelompok radikal ISIS hendak pulang ke rumah dengan menggunakan sepeda motor. Kemudian, Densus 88 menyergapnya. Dia pun langsung menyerah tanpa perlawanan.
Heru, seorang warga Bhakti Jaya, menuturkan bahwa MF sangat jarang bersosialisasi. Tetapi, dia mengenal MF sebagai ustad yang sering mengisi acara-acara pengajian. MF juga sering kedatangan tamu saat malam. Namun, dia tidak mengetahui pasti kegiatan yang dilakukan. ”Orangnya juga jarang keluar. Waktu ada yang meninggal aja enggak datang. Kalau tamu datang juga pakai cadar semua bagi yang perempuan,” ujarnya.
Sementara itu, di Bekasi polisi berhasil meringkus terduga anggota jaringan ISIS Engkos Koswara (EK) dan Furqon (F). Selanjutnya, polisi menggeledah rumah EK di Perumahan Puri Cendana, Jalan Semeru 7 Blok B 15 No 13, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. ”Keduanya terlibat dalam pengiriman 21 WNI untuk bergabung ke jaringan ISIS beberapa waktu lalu,” kata Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono di lokasi.
Unggung menjelaskan, peran Koswara dalam hal ini adalah fasilitator. ”Dia yang membiayai perjalanan para calon pengikut ISIS ke Syria,” katanya. Sementara itu, Furqon bertugas mengunggah video kegiatan jaringan ISIS di internet dan menyebarluaskan ancaman melalui pesan singkat ke nomor pengguna provider. ”Furqon merupakan residivis teroris asal Bima, Nusa Tenggara Barat. Dia sudah kami incar,” ucapnya.
Dalam penggeledahan di rumah milik EK tersebut, polisi menemukan barang bukti berupa 5 unit laptop, 10 unit telepon genggam, buku-buku berisi jihad, seragam doreng, dan senjata laras panjang mainan. ”Kami juga menyita empat paspor yang hendak digunakan Koswara bersama istri dan kedua anaknya. Rencananya paspor itu digunakan ke Turki dalam waktu dekat,” jelas Unggung.
Sementara itu, kediaman Aprianul Hendri alias Mul yang diringkus Sabtu malam (21/3) sepi penghuni, setelah tim Densus 88 Antiteror membawa istri dan anak Mul kemarin sore.
Kondisi rumah bercat merah jambu di kompleks Perdana Residence, Petukangan Selatan, Jakarta Selatan, tidak seperti rumah lainnya. Setiap daun jendela ditutup bahan berwarna hitam dengan corak bunga. Pekarangannya ditumbuhi ilalang yang meninggi seperti sengaja tidak dipotong. Meski rumah sudah tidak berpenghuni, di garasi masih terparkir sebuah mobil Honda Stream dengan nomor polisi B 1159 CG.
Banyak warga sekitar yang tidak mengetahui bahwa rumah di Jalan Perdana Blok B No 3 itu ditempati terduga partisipan ISIS. Demi keamanan, kepolisian telah memagari rumah dengan garis dilarang melintas.
Menurut Ketua RT 007 Hidayat, Mul dan keluarganya baru pindah ke rumah tersebut pada 15 Januari 2015. Bahkan, Mul belum sempat memberikan kartu keluarga atau dokumen identitas lain sebagaimana lazimnya pendatang baru.
Di bagian lain, Kabagpenum Divhumas Mabes Polri AKBP Rikwanto menjelaskan, lima terduga anggota ISIS itu memiliki peran-peran tersendiri. MF diduga terlibat sebagai pelaksana dalam pembinaan, pengarahan, hingga perekrutan simpatisan ISIS. ”Dia ini yang memberangkatkan WNI ke ISIS,” jelasnya.
Bahkan, MF juga menjadi inisiator pengumpulan dan penyalur dana untuk kegiatan ISIS di Indonesia. Melalui sebuah kelompok yang bernama Forum Aktivis Syariat Islam (Faksi), MF bisa mengumpulkan dana untuk berbagai aktivitas tersebut. Namun, belum diketahui siapa saja pihak yang menjadi donatur untuk kegiatan ISIS tersebut. ”Ini yang sedang didalami,” paparnya.
Peran MF tidak berhenti di situ. Selain merekrut dan mengumpulkan dana, dia memiliki website www.al-mustaqbal.net. Situs tersebut memuat informasi yang menyebarkan kebencian dan ajakan untuk bergabung dengan ISIS. ”Ini salah satu situs yang berafiliasi dengan ISIS,” jelasnya.
Bahkan, Polri menduga, di situs tersebut video pelatihan militer yang dilakukan anak-anak Indonesia kali pertama muncul. ”MF ini juga diduga merupakan salah satu pembuat video tersebut, yang merekam dan memublikasikan video yang menebarkan ancaman tersebut,” terang mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya itu.
Akibatnya, MF akan dijerat dengan Undang-Undang (UU) No 15/2003 tentang Pemberantasan Teror, UU No 9/2013 tentang Pemberantasan Pendanaan Teror, serta UU No 8/2011 tentang ITE. Bahkan, pasal soal makar bisa diterapkan. ”Yang jelas, semuanya masih didalami,” paparnya.
Untuk empat terduga anggota ISIS lainnya, Rikwanto mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami peran setiap anggota. Namun, yang pasti, dari empat rumah tersebut, dipastikan ada sejumlah barang bukti yang disita. Di antaranya, 9 handphone, uang tunai Rp 8 juta, uang tunai USD 5.300, dokumen berupa paspor dan tiket pesawat, serta laptop dan hard disk eksternal. ”Dengan bukti ini, dapat dilihat seberapa jauh keterlibatan mereka,” terangnya.
Terkait langkah tegas Densus 88, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mendukung sepenuhnya. ”Sudah saatnya kita ambil kebijakan dan langkah tegas,” kata Marciano.
Termasuk, lanjut dia, para WNI yang berangkat Syria dan terbukti bergabung dengan kelompok radikal bersenjata itu. Bahkan, kalau perlu dan dimungkinkan secara aturan, langkah pencabutan kewarganegaraan bisa saja diterapkan. ”Apalagi kepada mereka-mereka yang sudah jelas-jelas terlibat,” tandasnya.
Khusus kepada 16 WNI yang tertangkap di Turki ketika hendak menyeberang ke Syria, Marciano mengungkapkan, sebagian akan segera dideportasi. Dua belas orang bakal dipulangkan ke Indonesia. Pendeportasian empat sisanya terpaksa ditunda karena ada salah seorang yang belum memungkinkan untuk melakukan perjalanan udara lantaran hamil tua.
”Yang 12 sekitar dua sampai tiga hari lagi. Sedangkan yang lain masih menunggu satu yang usia kandungan mau melahirkan,” jelasnya.
Di sisi lain, upaya memutuskan hubungan ISIS dan WNI baik di dalam maupun luar negeri memang butuh aturan tetap lewat perpu. Namun, hal tersebut dinilai tidak menjadi alasan untuk melakukan langkah gegabah. Pasalnya, isu mengenai penanggulangan WNI yang bergabung ISIS cukup sensitif.
”Tindakan tegas seperti pencabutan status WNI memang wajib masuk di perpu di pemerintah. Tapi, harus ada standar tegas tentang siapa saja yang bisa dihukum seperti itu,” ujar guru besar hubungan internasional Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah.
Dia mencontohkan WNI yang memang menghilang ke negara konflik namun dengan tujuan menjadi TKI atau sekadar relawan. Bisa berbahaya jika WNI itu tiba-tiba tidak punya kewarganegaraan, padahal tak melakukan pengkhianatan terhadap negara. Karena itu, pemerintah harus membahas perpu secara matang. ”Pembahasan drafnya harus melibatkan semua lapisan masyarakat. Dari akademisi sampai kaum ulama,” jelasnya.
Jika pemerintah terburu-buru, wanti-wanti dia, pelaksanaan perpu tersebut bisa menjadi hal yang tak diterima masyarakat. Dia pun berharap pemerintah fokus dalam upaya preventif WNI yang ingin berangkat ke negara konflik. Misalnya, memperketat aparat pembinaan di tingkat kecamatan. Juga, memberi Badan Intelijen Negara kewenangan dalam mengawasi komunitas-komunitas mencurigakan di Indonesia.
”Itu juga harus diterapkan ke WNI yang sudah di luar negeri. Jangan sampai mahasiswa Indonesia dan TKI ikut terpengaruh paham radikal. Karena itu, intelijen Indonesia perlu mengumpulkan informasi dari badan intelijen negara lain,” terangnya. (idr/dyn/bil/c10/kim)

Minggu, 22 Maret 2015

Download Windows 7 Ultimate 32 & 64 Bit Free Full version + Serial Number



Download Setup File From Downloader (100% Working Link)

Download Windows 7 Ultimate 32 & 64 Bit Free Full version + Serail Number
Download Windows 7 Ultimate 32 & 64 Bit Free Full version Windows 7 Ultimate adalah Sistem Operasi Keluaran Microsoft yang di luncurkan pada tahun 2007 lalu ini adalah pengembangan dari Produk Windows yang gagal, yaitu Windows Vista. Dengan adanya Windows 7 ini bisa disebutkan sebagai Penyempurna dari Windows XP yang banyak Bug nya sehingga dapat terjadi Error dan Virus dimana – mana. dengan adanya windows 7 ini kalian dapat menginstall komputer nya dengan gampang dan memakainya gampang, dan Windows 7 ini sedikit kebal Dari Windows XP. karna sudah ada Update’an Windows 8 dan sekarang 8.1 jadi semua telah sempurna dan tampilan menjadi Elegan. Windows 7 adalah sistem operasi yang mempunyai banyak Versi, yaitu : Ultimate, Home Premium, Enterprise DLL masih banyak lagi. dan semua itu berbayar dan tidak ada yang gratis :D tapi Admin mempunyai Crack’an nya untuk menjebol serial number biasa disini. Kalian ikuti saja Cara di bawah ini.
ScreenShoot :
Download Windows 7 Ultimate 32 & 64 Bit Free Full version + Serail Number
Download Windows 7 Ultimate 32 & 64 Bit Free Full version + Serail Number
System Reqruitmen :
Minimum
  • 1 gigahertz (GHz) or faster 32-bit (x86) or 64-bit (x64) processor
  • 1 gigabyte (GB) RAM (32-bit) or 2 GB RAM (64-bit)
  • 16 GB available hard disk space (32-bit) or 20 GB (64-bit)
  • DirectX 9 graphics device with WDDM 1.0 or higher driver
Download Link :

Download Windows 7 Ultimate 32 & 64 Bit Free Full version + Serial Number


Share

Kiai Abdul Halim Leuwimunding dan Kesederhanaannya Print


Jumat, 23/01/2015 03:01
Seorang alim dari Jawa Barat yang menjadi salah satu pendiri NU awal. Namanya terabadikan dalam dokumen kepengurusan NU. Setelah jam'iyyah ini didirikan pada 26 Januari 1926, menjabat sebagai Katib Tsani (Katib Awwal dijabat KHWahab Hasbullah). Selain dirinya, semua pengurus NU awal itu adalah tokoh-tokoh Jawa Tengah dan Jawa Timur (termasuk Madura).
Ia juga dipandang sebagai satu-satunya pendiri NU yang saat itu belum memiliki pesantren. Nama Abdul Halim selalu dikaitkan dengan Leuwimunding, untuk membedakan nama Abdul Halim lain yang juga berasal dari daerah yang sama. Abdul Halim yang lain ini adalah pendiri Persyarikatan Ulama yang berpusat di Majalengka.
Abdul Halim Leuwimunding sering dikelirukan dengan Abdul Halim yang menjadi pendiri Persyarikatan Ulama itu. Padahal, keduanya berbeda, meskipun sama-sama pernah ke Makkah dan bahkan hingga saat ini dimajalengka Nama Abdul Halim yang jadi nama jalan dikota hanya tokoh PUI saja.
Leuwimunding adalah nama sebuah desa yang di masa lalu merupakan kawedanan yang membawahi dukuh-dukuh Leuwimunding. Lebak (Leuwikujang), Cirabat (Mirat), dan Cibatur/Nyebrak (Ciparay). Sekarang,Leuwimunding nama kecamatan dengan 14 desa, dan diantaranya Desa Leuwimunding sendiri, yang semuanya berbahasa Sunda kecuali satu desa yang menggunakan Bahasa Jawa, yaitu Desa Patuanan. Secara harfiah, nama Leuwimunding berarti "danau tempat minumnya kerbau", karena di masa lalu,tempat ini adalah hutan yang terdapat danau yang dijadikan tempat minum satwa liar, termasuk kerbau.
Dari Makkah ke Tebuireng
Abdul Halim Leuwimunding dilahirkan pada Juni 1898 dari pasangan Mbah Kedung Wangsagama dan Nyai Santamah. Para buyutnya adalah tokoh-tokoh setempat, yaitu Buyut Kreteg, Buyut Liuh, dan Buyut Kedung Kertagam. Setelah itu, Abdul Halim belajar mengaji di Pesantren Trajaya Majalengka, kemudian meneruskan ke Pesantren Kedungwuni, Majalengka, dan dilanjutkan di Pesantren Kempek, Cirebon.
Sebagaimana tokoh-tokoh di masanya yang berkelana sampai Makkah untuk menuntut ilmu, Abdul Halim juga menempuh hal yang sama. Ini dilakukan ketika ia baru berusia 16 tahun, yaitu pada sekitar tahun 1914.
Sebelumnya dua pamannya telah berada di sana, yaitu H. Ali dan H. Jen. Di Makkah Abdul Halim bertemu dan berkawan baik dengan K.H.Abdul Wahab Hasbullah. Ia kemudian pulang ke tanah asalnya pada 1917, dan satu tahun kemudian ia mencari ilmu di pesantren yang ada di Jawa Timur.
Abdul Halim memutuskan berangkat ke Tebuireng, Jombang, yang saat itu diasuh oleh kiai yang sangat dihormati di seluruh Jawa dan Madura yaitu K.H. Hasyim Asy'ari. Dengan demikian, sejak awal Abdul Halim sudah memiliki jaringan dengan pendiri NU, baik dengan K.H. Abdul Wahab maupun K.H. Hasyim Asy'ari. Abdul Halim kemudian menjadi salah satu peserta diskusi-diskusi dalam perbincangan pendirian NU, dan salah seorang yang hadir dalam pendirian NU pada 31 Januari 1926 atau 16 Rajab 1344 H di Kertopaten, Surabaya. Ia sendiri kemudian mendapat kehormatan untuk menjabat sebagai Katib Tsani dalam kepengurusan NU awal itu.
Selama berguru kepada KH Wahab Hasbullah, Abdul Chalim telah mendarmabhaktikan hidupnya demi perkembangan ilmu di kalangan para santri. Di mana Nahdlatul Wathan merupakan tempat yang sangat baik bagi Abdul Chalim dalam berguru dan menularkan kemampuan ilmiahnya.
Pendekatan ilmiah terhadap masyarakat dengan interaksi sosial keagamaan dalam Nahdlatul Wathan merupakan salah satu sumbangsih KH Abdul halim. Bagi KH Abdul halim pendekatan sosial kepada masyarakat untuk menerapkan kaidah-kaidah keilmuan syariat bagi kehidupan masyarakat menumpakan sebuah terobosan yang sangat urgen dalam menyebarkan konsep-konsep keislaman yang membumi.
Abdul Halim juga memerintah dan mengembangkan NU di Jawa Barat, khususnya sekitar Majalengka, bersama kiai-kiai yang merintis NU di Jawa Barat, seperti K.H. Abbas dan keluarga Pesantren Buntet, K.H. Mas Abdurrahman dan masih banyak lagi yang lain.
Sebagai pendiri NU, Abdul Halim tidak memiliki pesantren, tetapi atas saran K.H. Wahab Hasbullah yang bertemu di Bandung pada 1954, kemudian Abdul Halim mendirikan pusat pendidikan. Baru pada tahu 1963 ia mendirikan dan mengembangkan Madrasah Ibtidaiyyah Nahdlatul Ulama (MI-NU) yang menjadi Madrsah Dinyah pertama di Majalengka. Pada perkembangan selanjutnya, pendidikan ini bertambah dengan Madrasah Tsanawiyah Leuwimunding di bawah payung Yayasan Sabilul Halim.
Sosok yang Sederhana
Selama perjalanannya dalam mengembangkan NU di Jawa barat, ia hanya berbekal dua sarung dan makanan seadanya. Lalu, pada saat menjadi anggota DPR GR tak pernah sedikit pun memakai uang atau fasilitas negara. Bahkan mushola dan mesjid menjadi tempat istirahat di kala perjalanan menuju ibu kota Jakarta.
Tidak hanya berkiprah di dunia pendidikan. Pada tahun 1955 KH Abdul Halim menjadi anggota DPR dari partai NU dari perwakilan Jawa Barat. Sejak saat ini perjuangan KH Abdul halim lebih dititikberatkan pada pemberdayaan warga NU Jawa Barat dengan membentuk berbagai wadah pemberdayaan masyarakat seperti PERTANU (Perkumpulan Petani NU), PERGUNU (Perkumpulan Guru NU) dan pendirian lembaga-lembaga pendidikan NU di Jawa Barat lainnya.
Sang alim ini meninggal dunia pada 11 April 1972 dengan meninggalkan kenangan kesederhanaan hidup dan kesahajaan disemayamkan di sekitar area Gedung MTs Sabilul Chalim Leuwimunding. (Aris Prayuda/Anam)

Kiai Pagar Nusa Alami Pengusiran Saat Ceramah Maulid Nabi


Senin, 23/02/2015 08:31
Jakarta, NU Online
KH Nuril Arifin yang biasa disapa Gus Nuril Pengasuh Pondok Pesantren Soko Tunggal Jakarta yang juga anggota Dewan Khos PSNU Pagar Nusa mengalami "pengusiran" yang dilakukan Habib Ali bin Husein Assegaf Pimpinan Majlis Ta'lim Nurul Habib pada Jum'at malam (20/2) saat sedang menyampaikan ceramah Maulid Nabi Muhammad saw di masjid Assu'ada Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.

Menurut ketua panitia Muhammad Atthiq Murthado, terjadinya "pengusiran" yang dilakukan Habib Ali ini diakibatkan ketidakterimaannya atas ceramah Gus Nuril yang baru beberapa menit berjalan dalam mengupas sejarah Islam tentang wahabi dan penyebaran Islam di Indonesia dari Cina.

“Belum sampai pada inti ceramah, Habib Ali memotong ceramah Gus Nuril lalu mempersilakannya untuk turun dari panggung,” ujar Murtadho.

Murtadho mengungkapkan, sabotase ditengarai sengaja dilakukan oleh kru Nurul Habib, terlihat saat Gus Nuril ceramah, mikrofon yang digunakan volume suaranya disetting kecil, sedangkan mikrofon yang digunakan Habib Ali suaranya keras, namun saat mikrofon yang dipegang Habib Ali diminta panitia, tidak diberikan.

Murtadho menjelaskan, bahwa "sabotase" ceramah dari Gus Nuril bermula dari mengundang Habib Ali bin Husein Assegaf yang harus sepaket dengan sound systemnya yang berbiaya 5 juta.

Diduga ada massa FPI yang memprovokasi acara, itu terdengar ketika Habib Ali berteriak pada massa disebelah panggung. "Massa FPI harap tenang,” teriak Habib. Padahal Murtadho melihat tidak ada yang menggunakan atribut FPI.

Selesai acara, Murtadho dipanggil Habib Ali dan didamprat. "Ente kalau manggil kiai yang cerdas dikit," seloroh Habib Ali.

Karena merasa kiainya diremehkan, Murtadho malah mempertanyakan. “Habib ini habib FPI apa NU,” tanyanya. Ditanya seperti itu, Habib Ali malah tidak mau menjawab dan pergi begitu saja.

Di tingkat nasional, Gus Nuril dikenal sebagai kiai pancasilais karena ceramahnya selalu menekankan pentingnya persaudaraan antar umat beragama dan memberi pengetahuan tentang paham wahabi dan organisasi HTI yang ingin merubah dasar negara Indonesia.

Dia sering berceramah digereja, pura, vihara, dan tempat ibadah umat agama lain demi memberikan pemahaman Islam rahmatan lil 'alamin. Hal inilah yang tidak disukai oleh kalangan kelompok radikal yang memusuhi dakwah Gus Nuril. (Sukma Adi/Fathoni)

Suami di Surga Bagi Perempuan yang Masuk Surga Print


Ahad, 22/03/2015 03:06
Assalamu’alaikum wr. wb. Redaksi bahtsul masail yang saya hormati. Kelak di surga kita akan mendapatkan pasangan kita kembali, dan saya pernah ditanya oleh seseorang perihal seseorang perempuan yang menikah lebih dari satu kali. Bagaimana kelak kalau ia masuk surga, siapa di antara suaminya yang akan menjadi suaminya kelak di surga? Suami yang pertama atau yang kedua, atau yang lainnya? Mohon penjelasannya, kurang lebihnya saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum wr. wb (Ahmad Ghazali/Lampung)

Jawaban
Assalamu’alaikum wr. wb
Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Kelak di surga tidak ada orang yang melajang. Dan kita akan dipertemukan kembali dengan pasangan kita masing-masing sampai anak cucu. Pertemuan kembali keluarga tersebut telah ditegaskan dalam firman Allah swt;
  وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ  
“Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan dengan apa yang dikerjakan” (Q.S. Ath-Thur: 21)
Pertemuan tersebut terlaksana sepanjang mereka adalah orang yang beriman, meskipun terdapat perbedaan dalam amal kebajikan. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat di atas. 
 أَيْ: أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّاتِهِمْ فِي الْمَنْزِلَةِ الرَّفِيعَةِ فِي الْجَنَّةِ وَإِنْ لَمْ يَكُونُوا قَدْ شَارَكُوهُمْ فِي الْأَعْمَالِ بَلْ فِي أَصْلِ الْإِيمَانِ
“Maksudnya, Kami (Allah) pertemukan mereka dengan keluarga anak cucu mereka di tempat yang mulia di dalam surga meskipun mereka tidak sama amal kebajikannya, tetapi lebih karena keimanan” (Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur`an al-Azhim, Mesir-Dar Thayyibah, cet ke-2, 1420 H/1999 M, juz, 3, h. 384)      
Lantas bagaimana jika seorang perempuan pernah menikah berkali-kali dan masuk surga, sedang mantan-mantan suaminya juga masuk surga, siapa di antara mereka yang akan menjadi suaminya di surga? Jawaban atas hal ini adalah bahwa kelak di antara mantan-mantan suaminya yang akan menjdai suaminya di surga adalah yang paling baik akhlaknya.
Jawaban ini diambil dari keterangan yang terdapat dalam kitab al-Fatawa al-Haditsiyyah karya Ibnu hajar al-Haitami. Beliau pernah di tanya dalam soal ini, dan untuk menjawbanya diajukan sebuah hadits yang diriwayatkan ath-Thabarani dari Ummi Salamah ra.
Ummi Salamah ra pernah bertanya kepada  Rasulullah saw tentang perempuan yang seorang perempuan menikah lebih dari satu kali kemudian meninggal dunia dan masuk surga, siapa yang menjadi suaminya di surga? Rasulullah saw pun menjawab, “Sungguh, ia (perempuan) diberi pilihan, kemudian ia akan memilih di antara mereka yang paling baik akhlaknya”.  
وَسُئِلَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : عَمَّنْ تَزَوَّجَتْ أَزْوَاجاً لِمَنْ تَكُونُ لَهُ مِنْهُمْ فِي الْآخِرَةِ ؟ فَأَجَابَ بِقَوْلِهِ أَخْرَجَ الطَّبَرَانِي عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا فِي صِفَةِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَدِيثاً طَوِيلاً وَفِيهِ ( قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ اَلْمَرْأَةُ تَتَزَوَّجُ الزَّوْجَيْنِ وَالثَّلَاثَةَ وَالْأَرْبَعَةَ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ تَمُوتُ فَتَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَيَدْخُلُونَ مَعَهَا مَنْ يَكُونُ زَوْجُهَا مِنْهُمْ ؟ قَالَ  (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):  إِنَّهَا تُخَيَّرُ فَتَخْتَارُ أَحْسَنَهُمْ خُلُقاً
“Ibnu Hajar ra pernah ditanya tentang perempuan yang menikah dengan beberapa orang, kelak di akhirat ia menjadi istri siapa di antara mereka? Kemudian beliau menjawab dengan mangajukan hadits Nabi saw yang panjang yang diriwayatkan ath-Thabari dari Ummi Salamah ra tentang gambaran penduduk surga. Di dalam hadits tersebut terdapat dialog antara Ummi Salamah ra dengan Rasulullah saw; ‘Saya (Ummi Salamah ra) bertanya kepada Rasulullah saw. Wahai Rasulullah, seorang perempuan semasa hidupnya menikah dua kali, tiga kali, atau empat kali kemudian ia meninggal dunia dan masuk surga, sedang mantan-mantan suaminya juga masuk surga bersamanya, siapakah di antara mereka yang menjadi suaminya di surga? Rasulullah saw pun menjawab; ‘Sungguh ia diberi pilihan, kemudian ia akan memilih di antara mereka yang paling baik budi pekertinya” (Lihat, Ibnu Hajar al-Haitsami, al-Fatawa al-Haditsiyyah, Bairut-Dar al-Fikr, tt, h. 36)
Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Saran kami kepada para suami, jadilah suami yang baik bagi istri dan cintailah dengan tulus. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu’alaikum wr. wb

(Mahbub Ma’afi Ramdlan)

JELANG MUKTAMAR KE-33 NU


Muktamar NU Mesti Lebih Peduli Nasib Petani
Ahad, 22/03/2015 08:17
Bandung, NU Online
Pengasuh Pesantren Agribisnis Al-Ittifaq Bandung KH Fuad Affandi berharap Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama pada Agustus nanti menjadi momen bagi para pengurus NU meningkatkan keseriusannya dalam memperhatikan nasib kaum tani.

"Warga Indonesia mayoritas Islam, kaum Nahdliyin juga mayoritas, dan mayoritas penduduk Indonesia juga bergantung pada sektor pertanian. Karena itu tidak ada alasan untuk mengabaikan kaum tani,” ujarnya kepada NU Online di Pesantren Al-Ittifaq, Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/3).

“Sebab dengan memperhatikan kaum tani, otomatis kita memperhatikan warga NU, memperhatikan umat Islam, dan itu artinya juga memberi perhatian terhadap nasib penghuni negara Indonesia," tambahnya.

Kiai yang mendapat banyak penghargaan atas prestasinya dalam perjuangan kaum tani ini berpendapat, pengurus NU harus memiliki pandangan yang maju dalam urusan pertanian. Sektor ini, katanya, sangat pas untuk diperjuangkan karena menopang kemandirian bangsa.

"Petani bercocok tanam itu bukan hanya untuk dimakan petani. Siapa sih yang tidak butuh konsumsi hasil pertanian? Mau pejabat, dosen, ulama, santri, mahasiswa, artis sampai kongklomerat semua makan hasil pertanian. Itu pertanda hasil pertanian paling banyak membawa berkah, membawa kemashalahatan, membawa kebaikan. Bukan hanya keberkahan bagi manusia, tapi juga bagi hewan dan ekologi," jelasnya.

Fuad melihat bahwa selama ini orang gengsi menjadi petani. Menurutnya, hal itu akibat salah persepsi memandang pertanian. "Seolah-olah petani itu melarat, ndeso dan tak berpendidikan. Padahal itu hanya kebetulan saja kebanyakan yang demikian adalah warga yang hidup dalam pertanian, tapi itu bukan kaum tani yang sesunggunnya. Sebab kita harus membedakan buruh tani dengan petani," jelasnya.

Menurut Fuad, cara pandang tentang kehidupan, model bisnis, dan arah usaha kaum tani harus banyak diperbaiki dengan pola pikir yang modern. "Kita ini punya rujukan ayat Allah, dan tauladan rassulullah, tapi sering lupa sunnatullah. Nah, modern itu bagian dari sunnatullah, harus kita baca arahnya, kita ikuti geraknya dengan kesadaran yang cerdas supaya tidak menjadi korban modernisasi."
Mang Haji, demikian panggilan akrabnya, sangat berharap agar kepenguruan NU mendatang banyak melatih kaum santri yang lulus pesantren.

"Ilmu pertanian tidak ada dalam kitab kuning, dan terkadang pula para kiai hanya mampu jadi guru ngaji, tapi tidak mampu jadi guru tani, padahal mereka hidup setiap hari sepanjang hayat bersama kaum tani. Jadi ini salah satu hal yang harus diperbaiki melalui pengetahuan kitab, bacaan maupun kombinasi ilmu terapan. Ilmu dalam amal harus selaras dikembangkan," ujarnya lugas. (Yusuf Makmun/Mahbib)

STISNU Nusantara Luncurkan Program Kuliah Kerja ke Luar Negeri


Ahad, 22/03/2015 10:04
Tangerang, NU Online
Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Banten, menandatangani nota kerja sama (MoU) dengan Akademi Manajemen Ilmu Komputer (AMIK) Wahana Mandiri dan PT Dharma Karya Raharja (DKR), Sabtu (21/3).

Dari MoU yang digelar di kampus setempat itu, STISNU Nusantara meluncurkan Program Syariah Virtual dan Program Kuliah Kerja (K2) Keluar Negeri. Dalam kesempatan tersebut perguruan tinggi rintisan ulama NU itu juga meresmikan program Beasiswa Awal Studi Santri Kuliah.

Ketua STISNU Nusantara H A Baijuri Khotib mengatakan, alumni atau calon mahasiswa STISNU tidak usah khawatir dan takut tidak bisa bekerja di perusahaan.  PT Dharma Karya Raharja (DKR) siap menampung alumni STISNU yang berniat mengembangkan sumber daya dan perekonomian di luar negeri.

“Apalagi PT. DKR, AMIK WM (Wahana Mandiri), dan STISNU siap membuka jalan untuk bisa melanjutkan studi di Korea, Malaysia, Jepang, Taiwan, dan Singapura. Insya Allah, kuliah di kampus NU berlimpah keberkahan dan karomah dari para Ulama,” katanya.

Baijuri menjelaskan, program syariah virtual dalam rangka memberikan stimulan bahwa ilmu syariah tidak hanya melulu berkaitan dengan kitab kuning, atau dunia pesantren saja. Sebab itu, dengan konsep virtual syariah dapat diterima oleh semua elemen dan komunitas muslim nonpesantren.

Sucipto, Direktur AMIK WM menjelaskan bahwa program syariah virtual adalah terobosan dakwah di era global. Dengan itu pihaknya siap bermitra mengembangkan sumber daya manusia dan intelektualitas mahasiswa NU. “Belum lagi, AMIK WM siap jadi faslitator mahasiswa program syariah virtual melanjutkan kulah pasca sarjana di luar negeri, sembari bekerja,” ujarnya.

Suria, Direktur PT Dharma Karya Raharja dalam sambutanya mengaku merasa bangga dengan NU dan pesantren sebagai bagian dari sejarah Indonesia mengusir penjajah. PT Dharma Karya Raharja merasa berkewajiban menampung dan memfasilitasi mahasiswa atau lulusan STISNU bisa kuliah kerja keluar negeri.

“Tentunya, untuk bisa kuliah kerja di luar negeri harus prosedural dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Lebih lebih, ridho dan keikhlasan orang tua menjadi syarat utama program ini,” ujarnya.

Pada kegiatan ini pula, STISNU Nusantara berkomitmen akan memberikan beasiswa kepada santri melalui program Beasiswa Awal Studi Santri Kuliah (BASSK). Kami berharap ini menjadi stimulan untuk para santri mau melanjutkan studi ke perguruan tinggi di STISNU Nusantara.

“Santri cukup membayar biaya SPP bulan pertama dan jas almamater, selain dari itu mulai dari pendaftaran, propesa, perpustakaan, DPOP dan infaq gedung menjadi tanggungjawab STISNU Nusantara. Insya Allah, lebih mudah dan terjangkau,” tutur Baijuri.

Kegiatan ini dihadiri oleh KH. Edi Djunaedi Nawawi (Mustasyar PCNU Kota Tangerang), KH. A. Basyir Nasuhi (Mustasyar PCNU Kota Tangerang), Agus Purwanto (Sekretaris PCNU Kabupaten Tangerang), perwakilah badan otonom NU Tangerang Raya, Perwakilan Pesantren, dan seluruh mahasiswa STISNU Nusantara. (Red: Mahbib)

Mengikis Fanatisme, Menangkal Radikalisme Print


Ahad, 22/03/2015 11:10
Oleh Misbahul Ulum
Sore itu, Jumat (30/4/1999), terjadi peristiwa kelam nan memilukan bagi warga masyarakat Desa Dongos, Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Generasi yang mengalami dan menyaksikan peristiwa tersebut tetap ingat dalam memori mereka, walaupun senantiasa berusaha untuk menghapus dan melupakan akan kengerian tragedi berdarah.

Saling serang anak bangsa seagama, sesama saudara, tetangga, teman bahkan anak dan orang tua saling melukai satu sama lain. Kaum Nahdliyin berduka, mereka menanggung akibat dari fanatisme buta. Memahami sejengkal saja akan ideologi partai mereka, pandangan partai berazas Islam dan kebangsaan seakan beda agama.

Akibat konflik antar pendukung partai tersebut jatuh 4 korban tewas, 26 korban luka-luka, 16 mobil dan 26 sepeda motor serta 3 rumah hancur dan terbakar (Ahmad Zazeri, 2007). Jatuhnya korban jiwa, kerugian materiil yang mencapai ratusan juta rupiah, serta tak kalah besar adalah traumatik yang ditanggung oleh masyarakat desa di sekitar kejadian (Bugel, Sowan Lor dan Dongos).

Faktor Pemicu Konflik
Tulisan ini tidaklah bertujuan membuka luka lama, membangkitkan kebencian atau bahkan menyulut konflik kembali. Namun peristiwa kelam awal Pemilu multi partai tahap kedua (tahun 1999 setelah orde baru tumbang) yang terjadi di Jepara, seyogyanya menjadi I’tibar atau gambaran dan  pelajaran oleh kaum Nahdliyin di mana pun berada, pada waktu sekarang dan masa yang akan datang. Khususnya, antisipasi sejak dini terhadap pemicu atau faktor yang dapat memunculkan konflik internal kaum Nahdliyin.

Pasca kejadian kelam di Jepara 1999, banyak penelitian ilmiah dilakukan untuk mengkaji konflik tersebut dari berbagai prespektif. Seperti, Suparmin (2000) melihat dari sisi Lembaga Kepolisian dalam penyelesaian konflik antar pendukung partai. Sopuan (2003) mengamati pemecahan masalah konflik dengan pendekatan Bimbingan Konseling Islam, atau Ahmad Zazeri (2007) mengkaji secara sosio-historis kasus kerusuhan sosial berbasis partai tersebut.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa, faktor internal penyebab terjadinya konflik fisik masyarakat yang berafiliasi pada partai adalah sebagai berikut: Fanatisme partai yang ditanamkan tokoh-tokoh agama (da’i); kesalahan pemahaman paradigma Islam sebagai agama dan partai; penghayatan kurang mendalam Ideologi partai Islam dan partai kebangsaan; pemikiran sempit tentang kebebasan demokrasi; basis massa yang sama (Nahdliyin) dan ketidak-netralan pengurus NU; serta kesenjangan ekonomi antara pengusaha sukses yang berafiliasi ke PKB dan pekerja atau kuli yang menjadi mayoritas simpatisan PPP.

Beberapa faktor tersebut tentu tidak berdiri sendiri, faktor eksternal turut memicu konflik pendukung partai. Seperti kurang baik dan tertatanya penyelenggaraan Pemilu oleh KPU saat itu.
Tercatat 195 kasus pelanggaran dan konflik Pemilu di Jawa Tengah pada Pemilu 1999, pelanggaran administratif 25 kasus, tatacara dan tahapan Pemilu 94 kasus, money politic 5 kasus, ketidak-netralan birokrat/ pejabat 8 kasus, 63 kasus pidana Pemilu, 33 diantaranya dapat diselesaikan, 20 ditangani kepolisian dan 10 masuk kemeja pengadilan.

Dari sekian banyak kasus, ada 2 (dua) kasus yang menarik dan sekaligus memperihatinkan yakni konflik di kabupaten Pekalongan d an kabupaten Jepara, di mana keduanya ada penggunaan simbol-simbol agama dalam konflik pendukung partai tersebut, serta terjadi di basis Nahdliyin yang kuat.

Trauma Organisasi dan Upaya Rekonsialisasi
Sebagaimana disebutkan dalam ilustrasi di atas, efek konflik pendukung partai yang sampai sekarang masih terasa oleh kaum Nahdliyin di desa Sowan Lor adalah traumatik.
Masyarakat desa Sowan Lor yang notabene semua pengikut Nahdhotul Ulama’ menanggung berbagai trauma, mulai trauma psikis sampai trauma organisasi. Hal itu sangat terasa dalam perjalanan organisasi NU Ranting Sowan Lor, seperti berhentinya kegiatan rutin Pengajian Idaroh Ranting bertempat di musholla (ada 45 Musholla dan Pondok), terpecahnya tokoh-tokoh agama, bahkan pendirian masjid baru dan lain sebagainya.

Merupakan pekerjaan berat bagi pengurus NU Ranting Sowan Lor untuk memulihkan organisasi, rekonsiliasi antar pendukung yang berbasis Nahdliyin, atau bahkan sekadar menyembuhkan trauma konflik. Namun sekalipun dalam kondisi demikian, segala upaya dan ikhtiyar untuk menghidupkan kembali organisasi Nahdhatul Ulama’ dan kegiatan-kegiatan pendukungnya tetap selalu dilakukan.
Walaupun kejadian konflik telah lama yaitu 16 tahun silam dan berbagai upaya penyatuan telah dilakukan sejak pasca konflik, namun luka sejarah yang tergores belum juga sepenuhnya pulih secara total.

K.H.Nursalim Muhammad sebagai Ketua Tanfidiyah NU Ranting Sowan Lor mengutarakan, bahwa pengurus NU tetap berupaya melakukan pendekatan pada semua pihak untuk bersama-sama menghidupi organisasi.
Dia menceritakan bagaimana sikap masyarakat terhadap organisasi NU, bahkan sampai sekarangpun sekadar mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat dalam satu majlis atau forum adalah perkara yang tidak mudah.

Sebagai contoh dalam persiapan kegiatan Pengajian Kliwonan NU MWC Kedung yang kebetulan akan diselenggarakan di Ranting Sowan Lor 25 Maret 2015, Pengurus NU mengirim  65 undangan yang disebar kepada tokoh agama, kiai musholla dan pondok, Anshor, Muslimat, Fatayat dan IPNU-IPPNU. Akan tetapi hanya dihadiri oleh 10 orang saja.

Kiai yang juga Ketua Panti Asuhan Daarul Aitam tersebut tetap bersemangat, karena ia yakin suatu saat Organisasi NU akan kembali semarak, sebab penduduk desa Sowan Lor tetap sebagai Nahdliyin yang kuat. Hanya mereka trauma aktif dalam Organisasi NU, bahkan sebatas duduk bersama dalam satu majlis.

Kekawatiran berlebihan untuk aktif secara organisasi oleh masyarakat Sowan Lor tidak serta merta melunturkan tradisi dan amaliyyah kaum Nahdliyin, karena pada dasarnya mereka tetap pengikut setia Nahdhotul Ulama’, yang terus menjaga tradisi dan memegang teguh faham organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.

Pemerintah Desa Sowan Lor sebagai Umaro’ bersama kiai sebagai Ulama’ menjadi kunci sukses upaya-upaya penyembuhan trauma tersebut, sebagai contoh Pengajian Idaroh yang sebelum konflik antar pendudukung partai berlabel Pengajian Idaroh NU Ranting Sowan Lor, demi menjaga tradisi Nahdliyin akan majlis ta’lim dan mencegah gesekan fanatisme partai, kegiatan berganti nama menjadi Pengajian Idaroh Ahad Pon Desa Sowan Lor.

Kegiatan tersebut sepenuhnya mendapat dukungan dari pemerintah desa bahkan sampai pada pengadaan biaya operasional seperti bantuan dana, transportasi untuk memobilisasi jama’ah dan kehadiran Petinggi desa Sowan Lor pada setiap pelaksanaan pengajian.

Hariyanto selaku Petinggi Desa Sowan Lor menekankan, bahwa kegiatan Pengajian Idaroh Ahad Pon adalah program umat Islam, bukan program desa. Sehingga demi kerukunan umat Islam, seyogyanya seluruh warga desa yang adalah semua beragama Islam untuk mengikuti dan turut serta. Hal itu sebagaimana ia sampaikan dalam sambutan pada acara Pengajian Idaroh Ahad Pon, bertempat di Pondok Tamrinul Huda (Sabtu, 14/03/2015).

Pemerintah Desa Sowan Lor juga berperan dalam menyatukan tokoh-tokoh agama, karena mereka berkepentingan pada pencegahan konflik horizontal di tingkat grassroot yang berbasis fanatisme.
Masjid baru yang dibangun sebagai akibat dari efek konflik partai ditetapkan oleh petinggi sebagai masjid desa, pengurus dan tokoh pemuka yang menjadi Khotib di kedua masjid tersebut diangkat menjadi Kiai Desa dan bergilir menjadi khotib.

Penetapan ini tentu wujud upaya menghapus streotip/ cap masjid partai yang pada awal pendirian pasca konflik sempat tersemat pada salah satu masjid tersebut, dan lambat laun streotip tersebut mulai hilang walaupun tidak sepenuhnya terhapus.

Memantapkan Empat Sikap Karakteristik Aswaja
Fanatisme terbukti menjadi faktor utama munculnya konflik internal kaum Nahdliyin, tentu ini menjadi cambuk bagi Organisasi Nahdhatul Ulama’ untuk menanamkan pada pengikutnya akan sikap tasamuh atau toleransi sebagai pandangan hidup.

Bahaya lain akan fanatisme juga menjadi cikal bakal lahirnya radikalisme (mudah mengkafirkan dan mem-bid’ahkan, cepat men-justment orang yang tidak sependapat dll.) yang tentunya tidak sejalan dengan pandangan moderat atau tawasuth Nahdhatul Ulama’.

Untuk menghilangkan traumatik dan mengkikis habis fanatisme buta dengan pandangan ekstrim (radikalisme), maka wajib ditanamkan pada seluruh warga pengikut Nahdhatul Ulama’ akan karakteristik Ahlussunah wal Jama’ah (Aswaja).

Empat sikap Aswaja tersebut yaitu, pertama sikap toleran (tasamuh). Kaum Nahdliyin harus memiliki sikap toleransi terhadap perbedaan pandangan dalam masalah keagamaan (terutama masalah furu’ dan khilafiyyah), masalah politik, kemasyarakatan dan kebudayaan.

Sikap menghormati pendapat dan pandangan yang beda, serta memahami perpedaan sebagai rahmah merupakan langkah prefentif dalam menekan munculnya kefanatikan. Bahkan, fanatime perorangan terhadap kebenaran pendapat yang dianut.

Kaum Nahdliyin harus dibiasakan menghadapi lingkungan yang beragam, mulai dari berbeda agama, madzhab fiqih, macam organisasi, beda pendapat, tradisi dan budaya, serta warna kaos partai dalam berpolitik.

Kedua, sikap tawasuth dan i'tidal yaitu sikap tengah-tengah yang menitikberatkan pada prinsip hidup menjunjung tinggi berlaku adil dan lurus dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga akan selalu bersikap membangun serta menghindari bentuk pendekatan yang bersifat ekstrim.

Fanatik buta pada keyakinan kebenaran pendapat akan memunculkan sikap ekstrim atau radikal terhadap selainnya, perbedaanpun seakan menjadi pemisah yang tidak bisa dipersatukan. Pengucilan, pengasingan, sikap apatis, mengkerdilkan, bahkan meremehkan adalah wujud lain dari radikalisme.
Kaum Nahdliyin seharusnya menjadi masyarakat yang moderat, menyikapi perbedaan dengan seadil-adilnya, menempatkan selisih pendapat pada proporsi yang tepat. Sehingga mereka akan mampu mengakomodir berbagai ragam jenis masyarakat atau anggota dalam berorganisasi, yang selanjutnya dapat menghilangkan anggapan “paling benar sendiri”.

Ketiga, sikap tawazun yaitu seimbang, selaras, serasi dalam berkhidmah kepada Allah SWT, berkhidmah kepada sesama manusia serta kepada lingkungan. Organisasi Nahdhatul Ulama’ yang berkarakter Ahlussunnah Wal Jam’ah tentu harus mampu menyeimbangkan setiap langkah gerak, program, kegiatan dan tradisi organisasi, antara kesalehan individual dan sosial. Amanu wa ‘amilush sholihat.
Kaum Nahdliyin harus sadar pada kewajiban sebagai hamba Allah SWT dengan menjalankan semua syari’at agama, dapat menjadi kholifaullah fil ardh yang bermanfaat pada sesama, serta menjaga lingkungan sebagai tempat atau ladang beramal saleh, ad dunya mazro’atul akhiroh. Sehingga akan tercapai ukhwah basyariyah, ukhwah wathoniyah dan ukhwah nahdhiyyah.

Dan keempat, sikap al amru bil ma’rufi wan nahyu ‘anil munkari yaitu kepekaan untuk mendorong berbuat baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama; serta menolak dan menjegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kehidupan. Kewajiban ber-amar makruf dan nahi munkar merupakan tanggung jawab personal kaum Nahdliyin, tentunya sesuai dengan porsi dan posisi sosial dalam masyarakat.

Ulama’ atau kiai memiliki kewajiban menyampaikan kebenaran (haq) dalam posisi sebagai pewaris para Nabi. Menyebarkan nilai-nilai humanisasi atau kemanusian, perdamaian sebagai landasan keislaman, serta ketauhidan sebagai basice spritual umat. Tidak lupa akan kelantangan dan ketegasan ulama’ dalam menyikapi segala bentuk kemaksiatan dan penyelewengan.

Umara’ yaitu pemimpin pemerintahan mengejawentahkan azas amar ma’ruf nahi munkar ke dalam seluruh kebijakan yang dibuat. Membuat peraturan yang sejalan dengan kebenaran yang didengungkan ulama’, serta mendukung dengan totalitas sesuai kapasitasnya sebagai penguasa wilayah.

Kaum Nahdliyin sebagai jama’ah yang senantiasa mengikuti fatwa ulama’ dan warga dari penguasa wilayah atau umara’, selalu beraktifitas dengan azas kebenaran dan ajaran syari’ah, melaksanakan peraturan pemerintah yang seirama dengan kenaran,  serta membentengi diri dari segala kemunkaran dengan penolakan dalam hati atau inkar bil qolbi.

Empat azas sikap Aswaja di atas jika tertanam dalam setiap pribadi kaum Nahdliyin di Sowan Lor, pasti mampu menghapus traumatik dan menghidupkan kembali ghiroh atau semangat menghidupi organisasi. Sehingga Nahdhotul Ulma’ di Sowan Lor tidak hanya besar secara jam’iyyah saja, tetapi besar secara organisasi pula. Pada akhirnya, kamanfaatan Nahdhotul Ulama’ bukan sebatas tradisi dan amaliyyah, namun mampu mensejahterakan kaum Nahdliyin dalam bidang soisal, ekonomi dan politik. Wallahu a’lamu bish showabi…
Komentar(0 komentar)
Space Iklan
625 x 100 Pixel

Ibu Kartini, Tetaplah di Sini


By
on
Liputan6.com, Biak Numfor - Reki Reinold Mambobo tak kuasa lagi bertahan duduk ketika seluruh teman sekelas memintanya maju dan memimpin mereka menyanyi. Dengan senyum malu-malu dan langkah terseret, dia beranjak dari bangku, lalu berdiri agak miring. Berkali-kali dia ubah letak topi merah putihnya sampai pada posisi mendongak.
"Mau nyanyi lagu apa?" Tanya Nasruddin, salah satu peserta program SM-3T di Biak Numfor, Papua.

Reki meminta saran dari teman-temannya dengan berucap lirih," Apa?" Kelas pun ramai karena saling usul. Tak lama, mereka menyepakati sebuah lagu. "Disaksikan" oleh Presiden dan Wakil presiden yang mengapit Garuda Pancasila di atas papan tulis, Reki menyanyi dan seisi kelas turut serta.

Senyum cerah dan tawa gembira galibnya anak-anak sekolah ada juga di kelas 6 SDN Inpres Sawawi, Distrik Warsa. Berada di tengah-tengah mereka, kesenjangan pendidikan atau apa pun serasa tiada. Tapi, tunggu dulu, kesukacitaan itu ternyata tidak selalu. Boleh dikatakan baru hadir bersama kedatangan para sarjana pendidikan yang turut dalam program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia.
"Bapak dan Ibu guru yang baru, baik dan bagus, cara mengajarnya, tara biasa," kata Reki usai menyanyikan lagu "Di Sana Pulauku" itu.

Martin Inarkombu, murid kelas XI-A SMPN 1 Biak Timur, menyampaikan kesan yang sama." Enak, pelajaran olahraga sering di lapangan, tara catat-catat saja yang bikin bosan itu," ujar Martin.
Martinis Rumere, teman sebangku Martin mengangguk setuju." Iyo, betul itu!" tambahnya." Sekarang kami jadi tahu olahraga selain sepakbola," jelas Rumere.

Di distrik yang lain, Oridek, ada kesan dengan pernyataan lebih menghentak. "Pak Guru dan Bu Guru yang baru, kalau mengajar, tara pakai kekerasan. Karena mereka baik, saya mau bantu. Saya ambilkan air kalau Pak Guru atau Bu Guru mau mandi," tutur Andreas Usior, murid kelas XI-A SMPN 3.

Seperti mengamini, Kepala SMPN 3 Oridek Biak Numfor, Hendrik Irarya A.Md.Pd. menyatakan sekolah sangat terbantu oleh kehadiran SM3T.
"Kami hanya punya lima guru. Kami sangat membutuhkan guru Penjas, Bahasa Indonesia, dan Matematika. SM3T tidak sekadar mengisi kekosongan itu. Mereka bekerja dengan rajin. Kesukaan murid-murid tersalurkan, Praktik bermacam-macam olahraga, juga melukis, dan membaca puisi," ujar Hendrik Irarya.
*Nasrudin, peserta SM3T 2011 yang mengajar di SDN Inpres Sawawi, Distrik Warsa dan SMPN 1 Oridek, Kabupaten Biak Numfor, Papua.

Korut Siap Luncurkan Rudal Nuklir Serang Balik AS

By
on
Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara (Korut) dikenal sebagai negara yang menggembar-gemborkan pengembangan nuklir. Duta Besar Korut untuk Inggris Hyun Hak Bong bahkan mengatakan pihaknya saat ini tengah mempersiapkan senjata rudal nuklir.

Kata dia, pihaknya siap meluncurkan rudal nuklir kapan pun bila diserang Amerika Serikat. "Kapan pun itu, jika Amerika Serikat menyerang, maka kita akan menyerang balik," ujar Hyun Hak Bong, seperti dimuat News.com.au, Minggu (22/3/2015).

Namun demikian, utusan Korut yang bermukim sementara di London itu menegaskan bahwa negaranya cinta damai dan tidak pernah menginginkan adanya perang.

"Tapi kami tidak takut bila harus terlibat perang. Ini adalah kebijakan luar negeri kami," ujar Hyun Hak Bong.

Beberapa waktu lalu, Korut sempat melakukan uji coba rudal balistik. Namun gagal. Roket jatuh ke laut.

Meski begitu, sejumlah pihak memperkirakan negara yang kini dipimpin Kim Jong-un itu telah memiliki basis pengembangan nuklir yang memadai.

Menurut lembaga sains dan keamanan internasional yang bermarkas di Washington, Korut saat ini memiliki sekitar 10 hingga 16 senjata nuklir yang dikembangkan dari plutonium. Ada juga senjata nuklir dari uranium.

"Hal ini menunjukkan bahwa Korut memiliki persenjataan yang cukup untuk meluncurkan rudal jarak menengah," demikian pernyataan lembaga tersebut.

PBB sebelumnya memberikan sanksi kepada Korut atas upaya pengembangan nuklir yang dianggap membahayakan keamanan internasional.

Pernyataan Dubes Korut ini muncul setelah Korea Selatan (Korsel) dan AS melanjutkan latihan militer gabungan musim semi, yang dianggap Korut sebagai persiapan untuk menghancurkan mereka.

Namun demikian, Korsel dan AS menegaskan bahwa latihan bersama itu hanya merupakan 'langkah defensif' untuk mengantisipasi jika ada serangan dari luar.

Selama ini, Negeri Paman Sam telah mengerahkan sekitar 28.500 tentara di Korsel untuk bersiaga adanya serangan di kawasan Asia. (Riz)