Sabtu, 20 Desember 2014

Delapan Bocah Serumah Dihabisi

Pelaku dan Motif Masih Misterius
20/12/14, 05:20 WIB
SHOCK BERAT: Para tetangga dan warga kota yang bersimpati atas tragedi kemanusiaan itu meletakkan bunga dan boneka di dekat rumah para korban. (Twitter)
CAIRNS – Benar-benar sadis aksi pembunuh di Kota Cairns, Queensland, Australia, Jumat (19/12). Delapan anak yang berusia 18 bulan hingga 15 tahun ditusuk dan dicekik hingga tewas di dalam satu rumah. Sang ibu juga terluka parah karena ditusuk di dada. Tujuh di antara para korban itu bersaudara kandung, sedangkan seorang lagi masih memiliki hubungan kekerabatan.
’’Berita (pembunuhan) dari Cairns ini sungguh menyayat hati. Semua orang tua akan merasakan duka yang mendalam atas apa yang terjadi. Ini adalah kejahatan yang tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata,’’ ujar Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott.
Lisa Thaiday, sepupu dari ibu ketujuh korban, menangis pilu di lokasi kejadian. Dia menuturkan, yang pertama tiba di lokasi kejadian adalah saudara para korban. Pria yang hanya disebutkan berusia 20 tahun itu baru bepergian dan turun dari bus. Begitu membuka pintu rumah, dia melihat ibu dan tujuh saudara kandungnya berlumuran darah. Dia lantas melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
’’Saya tidak bisa percaya ini, mereka (korban, Red) hanya anak-anak,’’ ujar Thaiday.
Kepolisian Kota Cairns membenarkan bahwa mereka datang setelah mendapat panggilan tentang adanya perempuan yang terluka parah. Begitu sampai di lokasi kejadian, mereka menemukan delapan tubuh anak yang tidak bernyawa. Hingga kemarin, mereka belum menemukan tersangka maupun motif pembunuhan.
’’Pada tahap ini, kami belum bisa memberikan nama tersangka maupun ciri-cirinya,’’ ujar koordinator kasus kejahatan Cairns Detektif Bruno Asnicar.
Menurut dia, saat ini mereka mencari orang-orang yang berhubungan dengan para korban selama dua hingga tiga hari ini. Keberadaan ayah tiri korban yang tinggal di rumah tersebut saat ini belum diketahui. Polisi juga belum menetapkannya sebagai tersangka. Meski begitu, polisi meminta masyarakat tidak khawatir karena mereka akan tetap bersiaga untuk menemukan tersangka. ’’Situasinya terkontrol dengan baik saat ini,’’ ujar Asnicar.
Dia juga tidak mau berkomentar banyak terkait dengan penyebab pasti kematian delapan korban itu. Menurut dia, masih terlalu dini untuk menjelaskan rangkaian peristiwa pembunuhan tersebut. Sebab, tim forensik masih mengumpulkan data di lokasi kejadian. Meski begitu, dia tidak percaya bahwa kasus itu dilakukan pembunuh berantai. Polisi berencana menanyai ibu para korban yang kini terbaring di rumah sakit. Tidak tertutup kemungkinan justru dialah tersangkanya.
Patricia Birch, tetangga korban, mendengar keributan di rumah korban sekitar pukul 10.00. Namun, dia tidak mengetahui penyebab keributan tersebut. ’’Mereka (keluarga korban, Red) tidak pernah mengganggu kami. Mereka sangat baik,’’ ujarnya.
Di Kota Cairns, mayoritas penduduknya adalah warga pribumi alias suku aborigin. Hampir seluruh penduduk memiliki hubungan kekeluargaan. Kasus pembunuhan itu membuat seluruh warga berduka. Sebab, selain mereka satu suku dan memiliki hubungan kekerabatan, ibu korban terkenal sebagai perempuan yang sangat protektif dan mencintai anak-anaknya. Rangkaian bunga dan boneka yang merupakan ungkapan belasungkawa kemarin berjajar di depan rumah korban.

0 komentar:

Posting Komentar