Rabu, 10 Desember 2014

FOKUS: Mengkaji Kepantasan Liverpool Di Pentas Liga Champions

Liverpool boleh menawan musim lalu, tapi mereka gagal menjawab ekspektasi.Kegagalan di Liga Champions pun memicu tanda tanya soal kepantasan mereka berlaga di kasta tertinggi Eropa


Terpeleset dalam perebutan juara Liga Primer Inggris, kehilangan Luis Suarez, dan sekarang tersingkir dari fase grup Liga Champions. Di tengah kejatuhan Liverpool ini, kiranya menarik untuk mengkaji kepantasan mereka berada di Liga Champions. Sekaligus melihat, apa yang tersisa dari Liverpool?
Seperti telah diketahui, The Reds kembali ke turnamen paling bergengsi di antara klub-klub Eropa. Ekspektasi pun meninggi, tapi setengah tahun ini mereka gagal menjawabnya. Sebagai penutup, mereka tersingkir dari fase grup setelah ditahan imbang 1-1 oleh Basel, laga yang seharusnya mereka menangkan.
Mereka tak bisa beralasan lagi. Kartu merah yang diterima oleh Lazar Markovic memang terlampau keras. Absennya Daniel Sturridge dan Mario Balotelli karena cedera juga mengurangi opsi penyerangan mereka.
Namun laga penutup Grup B semalam menunjukkan hal yang lebih menyedihkan, pasukan Brendan Rodgers baru menunjukkan hasrat kemenangan di sisa 15 menit. Ya, mereka harus menunggu 75 menit untuk menunjukkan bahwa mereka adalah juara Liga Champions lima kali dan saat itu semua sudah terlambat.
Tendangan bebas cantik Steven Gerrard di menit 81 memberikan harapan bagi mereka dan taktik bola panjang cukup untuk membuat Basel kepayahan. Tapi Liverpool tak bisa terus bergantung pada sang kapten untuk mencetak gol, Gerrard tak bisa terus menerus menyelamatkan mereka, apalagi di 10 menit terakhir.

Statistik Pertandingan — Statistik Tim

Liverpoolv.FC Basel
  • Penyerangan

    Gol
    LiverpoolPerbandinganFC Basel
    150%50%1
    Jumlah Tembakan
    LiverpoolPerbandinganFC Basel
    1648.5%51.5%17
    Tembakan On Target
    LiverpoolPerbandinganFC Basel
    555.6%44.4%4
    Tembakan Diblok
    LiverpoolPerbandinganFC Basel
    225%75%6
    Tembakan dari luar kotak
    LiverpoolPerbandinganFC Basel
    1047.6%52.4%11
    Tembakan dari dalam kotak
    LiverpoolPerbandinganFC Basel
    650%50%6
    Akurasi Tembakan (tidak termasuk tembakan yang diblok)
    LiverpoolPerbandinganFC Basel
    35.7%49.5%50.5%36.4%
“Tidak [Liverpool tidak pantas lolos]. Kami tersingkir dari kompetisi ini bukan karena performa kami malam ini. Kami tersingkir karena main buruk di kandang Basel. Di laga sebelumnya, kami kebobolan satu gol konyol di menit tambahan. Anda seharusnya bisa lolos setelah melakoni enam laga dan sayangnya kami tidak cukup pantas,” ujar sang kapten seusai laga.
Seperti kata Gerrard, Liverpool tidak pantas lolos ke fase gugur dan -mungkin- mereka belum layak berlaga kembali di Liga Champions. Gerrard dkk mengawali comeback mereka di Liga Champions dengan kemenangan 2-1 atas Ludogorets Razgrad, tapi bukan sebuah kemenangan yang meyakinkan. Menghadapi klub yang berbeda kasta, mereka tampak kepayahan dan gol kemenangan mereka pun tercipta dari titik putih.
Penegasan atas kepayahan mereka terjadi di Basel dua pekan setelahnya. Dengan susunan pemain terbaiknya, Liverpool harus tunduk pada Basel walau tampil sebagai unggulan.
Rentetan hasil buruk terus menerpa seiring hilangnya permainan mengagumkan mereka musim lalu. Dua pertemuan dengan Real Madrid berakhir dengan kekalahan memalukan dan laga di Santiago Bernabeu makin mengundang orang-orang untuk mempertanyakan kepantasan Liverpool di Liga Champions.
Rodgers menurunkan tim lapis kedua saat itu – guna menyimpan tenaga kontra Chelsea tiga hari setelahnya – dan beruntung hanya kalah 1-0. The Reds tak menunjukkan bahwa mereka adalah juara Eropa lima kali. Mereka tak menunjukkan adanya niat untuk menang dan tentunya banyak yang dibuat kesal dengan keputusan Rodgers itu. Hasil imbang dengan Basel bukanlah satu-satunya faktor kegagalan mereka di kancah termahsyur Eropa.

Statistik Tim — Liverpool

  • Umum

    Pertandingan Bermain
    6
    Penguasaan Rata-rata
    50%
    50%
    Duel Menang
    50%
    50%
    Kemenangan Duel Udara
    62,4%
    62.4%
    Offside
    24
Nama Luis Suarez kembali mencuat ke permukaan. Mungkin tak akan ada yang membayangkan, perjalanan tanpa Suarez ternyata bisa seburuk ini bagi laskar Anfield. Lubang yang ditinggalkan oleh Suarez ternyata  tak sekadar ada di permasalahan mencetak gol, tetapi di seluruh sektor permainan tim.
Sejak Suarez terbang ke Barcelona, intensitas permainan Liverpool menurun, determinasi di atas lapangan sering tak terlihat. Tak ada sosok seperti Suarez yang sungguh-sungguh ingin menang dan mewujudkannya dalam usaha keras. Ketika bola Suarez direbut, ia akan langsung mengejarnya, tapi dalam laga semalam, siapa pemain yang berusaha mengambil kembali bola yang direbut?
Mari kita putar ulang memori tentang permainan Liverpool di musim lalu. Lalu, kita bandingkan dengan performa tanpa Suarez musim ini. Kasarnya, Luis Suarez adalah pihak yang pantas berlaga di Liga Champions, bukan Liverpool.
Sejarah apik selalu menaungi Liverpool, tak terkecuali jelang laga imbang 1-1 semalam. Banyak orang membicarakan kilas balik kemenangan atas Olympiakos 10 tahun lalu. Namun sejarah itu tak berlaku di masa ini. Tak terwujud dan sekarang mereka akan berlaga di Europa League, turnamen yang mungkin lebih pantas mereka kunjungi karena berisi dengan tim yang lebih selevel.
Liverpool harus mengakui, mereka adalah tim buruk yang nyaris tak punya kesempatan untuk bangkit. Tersingkirnya mereka dari Liga Champions jadi bukti yang gamblang. Bursa transfer musim dingin adalah satu-satunya kesempatan mereka untuk bangkit dan mengklaim kembali posisi empat besar. Namun, belanja di musim dingin lebih sering menghasilkan buah pahit ketimbang manis.

0 komentar:

Posting Komentar